09

4.7K 452 6
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚











Saat ini taeil, dokter pribadi keluarga renjun tengah memeriksa keadaannya. Dengan teliti dia mengamati setiap jengkal tubuh renjun, hingga dia memeriksa bahu kanan renjun dan menemukan lebam yg masih sangat jelas. Perlahan taeil membelai Surai renjun.
"Pasti sangat sulit untuk anak seusiamu ren" kata taeil. Namun tiba tiba dia mengingat sesuatu.

Taeil beranjak dari samping renjun, kemudian menggeledah setiap laci milik renjun. Tapi sepertinya apa yg dia cari tidak ada. Dengan sendu taeil menatap renjun.
"Apa kmu masih meminum obat itu ren? Aku harap tidak". Kemudian taeil menghela nafas lalu keluar kamar.

"Bagaimana keadaan kak renjun dok?" Tanya jisung, taeil menatap satu persatu orang orang disana.
"Dia hanya butuh istirahat" jawab taeil.
"Apa dokter tidak salah? Renjun menangis histeris seperti.._"
"Dia butuh istirahat" taeil memotong perkataan jaehyun. Setelah itu taeil pamit pergi.

Jisung beranjak dari tempat berdirinya hendak ke kamar renjun.
"Jisung, jngan terlalu dekat dengan renjun ya. Mama takut kamu dalam bahaya" cegah mama. Jisung yg tidak tega melihat mamanya khawatir.

Beberapa hari kemudian...

Saat ini renjun sudah memakai seragam sekolahnya dengan rapi lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Tapi tanpa permisi, air mata itu jatuh begitu saja. Renjun mengusapnya dengan kasar lalu beranjak turun menuju meja makan untuk sarapan.

"Jisung, bagaimana laptop barumu Hem?" Tanya papa.
"Bagus pa, aku sangat suka. Terimakasih pa" sahut jisung. Mereka tertawa hangat seperti keluarga yg utuh, tanpa renjun.

Renjun lalu ikut duduk untuk sarapan. Seketika suasana berubah hening, hanya terdengar bunyi denting alat makan.
"Renjun, mau mama buatkan susu?" Tanya mama. Renjun hanya menjawab dengan gelengan.

Skip...

Di sekolah, renjun duduk sendiri termenung sambil mendengarkan lagu. Hingga sebuah suara mengacaukan lamunannya.
"Yakkk renjun!!!" Teriak haechan.
"Yakkk Kim haechan!!! Ini bukan hutan" sewot renjun.
"Jngan melamun, apa yg kau pikirkan?"
"Chan, bisa gak ya. Papa terima aku".
Haechan tidak menjawab, dia malah ikut melamun bersama renjun.

Kini jam istirahat berbunyi, semua siswa menuju kantin. Begitu pun dengan renjun. Saat sedang menikmati makanannya, haechan melihat beberapa siswa berlari ke arah koridor kelas.
"Kenapa mereka" lirih haechan heran.
Lalu melanjutkan makan mereka. Tiba tiba ada seorang siswa menghampiri haechan dan renjun.
"Ren...adik kmu, jisung. Lari di hajar sama Felix" kata siswa itu.

Renjun terkejut lalu berlari menuju koridor kelas. Sesampainya di sana ternyata perkelahian mereka telah di lerai oleh guru konseling. Mata jisung dan renjun bertemu, tapi renjun segera membuang muka lalu pergi.

Skip...

Setelah pulang sekolah, renjun mandi lalu mengerjakan tugas sekolahnya.
Dugh
Dugh
Dugh
"Renjun!!! Keluar!!!" Itu ternyata papa. Tubuh renjun bergetar ketakutan saat memegang gagang pintu kamarnya. Lalu perlahan ia buka pintu itu dan...
Plakkk!!!
Satu tamparan keras ia dapat di pipinya.

"Pa, tenang pa" kata mama. Jaehyun baru saja memasuki rumah mendengar keributan lalu berlari kearah keributan. Jaehyun melihat wajah jisung babak belur, dia kebingungan.
"Tidak ma, harusnya dia menjaga jisung" sahut papa. Renjun bangkit walaupun sebenarnya kepalanya terasa sakit.

"Kenapa papa tampar aku"
"Karna kamu tidak menjaga jisung". Sakit hati renjun saat ini.
"Owht, karna dia babak belur" kata renjun sinis.
"Harusnya kamu jaga dia, jangan sampe dia terluka!"
"Aku bukan pengawalnya!!! Papa pikir cuma dia yg ngerasain sakit aku juga pa!!! Kalian pikir cuma kalian yg paling terluka hah!!!"
Plakk...!!!!
"Lancang kamu renjun!!! Sini kmu".

Papa menarik tubuh renjun paksa ke kamar miliknya. Mengambil handphone milik renjun lalu menguncinya di dalam kamar.
"Pa, knpa harus begitu" kata mama.
"Dia harus di beri pelajaran. Agar tau cara menghormati yg lebih tua" sahut papa. Mereka pergi meninggalkan renjun.

"Hisk hisk sampai kapan, sampai kapan hisk hisk". Renjun merasa kepalanya sakit sekali dan susah bernafas lalu dia membuka kotak di bawah ranjangnya kemudian mengambil botol obat. Meminumnya tanpa bantuan air.

Makan malam...

Semua sudah selesai makan malam, tapi mama tengah sibuk mempersiapkan makan malam untuk renjun.
"Pa, mama mau kasih ini untuk renjun ya" kata mama.
"Tidak usah, beri dia susu saja"
"Tapi kak renjun belum makan pa" sahut jisung.
"Beri dia susu atau tidak sama sekali" tegas papa. Mama hanya menurut lalu pergi dengan segelas susu.

"Renjun, ini susu untuk kamu nak" kata mama.
"Pergi dari kamar ku"
"Tapi kamu harus minum susu nak"
"Pergi!!!" Bentak renjun.
Mama mengalah, dia keluar dengan menitikkan air mata. Lalu menuju ke meja makan.
"Kamu knpa ma?" Tanya papa.
"Tidak apa-apa pa, hisk hisk" sahut mama. Papa yg geram karna pasti ulah renjun, langsung merebut segelas susu yg mama pegang lalu menuju kamar renjun.

Brak!!!!
Renjun terkejut karna sang papa datang tiba tiba. Papa masuk lalu mengunci pintu dari dalam.
"Bicara apa kmu sama mama?"
"Aku hanya menyuruhnya keluar kamar" sahut renjun. Papa berjalan menuju tempat duduk renjun kemudian menyodorkan segelas susu.
"Minum" perintah papa, tapi renjun hanya diam.
"Minum!!!!" Bentak papa.
"Tidak mau" lirih renjun.

Papa kesal dengan penolakan renjun lalu menggengam rahang renjun kuat dan memaksanya minum susu itu. Setengah lebih dari susu itu di minum  oleh renjun.
Prangggg
Gelas itu papa lempar ke lantai, hingga serpihannya mengenai kaki renjun.

Jaehyun yg menunggu di luar kamar kaget mendengar suara pecahan.
"Pa...papa. cukup pa. Buka pintunya" tapi sang papa tidak menggubris.

"Knpa papa kaya gini ke renjun pa? Kenapa!!!!"
Hisk hisk hisk
"Pa...tolongin renjun pa, hisk hisk kaki renjun sakit hisk hisk" keluh renjun. Tapi sang papa malah keluar lalu mengunci pintu kamar renjun lagi.

Tengah malam renjun meringkuk di pojok tempat tidur, tangan kanannya meremas perutnya kuat kuat dan tangan kirinya meremas sprei hingga basah karna keringat.
"Akhhhh akhhhh hisk hisk mama sakit mah...akhghhh akhhhh" rintih renjun, ia terus meremas perut dan sprei. Hingga ia merasa sakit yg teramat sangat diperutnya, satu tarikkan nafas berat renjun ambil, matanya mulai tertutup dan remasan di sprei itu perlahan mengendor.

 Hingga ia merasa sakit yg teramat sangat diperutnya, satu tarikkan nafas berat renjun ambil, matanya mulai tertutup dan remasan di sprei itu perlahan mengendor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang