36. Missing You

92 16 17
                                    

Langit kembali ke apartemennya untuk mengambil beberapa barang yang akan cowok itu bawa kerumahnya, tapi saat Langit sampai ia melihat Angkasa berdiri didepan pintu apartnya, lelaki itu tampak berdiri disana, segera Langit berjalan mendekati kakaknya.

"Langit.." ucap Angkasa saat melihat Langit berjalan ke arahnya, Angkasa tampak meneliti kondisi Langit yang terlihat berantakan.

"Kamu kenapa..?" Tanya Angkasa, lelaki itu mendekati Langit, dan memegang bahunya.

Langit menggeleng, cowok itu segera mengambil langkah lagi, Langit menekan sandi apartemennya, dan masuk kedalam, Angkasa menyusul ikut masuk dan memilih duduk disofa, rencananya tadi Angkasa ingin mengajak adiknya makan bersama, tapi melihat kondisi sang adik Angkasa sedikit khawatir.

"Apa ada-"

"Kamu mau kemana Langit.." Angkasa berdiri dari duduknya saat melihat Langit yang keluar dari kamarnya sembari menggeret kopernya keluar. Angkasa berdiri didepan Langit sekarang.

Langit menatap kakaknya itu sebentar,"gue mau balik kerumah.." dingin Langit menatap Angkasa.

"Kerumah, rumah mana...?" Angkasa tampak bingung.

"Kerumah papa.." balas Langit, cowok itu kembali berjalan melewati kakaknya.

Angkasa dengan cepat menahan Langit, tangan Angkasa menarik koper itu dan mencampakkannya asal.

"Lo apa apaan sih!" Seru Langit.

"Kamu yang apa apaan, kamu mau ngapain kembali kesana Langit, lebih baik ikut kakak, kita tinggal dimansion.." Angkasa meraih tangan adiknya, tapi langsung dihempas Langit dengan kasar.

"Gue ga mau tinggal dirumah orang, gue ga mau ikut lo!" Langit meninggikan nada bicaranya, dengan nafas menggebu, cowok itu mencoba mengambil lagi kopernya.

Angkasa tidak tinggal diam, ia kembali menahan Langit, "cerita sama kakak kamu kenapa, jangan gini Langit.." ucap Angkasa.

"Apa yang bisa kakak lakuin kalo Langit cerita, apa kakak bisa ngelakuin sesuatu, apa kakak bisa menghentikan oma, apa kakak bisa..!" Langit menyentak Angkasa, matanya tajam menatap lelaki itu.

"Apa yang dia lakuin ke kamu..?"

Langit hanya diam, ia kembali melangkah lagi menerobos tubuh Angkasa, lelaki itu dengan cepat mengejar Langit dan menutup pintu apartemen, Angkasa berdiri didepan pintu sekarang menghadang Langit.

"Minggir.."

"Kasih tau kakak, apa yang dia lakuin ke kamu.." ucap Angkasa.

"Gue bilang minggir..!"

"Bilang kakak Langit.."

Langit menarik kerah baju kakaknya, menatap mata Angkasa dengan kilatan amarah, "percuma, selama ini apa yang bisa lo lakuin hah! Bahkan buat jaga nyokap aja lo ga mampu.." tajam cowok itu.

"Sekarang gue bakal nentuin jalan gue sendiri, dan lo ga berhak ikut campur, kali ini gue ga akan diam aja, membiarkan satu persatu orang yang gue sayangi pergi ninggalin gue, gue ga akan biarrin itu terjadi lagi..!" Tekan Langit, cowok itu segera melepaskan pegangan tangannya pada kerah baju Angkasa, kemudian Langit mendorong kasar tubuh kakaknya.

Langit berjalan keluar dari apartemennya meninggalkan Angkasa yang diam mematung ditempat. Angkasa tertampar oleh ucapan adiknya, dan juga untuk pertama kalinya Langit menatapnya penuh kebencian, sungguh Angkasa tidak menyangka.

Lelaki itu membalik badannya untuk melihat Langit, tapi sayang Langit sudah hilang dari pandangannya, adiknya benar benar pergi meninggalkannya.

"Maaffin kakak Langit.." lirihnya menatap nanar pintu apartemennya yang tertutup rapat.

Sky And Sea | Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang