12

4.2K 395 3
                                    

HAPPY READING GUYS, 💚💚💚










Sesampainya di rumah sakit, taeil masuk dan terkejut melihat kondisi renjun. Dengan sigap dia menangani renjun, peluh tampak menetes di dahi taeil.

Setelah kondisi renjun mulai stabil, ia tidak langsung pergi, tapi dia menatap wajah renjun lekat.
"Siapa yg sudah melakukan hal bejat itu padamu ren" kata taeil dengan mata berkaca kaca.

Taeil hendak pergi menemui keluarganya, namun tiba tiba ia merasa tangannya di pegang seseorang. Orang itu adalah renjun.
"Dok..ja..jangan katakan a apapun tentang hal ini hisk hisk" pinta renjun.
"Ren...tpi kondisi kamu sep..."
"A...aku mohon".
Taeil hanya mengangguk sebagai jawaban lalu beranjak keluar.

Di luar, taeil sudah di sambut oleh keluarga renjun.
"Bagaimana keadaan renjun taeil?" Tanya papa.
"Aaaa dia hanya butuh istirahat untuk beberapa hari, luka lebam nya memang agak parah tpi tidak apa apa" jelas taeil.

Mereka masuk ke dalam ruang rawat taeil.
"Bisakah kamu tidak membuat onar sehari saja ren. Semua orang sibuk, kalau kamu hanya sekedar cari perhatian, kami tidak ada waktu melayani mu" kata papa.
"Pa...jangan bicara seperti itu." Kata mama, kemudian mendekati renjun hendak mengelus Surainya namun renjun memalingkan wajahnya.

Papa dan mama memutuskan untuk pulang ke rumah, sedangkan jaehyun memilih menjaga renjun,itu juga tanpa sepengetahuan renjun.

Jaehyun duduk di samping ranjang renjun, ia memperhatikan setiap jengkal wajah renjun. Hingga sebuah isakan menyadarkannya.
"Hisk hisk hisk" Isak renjun dalam tidurnya. Jaehyun lalu menepuk nepuk pelan dada renjun untuk menenangkannya dan perlahan renjun mulai tenang kembali.

Pagi hari renjun mulai terbangun, kepalanya tiba tiba sangat sakit. Namun ia masih dapat melihat bahwa jaehyun tertidur di sofa. Bayangan bayangan kejadian mengerikan itu mulai bermunculan dalam kepalanya.
"Hahahaha aku suka mendengar suara desahan mu"
"Kulitmu sangat mulus ternyata hahah"
"Kau sangat nikmat ternyata".

Renjun semakin menarik rambutnya sambil menutup kedua telinganya.
"Pergi!!!! Pergi!!!"teriak renjun.
Prangggg suara tiang infus yg jatuh sukses membuat jaehyun terbangun.
Dia langsung berlari mendekati renjun dan berusaha menenangkannya.
"Renjun, kamu kenapa?" Kemudian jaehyun memencet tombol untuk memanggil dokter.

Jaehyun tarik renjun dalam pelukannya walaupun renjun terus merancau.
"Tenang renjun, tenang"
"Suruh mereka pergi kak, suruh mereka menjauh kak. Aku takut hisk hisk" rancau renjun. Hati jaehyun bergetar, karena untuk pertama kalinya renjun memanggilnya kakak.

Taklama dokter masuk lalu menyuntikan obat penenang pada renjun.
"Apa yg terjadi padamu renjun?" Batin jaehyun.

Jaehyun menyiapkan makanan untuk renjun karna sudah waktunya dia meminum obat. Perlahan mata renjun terbuka.
"Eungghhh...."
"Kamu sudah sadar. Mau ku panggilkan dokter?" Tawar jaehyun.
"Ti tidak"
" Baiklah kalau begitu, sini aku bantu duduk. Sudah waktunya kamu makan" jaehyun lalu membantu renjun.

Suasana memang agak canggung namun mereka berusaha untuk terbiasa.
"Biar aku suapi" kata jaehyun
"Tidak kak, aku bisa" lirih renjun dan hanya di balas senyuman oleh jaehyun.

Renjun mulai menyendokan makanan dalam mulutnya perlahan, jaehyun menatapnya dengan teduh. Namun tiba tiba...
Hoekkk hoeeekkk ,renjun muntah disana. Dengan sigap jaehyun menyingkirkan makanan di depan renjun lalu menyeka tangan dan mulut renjun tanpa jijik.

"Apa masih mual?" Tanya jaehyun,lalu di jawab dengan gelengan oleh renjun. Setelah kejadian itu renjun merasa sedikit nyaman di dekat jaehyun.

Setelah 5hari dirawat, kini renjun sudah beraktifitas seperti biasa dan juga sekolah.
"Yakkkk!!!! Park renjun. Apa yg terjadi padamu sampai kau tidak masuk sekolah begitu lama" rengek haechan.
"Berisik!!!! Aku butuh libur melihatmu Kim haechan" ledek renjun. Lalu mereka berdua tertawa lepas.

Renjun berada di toilet mencuci tangannya, tiba tiba Felix masuk.
"Waoooow renjun, kurasak kemarin kau sangat menikmati" ledek Felix.
"Aku tidak mau bertemu dengan mu lagi" lalu beranjak pergi namun tiba tiba Felix memutar rekaman video tempo lalu.

Seketika renjun berhenti, matanya memanas.
"Hapus video itu" pinta renjun.
"Hahahhahahh tentu tidak akan ku hapus, malah akan ku sebar video ini" ancam Felix. Renjun bergerak maju hendak merampas handphone Felix namun gagal.
"Sebaiknya, kau berhati hati dengan ku park renjun" bisik Felix lalu pergi meninggalkan renjun.

Hari demi hari renjun lalui begitu saja, semua semakin terasa berat walaupun papanya sekarang jarang memukulnya. Tapi hidup renjun selalu dalam ketakutan.

Saat ini renjun memasuki kelasnya, tiba tiba tatapan teman temannya berubah. Mereka menggunjing dan sinis.
"Wahhh aku gak nyangka, ternyata kamu home ren"
"Dibayar brapa kamu?"
"Atau suka rela hahahhahahh"
Renjun tampak bingung dengan sindiran dan ucapan mereka.

Kemudian sebuah notifikasi di handphonenya bunyi lalu ia melihatnya. Matanya memanas, semua bayangan itu kembali dalam ingatannya. Video bejat itu benar benar di sebar luaskan oleh Felix.
Bahkan di video itu terkesan renjun tidak melawan dan menikmati karena Felix sudah mengeditnya.

"Renjun, ini bukan kmu kan?" Tanya haechan dan di situ juga ada jisung berdiri menatap renjun dengan berkaca kaca.
"Jawab renjun!!!" Bentak haechan kemudian renjun mengangguk. Sontak membuat suasana semakin ricuh.

Saat sampai dirumah renjun langsung masuk ke kamarnya, suara suara itu terus terdengar di telinga nya lalu ia mengambil obat seperti biasa dan menelannya begitu saja.
"Kenapa semua ini terjadi padaku, knpa?!!!" Amuk renjun.

Brakkkk
Papa masuk dengan wajah merah padam karena marah. Langsung menarik renjun untuk berdiri.
Plakkkk plakkkk
"Sampai kapan kau akan membuat ku malu renjun!!!sampai kapan!!! Kelahiranmu tidak pernah ku inginkan, aku menyesal telah merawatmu" teriak papa.
"Papa!!! Cukup, renjun juga anak papa" sela jaehyun.
"Dia hanya pembawa aib di keluarga kita jae" sahut papa. Mama hanya bisa menangis dalam pelukan jisung.

"Hisk hisk tidak bisakah papa menggapku anak pa, hisk hisk aku sakit pah" tangis renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hisk hisk tidak bisakah papa menggapku anak pa, hisk hisk aku sakit pah" tangis renjun.
Papa mengeluarkan handphone nya lalu memutar video tidak senonoh renjun.
"Kau mau ku anggap anak, sedangkan kelakuan seperti binatang!!!" Bentak papa.
"Ahhhha haaaaa hisk hisk hisk haaaa" tangis renjun makin keras.
"Aku tidak pernah memintamu lahir renjun, bahkan kamu sama jalangnya dengan ibumu". Hati renjun benar benar sakit sekarang. Tiba tiba tangisnya berhenti lalu ia mengusap kasar air matanya.

"Apa bedanya dengan dia?" Tunjuk renjun pada mama tirinya.
"Bukankah dia juga pelacurmu pa" sambung renjun.
Plakkkk.
"Jaga mulutmu!!!" Bentak papa.
"Pukul aku pa, bunuh kalau perlu. Karna setiap ucapan ku tidak pernah benar di mata papa" kata renjun.
Mereka pergi meninggalkan renjun tanpa memperdulikan hati renjun









HEY HEY HEY GUYS
RENCANANYA, CERITA INI BAKAL AKU SELESAIKAN CEPAT. KARENA AKU TAKUT BAKAL LAMA UP KALAU BENTROK SAMA KERJAAN. JADI MARI MARATON GUYS😁😁

STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang