21

4K 402 17
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚

Pintu kamar renjun terbuka dan nampak lah taeil keluar dengan wajah yg lumayan muram.
"Bagaimna dok?" Tanya papa.
"Keadaan nya cukup tidak baik. Saya menduga renjun terkena alter ego tapi itu butuh pemeriksaan lebih oleh ahlinya" kata taeil.
" Saya sarankan untuk membawa renjun ke psikolog agar keadaannya tidak semakin parah" lalu taeil pergi meninggalkan keluarga renjun dengan pemikiran mereka sendiri.

Kemudian mereka masuk ke kamar dan menemukan renjun sudah sadar dan duduk di ranjangnya.
"Ma...aku lapar" kata renjun. Sang mama agak terkejut dan masih bingung mengiyakan permintaan putra tirinya itu.

Perlahan renjun memakan sup rumput laut kesukaannya sambil sesekali tersenyum kecil. Papa mendekati renjun lalu memandang putranya begitu lekat.
"Knpa pa?" Tanya renjun.
"Ahhh tidak, ternyata kamu sudah besar ya" kata papa sambil mengelus Surai renjun.
"Lusa kamu harus berangkat ke Canada ren" lanjut papa. Tiba tiba sendok yg renjun pegang jatuh.

Mama berlari menuju sang papa.
"Pa...ini bukan waktunya membicarakan hal itu" kata mama.
"Maksud papa apa? Knpa masih tetap mengirim renjun ke Canada" ujar jaehyun.
"Biar kak renjun sama kita aja pa" sahut jisung.
"Keputusan papa sudah bulat. Ren kamu mau kan?" Tanya papa lagi. Renjun menunduk dengan mata tajamnya lalu...
"Tentu pa, akan aku lakukan" jawab renjun dengan mata berbinar teduh.
"Ma...aku mau sendok baru". Lalu sang mama memberikan sendok Bru pada renjun kemudian melanjutkan makan.

Di luar kamar renjun, semua keluarga renjun sedang berkumpul.
"Pa...knpa papa masih mau kirim renjun ke Canada?" Tanya jaehyun.
"Ini semua demi kebaikan renjun dan kita"
"Maksud papa apa sih? Kak renjun itu butuh kita pa" ujar jisung.
"Klau renjun masih disini. Dia tidak akan lupa dengan kenangan buruknya dan jika renjun masih disini kolega papa bakal tahu bahwa putra ku kena gangguan mental. Pasti saham kita anjlok" jelas papa dengan marah.

Perlahan air mata mama jatuh begitu saja...
"Pa...dia anakmu. Putra kandungmu, bisa bisanya kau melakukan hal Setega itu" kata mama dengan suara bergetar. Papa kemudian menatap mama penuh sayang.
"Ini semua demi kita ma. Demi kamu, demi jaehyun, demi jisung dan demi renjun juga" kemudian papa memeluk mama erat.

Keesokan harinya nampak hanya jisung yg berada di kamar renjun. Dia memperhatikan kakak tirinya yg sedang mengemas koper yg akan di bawanya besok. Perlahan jisung mendekat lalu berdiri di sampingnya.

"Wae..?" Tanya renjun..
"Tidak, bolehkah aku membantumu?" Tanya jisung. Renjun menatapnya lalu mengangguk. Kemudian keheningan diantara mereka kembali melanda. Taklama pintu terbuka dan masuklah jaehyun dengan membawa sekantong camilan.

Jisung langsung berlari kearah jaehyun lalu melihat apa yg di bawa sang kakak.
"Apa packing mu sudah selesai ren?" Tanya jaehyun.
"Sudah kak, apa besok kalian akan mengantarku?" Tanya renjun kembali. Kemudian jaehyun memberi anggukan.

Malam ini adalah malam terakhir renjun berada di Korea, ia sendiri di dalam kamar rumah sakit, menatap keluar jendela.
"Mama...renjun lelah" kata renjun dalam hati perlahan isakan mulai keluar dari mulutnya.
"Hisk hisk hisk sungguh aku sangat lelah ma...aku lelah hisk hisk".

Perlahan renjun berjalan mendekati nakas lalu mengambil tabung obat yg masih penuh, mengenggamnya kuat kuat sambil tersedu sedu. Tiba tiba suara ketukan pintu mengagetkannya kemudian renjun memasukan kembali obat itu kedalam nakas dan menghapus air matanya.

"Kamu sedang apa ren?" Tanya jaehyun. Ternyata yg datang adalah jisung dan jaehyun.
"Tidak kak, aku hanya mencari earphone ku" jawab renjun sambil tersenyum. Kemudian mereka duduk bersama dan membuka barang yg di bawa kedua saudara tirinya itu.

"Mama membuatkan makanan ini untukmu, mama juga minta maaf karna tidak bisa kesini hari ini" jelas jaehyun, renjun hanya menjawab dengan senyuman. Mereka menikmati makanan dengan lahap, sesekali jaehyun menatap adik tirinya dengan wajah sendu.

"Ren, apa kamu serius akan pergi mau pergi ke Canada?" Tanya jaehyun hati hati. Renjun menghentikan makannya lalu mengambil tisu untuk membersihkan tangannya.
"Iya, aku tau. Berat untuk papa bisa menerimaku dan aku tau bahwa aku sudah menjadi beban dalam hidup papa. Jadi sebagai aku akan pergi ke Canada untuk mengurai beban papa" jelas renjun dengan mata yg mulai berkaca kaca.

"Kak ren, mungkin papa memang belum sepenuhnya terima kakak. Tpi aku yakin kak. Papa sayang sama kakak" ujar jisung, renjun menatap jisung lalu membelai kepalanya.
"Jisung-a, maafkan aku karna telah merebut papa dan kebahagianmu eoh. Mulai sekarang belajarlah yg rajin, buat papa bangga padamu".
Tiba tiba jisung memeluk renjun dengan erat lalu mulai terisak.
"Knpa kmu malah menangis heheh adikku cup cup cup" ledek renjun. Namun tak membuat jisung melepaskan pelukannya.

Setelah itu mereka sesekali bercanda dan saling melemparkan senyum kebahagiaan. Jaehyun tersenyum melihat kedua adiknya tertawa lepas seperti tidak ada beban.
"Knpa kak jaehyun begitu melihat ku?" Tanya renjun. Jaehyun menjawab dengan belaian di kepala renjun.
"Owht iya, sesekali kalian harus menjengukku di Canada." Kata renjun.
"Tentu ren, kami akan mengunjungimu" sahut jaehyun. Lalu malam ini mereka lalu penuh dengan tawa dan kebahagiaan.

Pagi harinya, renjun sudah memakai baju rapi dan sudah menyiapkan koper yg akan dia bawa. Dia akan berangkat ke Canada seperti permintaan papanya.

Kini dia menunggu keluarganya datang untuk mengantarnya ke bandara, sesekali dia tersenyum gembira. Kemudian pintu terbuka, namun dia hanya melihat jaehyun dan sang sopir pribadi. Mata renjun seketika memanas menahan tangis.

"Papa, mama dan jisung mana kak?" Tanya renjun. Jaehyun sempat diam sejenak karna memikirkan perasaan renjun.
"Papa dan mama ada urusan bisnis di luar kota, jisung ikut bersama mereka" jelas jaehyun, seketika ponsel yg renjun genggam jatuh ke lantai. Jaehyun terkejut lalu menghampiri renjun.
"Renjun... gwenchana?" Tanya jaehyun panik.
"Gwenchana.. kajja kita ke bandara. Nnti aku terlambat" kata renjun lalu pergi keluar kamar.

Dimobil renjun hanya diam tanpa mengeluarkan satu patah katapun. Jadi dalam perjalanan hanya ada keheningan di antara mereka.

Sesampainya di bandara jaehyun untuk mengambil tiket penerbangan. Renjun duduk mencoba menghubungi papa nya, namun sekian banyak panggilan tidak ada yg diangkat satu pun.
"Pa...tak inginkan papa mengantarkan aku pergi ke Canada. Sebegitu sulitkah menerimaku" kata renjun dalam hati.

Jaehyun menghampiri renjun lalu menepuk pundaknya pelan.
"Baik baik di canada. Kakak akan mengunjungimu jika ada waktu" jaehyun tersenyum lembut kepada adik tirinya itu. Sambil menunggu penerbangan renjun menyandarkan kepalanya pada pundak jaehyun.
"Kak..maafkan aku" kata renjun.
"Untuk?" Jawab jaehyun.
"Semuanya" ujar renjun lalu mengeratkan pelukan pada kakak tirinya itu.

"Semuanya" ujar renjun lalu mengeratkan pelukan pada kakak tirinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang