19. Perasaan Aneh

125 19 57
                                    

Suara riuh terdengar bergemuruh saat nama Sea di panggil oleh salah satu guru untuk maju ke depan dan naik ke atas podium. Dari kelas Sea juga tampak heboh karena Argan yang memimpin untuk teman teman sekelasnya bertepuk tangan lebih meriah.

"Selamat ya nak, kami ikut bangga atas keberhasilan kamu" ucap seorang guru yang menepuk pundak Sea sekilas.

Sea tersenyum dan meraih tangan guru itu untuk ia salim. Setelah berfoto bersama guru guru yang lain. Sea kembali ke barisan.

"Ih, baru menang gitu aja bangga, dasar perebut milik orang" ucap salah satu siswi yang berada di barisan sebelah mereka. Sepertinya kelas sebelah.

Gadis itu bersama beberapa temannya terlihat menatap Sea tidak suka, apalagi yang mengatai Sea tadi ia paling menonjol di antara yang lainnya.

Raya yang mendengar ucapan siswi itu terlihat tidak terima dan ingin segera menghampiri cewek itu untuk menjambak mulutnya.

"Jaga mulut lu ya, mau gue jambak tuh mulut!" Ucap Raya dengan suara lumayan keras.

Semua yang berada di barisan tampak menoleh untuk melihat kegaduhan yang timbul, padahal tadinya semua hendak bubar dari lapangan.

"Emang benarkan, sok cantik lagi, tiba tiba datang dan ngerebut posisi Langit" ucap cewek itu yang matanya sinis menatap Sea.

Sea hanya diam tak mau menanggapi.

"Lu emang minta di jamah ya" ucap Raya yang sudah panas.

Sea dengan cepat menahan Raya, sungguh gadis itu tak mau terjadi keributan nantinya.

"Maaf jika kamu merasa saya merebut posisi Langit, tapi terbukti posisi yang saya rebut membuahkan hasil, saya membawa juara satu untuk sekolah ini, bukan hanya koar koar tidak penting seperti kamu" ucap Sea dengan senyum tipisnya menatap cewek itu.

Cewek itu terlihat tidak terima dengan ucapan menusuk dari Sea, tangannya terangkat untuk memberi tamparan di pipi Sea.

Tapi untung saja tangannya di tahan oleh seseorang.

"Jaga tangan lo, jangan kasar dong" suara itu berhasil membuat Sea yang awalnya menutup mata karena hendak di tampar langsung membuka matanya lagi.

"Iya nih cewek napa jahat banget sih" ucap Rendi yang menatap sinis si cewek.

Narendro menatap Sea "lo gapapakan..?" Tanyanya setelah menghempaskan tangan si cewek yang hendak menampar Sea tadi.

Sea menggeleng dan tersenyum tipis di bibir.

"Heh!" Seharusnya kalian itu belain temen kalian Langit, kenapa malah si cewek ini sih" kesal siswi itu menatap ketiga teman Langit yang berdiri di depannya dengan tidak suka.

"Berisik banget sih lu caper" ucap Handra nyolot.

"Si Langit aja kayaknya biasa aja napa lo kepanasan" ucap Narendro dengan satu alis terangkat.

"Dasar ga berguna!" Kesal si cewek yang langsung berjalan dengan kesalnya meninggalkan area lapangan bersama teman temannya yang lain.

Narendro sekarang menatap Sea yang hanya diam di tempatnya.
"Btw selamat ya" tangan cowok itu terulur ke arah Sea.

"Eleh buset si Nana" ucap Handra yang memukul mukul Rendi.

Narendro menatap sinis teman temannya yang membuat kedua orang itu langsung diam menutup mulut.

"Makasih ya" ucap Sea membalas uluran tangan Narendro, walau sedikit ragu. Karena sungguh Sea takut Langit akan marah.

"Udah udah modusnya" Argan mencekal tangan keduanya dan berdiri ditengah tengah mereka.

Sky And Sea | Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang