19

4.1K 420 7
                                    

HAPPY READING GUYS 💚💚💚


















Sebulan telah berlalu, seperti biasa jaehyun masih berada di rumah sakit. Hari ini jisung datang membawa makan siang untuk makannya.

"Knpa kmu bawa makanan sebanyak ini sung?"
"Ini semua stock untuk kakak kata mama" jawab jisung polos, lalu mereka mulai memakan siang dengan sedikit canda tawa.

" Kakak harus mkan, jngan sampai sakit" ujar jisung, jaehyun hanya tersenyum gemas melihat tingkah jisung. Karna jisung selesai makan terlebih dahulu, dia memutuskan untuk mengelap tubuh renjun.

"Biar kakak saja nanti sung" cegah jaehyun.
"Kakak makan saja, aku yg akan melakukannya. Aku akan hati hati" sahut jisung. Lalu dengan perlahan jisung mengelap  setiap bagian tubuh renjun dengan hati hati, sesekali jisung mengulas senyum.

"Wahhh tangan kak renjun sangat lembut, wajah kakak juga tampan. Cepatlah bangun kak, agar bisa beradu ketampanan dengan ku" jisung bermonolog ria.

Setelah itu mereka hanya duduk dan bermain game di ponsel mereka. Saking asyiknya bermain game mereka tidak tahu bahwa jemari renjun mulai sibuk bergerak, matanya pun berusaha untuk terbuka.

Perlahan renjun membuka matanya, berusaha menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Ia merasa tubuhnya sangat sakit luar biasa, kemudian renjun mengedarkan pandangan dan menemukan kedua saudara tirinya yg sedang asyik bermain game.

Renjun sadar bahwa banyak peralatan di tubuhnya, bahkan ia sadar bahwa di mulutnya ada selang oksigen yg sangat panjang. Karna dia tidak mau menganggu kedua saudaranya, dia hanya diam.

Taklama mama masuk dengan membawa buah dan sibuk mencari sesuatu di tasnya.
"Jisung...apa kamu melihat dom_" perkataan mama terhenti, keranjang buah di tangannya terjatuh. Mama terkejut melihat renjun sudah sadar dan kini menatapnya.
"Knpa ma?" Tanya jisung namun masih sibuk bermain ponsel bersama kakaknya.

"Renjun-a hisk hisk" kata mama lalu berlari menuju renjun. Di ikuti kedua saudaranya.
"Renjun kamu sadar" kata jaehyun
"Syukurlah kak ren" kata jisung.
"Cepat tekan tombol darurat sung" suruh jaehyun, lalu jisung menekannya.

"Renjun-a hisk hisk kamu bangun nak hisk hisk" rancau mama sambil terus menciumi tangan renjun. Perlahan air mata renjun pun mulai jatuh..
"Jangan menangis sayang eoh, disini ada mama. Gwenchana... gwenchana hisk hisk hisk" semua menangis terharu.

Taklama taeil datang dengan terburu buru, namun setelah sampai di kamar renjun, ia tersenyum gembira. Lalu menghampiri renjun.
"Akhirnya kamu sadar anak nakal" kata taeil sambil tersenyum.

Setelah memeriksa keadaan renjun, taeil mulai melepas beberapa alat medis pda tubuh renjun.
"Ini akan lumayan sakit, kamu tahan ya" ucap taeil sebelum melepas selang panjang pada mulut renjun. Renjun hanya menjawab dengan kedipan mata.

Mama menggenggam erat tangan renjun, perlahan selang mulai di tarik keluar karna sakit renjun refleks mengenggam tangan mama sangat erat dan mama yg tahu renjun kesakitan lalu mencium pelipis renjun untuk menenangkannya.

"Uhuk uhuk uhuk ahhh shhh uhuk uhuk" renjun terbatuk ketika selang itu berhasil keluar. Tangan jaehyun terulur lalu mengelus dada renjun, setelah itu jisung membantu renjun minum.

"Masih sakit?" Tanya mama, renjun hanya menggeleng. Setelah itu taeil beranjak meninggalkan kamar renjun. Taklama terdengar suara pintu terbuka, sosok papa datang dengan terburu buru karena mendengar kabar putranya sadar dari koma.

Renjun dan papa saling bertukar pandang, papa mulai menangis begitupun dengan renjun.
Papa mulai berjalan mendekati renjun kemudian memeluk renjun.
"Maafkan papa renjun. Maafkan papa hisk hisk" kata papa.
"Maafkan renjun pa, renjun janji bakal jaga jisung, renjun janji tidak akan jadi anak kurang ajar, renjun janji jdi anak baik papa. Maafkan renjun hisk hisk hisk maaf pa" rancau renjun dalam pelukan papa.

Papa yg mulai panik karna renjun terus mengucapkan kalimat itu mulai melepaskan pelukannya, ia melihat mata renjun tidak fokus.
"Renjun renjun kamu knp nak?" Papa nampak khawatir.

Semua disana mulai khawatir krna renjun terus merancau lalu menutup telinganya rapat rapat menggunakan kedua tangannya.
"Maaf pa...maaf pa...maaf pa hisk hisk hisk maaf pa".

Jaehyun memanggil dokter karena renjun mulai histeris. Papa membawa renjun dalam pelukannya, mendekapnya erat.
"Maaf pa hisk hisk maaf...maaf...maaf pa. Hisk hisk maaf pa".
"PARK RENJUN!!!!" Karna tidak tahan melihat renjun histeris, jaehyun melepaskan pelukan papa dari renjun lalu menggengam bahu renjun dengan erat sambil menatapnya tajam.

Renjun diam, matanya yg tadi kelihatan menyedihkan dan sendu tiba tiba menajam. Dia mengusap air matanya sendiri lalu melepaskan cengkraman jaehyun secara kasar.
"Aiissssh sialan, pergi kalian dari kamarku" kata renjun dingin. Semua nampak bingung dengan keadaan renjun sekarang.
"PERGI!!!!!" teriak renjun lalu mengambil gelas di nakas lalu melemparkannya ke sembarang arah.

"Renjun, kamu kenapa sayang?" Tanya mama. Renjun tersenyum remeh lalu mengambil pisau buah dan menodongkannya kepada mereka.
"Pergi atau ku koyakkan tubuh kalian di sini". Mereka semua pergi dengan wajah panik, bingung dan kecewa.

Di dalam kamar renjun sedang duduk sambil mengupas buah apel, sesekali senyumnya terukir di bibir. Tanpa sengaja jarinya terkena pisau buah itu. Renjun menatap jarinya yg berdarah.
"Hisssss menjijikan sekali" keluhnya, tiba tiba dia mengarahkan pisau ke leherny lalu..

Sretttt...
Darah mulai keluar dari leher renjun, namun dia tidak menangis. Dia hanya melihat darah itu mulai menetes ke tempat tidurnya lalu dia menyentuh luka di lehernya kemudian dia menjilat jari telunjuknya yg penuh dengan darah.

Taeil yg baru saja masuk tentu saja kaget melihat keadaan renjun. Dia berlari menghampiri renjun. Dengan selimut, taeil menutup luka di leher renjun.
"Hahahahahah" renjun tertawa puas melihat taeil.
" Apa yg kamu lakukan renjun?" Tanya taeil. Renjun hanya menatap taeil dengan tatapan jijik.

"Enyah dan lepaskan selimut ini dari leherku" kata renjun. Taeil semakin kebingungan sekarang.
"Renjun, ada apa denganmu hah?"
Air mata mulai jatuh dari mata renjun.
"Dok... akhghhh sakit akhghhh" renjun mulai merintih dan menggengam tangan taeil kuat. Mata yang tadinya menatapnya tajam tiba tiba berubah sendu.

"Akhghhh hisk hisk akhghhh" dan kegelapan berhasil merenggut renjun.
Taeil mengobati luka renjun dan mengganti selimut serta seprei renjun. Kini taeil menatap wajah renjun dengan seksama, pikirannya sedang mencoba mencerna kejadian yg baru saja terjadi.

Perlahan taeil mengusap surai renjun,
"Apa hidupmu begitu berat ren? Pasti banyak hal yg sudah kamu lalui ren" monolog taeil.
"Bertahanlah sedikit lagi ren" lanjut taeil lalu melangkah pergi ke luar ruangan.

"Bertahanlah sedikit lagi ren" lanjut taeil lalu melangkah pergi ke luar ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang