Empat

181 27 12
                                    


Jangan lupa vote and coment!
Follow juga yaa hehehe :)













Sea merapikan rambutnya dengan bantuan kaca tengah mobil, cewek itu kembali mengolesi bibir mungilnya dengan liptint, dan tak lupa memakai parfumenya.

Biru yang ada dikursi pengemudi menatap heran adik perempuannya dengan sorot mata menyelidik.

"Ini serius kamu mau ketemu temen kamu..?" Tanyanya dengan nada serius tapi terkesan mengintrograsi.

Sea melirik kakak lelakinya itu sekilas kemudian kembali fokus ke benda pipih ditangannya.

"Iya kak" sahutnya jengah.

Biru menghentikan mobilnya saat Sea menyuruhnya berhenti.

"Disini" tanyanya sambil melirik daerah sekitar yang kelihatan ramai.

"Iya, ini udah nyampek, paling masuk sedikit kedalam, yaudah Sea pergi ya dah" ucap cewek itu yang hendak keluar dari mobil.

Biru dengan cepat menarik tangan adiknya yang membut Sea terdiam kembali ditempat.

"Kakak ikut ya" ucap lelaki itu dengan binar diwajahnya.

Sea menatap Biru tak percaya.

"Ngapain" tanyanya.

"Ya ikut aja" balas Biru.

"Ga ah, ih, Sea udah gede ya bukan anak kecil lagi, kakak ga usah khawatir gitu" ucap Sea dengan wajah kesalnya.

Tangan cewek itu menghempas tangan Biru yang memegang tangannya, Sea dengan cepat keluar dari mobil dan melambai saat sudah berada diluar mobil.

Sea berlari dan menjauh dari mobil kakaknya. Biru hanya menghela nafas sembari matanya masih terus melihat Sea yang kian menjauh. Biru akui jika ia masih khawatir jika membiarkan Sea pergi sendiri, entahlah karena mungkin dari dulu Biru selalu mendapat tanggung jawab menjaga Sea jadi perasaan Biru selalu was was tiap adik perempuan satu satumya itu pergi.

"Sea udah gede Biru bukan anak kecil lagi, dia bisa jaga diri" gumam lelaki itu yang langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobil.

🌌

Langit menarik kuat kuat stang motornya, cowok itu kian memacu motornya dengan emosi dan amarah yang mumbuncah. Langit tak peduli kalau kalau bahaya datang menghampirinya.

Citttttt....!

Langit menarik remnya kuat berusaha menghindari orang yang tiba tiba menyebrang didepannya. Karena mengerem tiba tiba alhasil motor Langit jatuh bersamaan dengan dirinya yang ikut jatuh ke aspal.

Sedangkan yang ditabrak, cewek itu diam ditempat dengan tubuh yang bergetar hebat. Matanya tertutup rapat rapat sambil meremat tas sandangnya yang tersampir di samping bahu.

"Woi! Tolongin!" Teriak Langit yang kesakitan karena motornya yang menimpah sebagian tubuhnya.

Suara teriakkan itu menyentaknya dan seketika cewek itu langsung berbalik, dan betapa terkejutnya dia. Alih alih tubuhnya yang tertabrak, malah si pengendara yang tadi mau menabraknya sekarang jatuh tak jauh darinya.

Cewek itu segera berlari menghampiri sang pengendara, matanya mengedar ke sekeliling yang kebetulan sepi. Ah ini jalanan kecil jadi tidak banyak orang berlalu lalang.

"Sial" umpat cowok itu kesakitan.

Cewek itu hanya berdiri sambil menatap dengan bingung bercampur khawatir, ia tak tahu harus apa.

"Lo buta! Bantuin gue!" Teriaknya dengan suara yang nyaring.

Cewek itu tersentak dan buru buru membantu mengangkat motor itu, tapi apa daya ia hanya seorang cewek yang tenaganya tak sekuat itu untuk mengangkat motor sebesar ini.

Sky And Sea | Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang