22

50 7 2
                                    

Seorang gadis masih bermalas-malasan di balik selimutnya. Rasanya malas untuk beranjak dari tempat tidur di musim hujan seperti saat ini.
Apalagi di hari Sabtu, rasanya benar-benar malas untuk ke sekolah.

Gadis beruang itu pun melihat ponselnya, jam menunjukkan pukul 6.00. Ia harus memaksakan dirinya untuk beranjak saat ini juga.

"Ah, rasanya malas ke sekolah. Nini masih marah gak yah? Nini jemput Seulgi gak yah? Aaaah..." Seulgi bermonolog sambil mengacak-acak rambutnya berjalan menuju kamar mandi.

Ya.. Jongin masih marah pada Seulgi walau sebenarnya ia tahu Seulgi tidak bersalah.
Sahabatnya itu terlalu baik pada orang lain bahkan ia tidak sadar bahwa hal itu membuat Jongin sangat cemburu pada Jaehyun kemarin.

Walaupun marah, Jongin tetap menjemput Seulgi agar dapat berangkat sekolah bersama.
Ya, dia sudah menunggu Seulgi di ruang tamu sejak pukul 6.15 seperti biasanya.

Sekarang sudah pukul 6.25, Seulgi baru selesai mandi dan berpakaian.

"Eh? Nini jemput?" Seulgi menemukan sosok sahabat tersayangnya sedang melihat ponselnya dengan serius. Entah apa yang ia lakukan.
Seulgi tidak menyangka bahwa Jongin akan menjemputnya, mengingat ia sedang marah pada Seulgi dan tidak mengajaknya bicara.

"Ah iya iya Nini kan gamau ngomong sama Seulgi. Yaudah ayo berangkat!" Ucap Seulgi dengan raut wajah kesal.
Tapi wajah kesalnya itu tetap terlihat imut di mata Jongin. Ah, rasanya ia ingin mencubit pipi chubby Seulgi dengan ekspresi kesalnya seperti itu.

Keheningan merajai perjalanan mereka menuju sekolah. Jongin yang fokus menyetir, dan Seulgi yang sedari tadi memandang jalanan di jendela.

"Mungkin Nini nanti ada kelas tambahan lagi. Kalau ada perlu atau ada kepentingan lain Seulgi harus kabarin Nini!" Ucap Jongin sesampainya di parkiran sekolah.

"Iya... Nini udah maafin Seulgi?" Tanya Seulgi memandang Jongin.

"Seulgi gak salah. Nini aja yang kekanakan. Udah sana bentar lagi bel!"

"Makasih Nini!" Seulgi memeluk Jongin singkat dan segera berlari menuju kelasnya.

Melihat wajah sumringah Seulgi yang berjalan menuju bangkunya itu menaruh iri dalam diri Taeyong. Ia tahu itu pasti karena sahabat Seulgi yang tak lain adalah senior Jongin.

Sama halnya dengan Jaehyun yang kini menaruh perhatian pada Seulgi semenjak pertemuan mereka di acara orangtua mereka. Awalnya ia hanya menuruti permintaan orangtua mereka, namun lama kelamaan Jaehyun melihat sisi asli dari Seulgi. Tidak... Bukan Seulgi yang kaya raya, tapi Seulgi yang ingin tulus berteman dengan siapapun tanpa memandang status sosialnya.

"Senyam senyum Seul... Seneng banget kayaknya?" Tanya Jaehyun penasaran.

Lagi-lagi... Taeyong kalah cepat dengan Jaehyun.

"Ah... Iya Jaehyun." Ucap Seulgi tersenyum lalu berbalik kembali ke depan.

Taeyong melirik Jaehyun sedikit kesal, sejak kemarin ia merasa curiga dengan sikap Jaehyun yang mulai akrab dengan Seulgi.
Ia juga kesal pada dirinya sendiri kenapa sulit untuk akrab kembali pada Seulgi seperti dulu.

Setelah 4 jam pelajaran pertama dan kedua usai bel istirahat pun akhirnya berdering. Para siswa tentu saja bergegas menuju kantin untuk makan siang atau hanya sekedar bersenda gurau.

"Seul, mau ke kantin bareng?" Tawar Jaehyun pada Seulgi.

"Hm? Berdua?" Tanya Seulgi bingung.

"Berdua boleh. Bareng Taeyong, Doyoung Johnny juga boleh." Jawab Jaehyun tersenyum.

"Em... Yaudah berlima aja. Tunggu Doyoung sama Johnny." Seulgi tersenyum tulus.

Kini ia tak ingin lagi peduli dengan perkataan orang-orang yang menilainya buruk. Ia hanya ingin berteman dengan siapa yang ingin mengajaknya berteman dengan tulus.
Saat ini ia hanya perlu menjaga perasaan Jongin yang merupakan teman kecilnya yang juga spesial.

Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang