6

146 32 3
                                    

Seulgi pun tiba di halte tempat ia menunggu sang kakak menjemput. Sebenarnya, rumahnya sudah cukup dekat dari halte, namun Kang Suho tak membiarkan adik perempuannya untuk pulang berjalan kaki.

 Sebenarnya, rumahnya sudah cukup dekat dari halte, namun Kang Suho tak membiarkan adik perempuannya untuk pulang berjalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh! Lama banget. Cepetan!" Panggil Suho saat Seulgi baru saja turun dari bus.

"Maaf Oppa sayang." Seulgi segera menghampiri Suho sambil tersenyum.

"Senyam senyum, ayo naik! Jelasin tadi kamu di rumah siapa?" Tanya Suho penuh curiga setelah mendengar suara lelaki saat menelpon dengan adiknya.

"Teman! Kan sudah kubilang teman, dia salah satu teman kelasku." Jawab Seulgi.

"Sejak kapan kau punya teman selain Nini? Mencurigakan."

"Nini bukan teman biasa, dia berbeda, dia sahabatku! Entahlah. Sejujurnya Aku juga tidak mengerti orang satu ini."
Ucap Seulgi acuh.

"Ya! Aku serius. Mau ku lapor dengan Ibu baru tahu rasa kau." Ancam Suho.

"Oppa! Kalau begitu kita mampir di cafe? Yah yah? Aku ceritakan." Bujuk Seulgi.

"Nah gitu dong bear."

"Ish!"

Mereka berdua pun mampir di sebuah cafe sebelum pulang ke rumah.

Seulgi sangat dekat dengan kakaknya, begitu pun sebaliknya. Mereka saling menyayangi, bahkan Suho sangat memperhatikan adik perempuannya ini.

Ia harus tahu apa yang terjadi pada adiknya.
Itulah mengapa ia yang ingin menjemput adiknya sendiri setelah pulang sekolah, walau Seulgi sedikit keras kepala karena ingin menggunakan bus ke sekolah ataupun pulang dari sekolah.

Bahkan seorang Suho sangat marah saat tahu bahwa Seulgi jadi bahan rundungan di sekolah.

Suho tidak marah pada mereka yang merundung adiknya. Tapi ia marah pada adiknya sendiri karena penampilannya.
Ia tahu betul, adiknya dirundung karena melihat penampilan sang adik.

Ia bingung mengapa sang adik melakukan hal itu?

Namun, Seulgi terus menjelaskan padanya hingga akhirnya Suho membiarkan adiknya bebas melakukan apa saja yang ia mau.

"Hah? Kau pacaran?" Suho terkejut setelah Seulgi menceritakannya.

"Sst! Oppa berisik sekali."

"Sejak kapan? Bagaimana orangnya? Apa dia orang baik? Bagaimana bisa kau berkencan tanpa memberitahuku? Aku harus menyeleksi orang yang pas untukmu. Lalu, kau ke rumah pacarmu kemarin? Yang suaranya kudengar itu? Ya Kang Seulgi!" Suho histeris.

"Sudah kuduga responmu akan seperti ini. Huff." Seulgi menghela nafas.

"Kau ini benar-benar ya! Terus Nini tau gak?"

"Nggak. Dia bakal marah kalau tau. Jadi, kasih taunya entar aja pas dia balik ke sini."

"Kau lebih takut dengan Nini dibanding kakakmu? Ih ni anak bener-bener."

Alasan Seulgi menerima Taeyong sebagai pacar itu karena ia hanya ingin Taeyong berhenti mengganggunya.
Namun lama kelamaan, ia nyaman dan merasa bahwa Taeyong itu orang yang baik.

Selama mereka pacaran beberapa minggu ini terbukti bahwa Taeyong, The Rose dan siswa lainnya tak lagi berbuat semena-mena padanya.

"Oppa kenapa sih?"

"Nggak, cuma khawatir cowok itu permainin kamu. Apalagi liat tampilan kamu kayak gini, emang ada yang suka? Eh, ada sih satu orang, tau deh ah."

"Oppa tenang aja. Aku juga belum terlalu terbuka kok sama dia. Hubunganku juga belum genap sebulan. Saat ini Aku cuma ingin bersikap baik dengannya."

"Hm, iya Seul."

***

Pukul 10.00

Seulgi bersiap-siap dan mencoba beberapa pakaian untuk ia gunakan bertemu dengan Taeyong.

"Oppa, ngapain? Ayo anterin!" Seulgi menghampiri sang kakak yang sedang sarapan.

"Oppa, ngapain? Ayo anterin!" Seulgi menghampiri sang kakak yang sedang sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana?" Tanya Suho.

"Mau jalan sama... mmm."

"Gak ah. Sono pergi sama Pak Rin!"
Pak Rin, salah satu supir pribadi keluarga Kang.

"Bener nih?"

"Iya iya deh. Serius mau jalan sama si siapa tuh namanya? Ganti baju cepetan! Ga bakal dianter kalo modelan kayak gitu." Suho menghela nafas setelah melihat penampilan adiknya.
Bagaimana seorang gadis ingin berkencan menggunakan setelan baju kaos dengan hoodie dan celana jeans?

"Namanya Taeyong."

"Kan punya baju bagus, kenapa gak dipake sih? Heran tau. Ini ini coba!" Suho pun ke kamar adiknya dan membantu untuk memilih pakaian yang pas untuk Seulgi.

"Haa! Tapi dia gak pernah liat Aku pakai baju gini." Keluh Seulgi.

"Hmm." Suho berhenti.

"Oppa...."

"Iya yaudah terserah kamu deh Seul." Suho mengalah dan menuruti sang adik.

Ada sebab mengapa Seulgi selalu ingin berpenampilan biasa. Ia hanya ingin tahu bagaimana kehidupan orang biasa, ia ingin tahu siapa yang benar-benar peduli padanya tanpa melihat status sosial ataupun penampilan.

Seulgi, seorang anak pengusaha sukses, ayahnya masuk dalam jajaran orang terkaya di Korea Selatan.
Kehidupannya yang serba ada, membuat Seulgi ingin merasakan kehidupan yang apa adanya.

Sejak duduk di menengah pertama, ia memutuskan untuk berpenampilan biasa, menggunakan barang-barang yang biasa, ke sekolah menggunakan bus, dan lain-lainnya.
Tak mudah bagi Seulgi untuk meyakinkan keluarganya hingga pada akhirnya mereka menerima keinginan konyol Seulgi.

Sebab, saat duduk di sekolah dasar, teman-temannya yang mengetahui status sosial Seulgi banyak memanfaatkannya dalam hal apapun.

Walau kehidupannya menjadi sulit setelah itu, ia lebih memilih untuk mempertahankannya.

"Sampai sini aja anternya?" Tanya Suho.

"Iya, makasih ya oppa." Kata Seulgi.

"Cowokmu jemput disini? Atau ketemuan dimana?"

"Oppa, Aku tahu kau penasaran. Tapi Aku akan marah kalau sampai mendapatimu mengikuti kemana ku pergi." Seulgi mencurigai sang kakak.

"Iya-iya pede banget, kau kira kakakmu gak ada kerjaan sampe pengen ngikutin kamu? Yaudah sana gih! Kalau ada apa-apa telpon ya! Jangan pulang kemaleman!"

***

Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang