14

4.1K 439 14
                                    

SORRY GUYS BARU UP LAGI...KARENA KERJAAN KAGAK BISA DI TUNDA...
DAN SEPERTINYA BAKAL SLOW UPDATE NYA😊😊TAPI AKU USAHAIN BIAR KAGAK LAMA LAMA...

HAPPY READING GUYS 💚💚💚















Sesampainya di rumah sakit, jaehyun mengendong renjun ala bridal lalu berlari masuk.

"Suster!!! Tolong adik saya" teriak jaehyun. Lalu taklama brankar datang, jaehyun dan papa mengikuti setia mendampingi renjun. Renjun masih bisa melihat papa dan kakak tirinya begitu khawatir.
"Ren...disini ada kakak huh." Kata jaehyun sambil perlahan melepaskan genggamannya karna renjun masuk ruang penanganan.

Didalam ruangan, taeil menangani renjun sambil menangis, hatinya begitu teriris melihat keadaan renjun. Banyak lebam dan darah yg masih basah.
"Dok, nafas mulai melemah" seru suster. Taeil kemudian mengambil selang ukuran panjang untuk di masukkan ke tenggorokan renjun.

Namun tangan taeil gemetar, sungguh dia tidak sanggup melihat gurat kesakitan pada wajah malaikat renjun.
"Dok, anda harus melakukanya" seru suster. Kemudian dengan hati hati taeil mulai memasukkan selang itu, sesekali mata renjun yg lemah dan sayu menampakan gurat kesakitan.

Sedangkan diluar papa dan jaehyun sedang berdoa untuk renjun.
"Papa, gimna keadaan renjun?" Tanya mama yg baru saja sampai. Tapi papa hanya menggelengkan kepala.

Setelah beberapa jam taeil keluar dengan wajah lelah.
"Bagaimana Tae? Keadaan renjun" tanya papa.
"Dia sudah melewati masa kritis, tpi belum bisa di pastikan kapan dia akan sadar" kata taeil.
"Renjun mengalami kekerasan dan pelecehan. Saya harap anda bisa mencari pelakunya. Saya permisi." Sambung taeil lalu pergi.

Diruang pribadinya ternyata taeil menangis.
"Hisk hisk hisk apa yg harus aku lakukan" ucap taeil sambil menutup mukanya.

Setelah memasang selang tiba tiba tangan taeil di cekat oleh renjun. Renjun memandang sendu dan seperti menyampaikan "tolong rahasiakan apapun tentangku".

Taeil benar benar merasa bingung dan gelisah.

Di ruang rawat renjun. Mama mengelus Surai renjun, jaehyun hanya menatap keadaan renjun. Papa sedang duduk di sofa memangku kepala jisung yg tertidur.
"Aku akan cari orang yg sudah membuatmu seperti ini ren" batin jaehyun.

Seminggu telah berlalu, renjun masih setia tertidur. Apa kalian pikir papa benar benar berubah? Jawabannya tidak. Papa tidak pernah menjaga renjun, hanya jaehyun yg sesekali melihat keadaan renjun.

Seperti siang ini, jaehyun datang melihat renjun.
"Heyyy knpa tidurmu lama sekali, apakah disana benar benar indah?" Monolog jaehyun sendiri. Dengan telaten jaehyun mengelap wajah, tangan dan kaki renjun.

Tiba tiba handphone jaehyun berbunyi, ternyata itu pesan video dari ayahnya. Seketika mata jaehyun membelalak kala melihat video itu, dan ternyata pelakunya Felix. Walaupun itu hanya video dimna Felix masuk kerumah mereka pada saat kejadian itu.

Disekolah, jisung sedang duduk di kantin bersama teman temannya. Taklama haechan datang dengan berlari.
"Sung...kakak kamu lagi ngejar felix" kata haechan terengah engah. Mereka langsung berlari menuju kelas Felix.

Sesampainya di sana jisung melihat beberapa guru mencoba memisahkan jaehyun dan Felix.
"Kak..knpa sama kakak" tanya jisung
"Dia,,, dia!!! Yg udah bikin renjun hampir mati!!!" Teriak jaehyun sambil menunjuk Felix nyalang.

"Hahahaha knpa aku? Asal kau tau, memang renjun yg mau" sinis Felix.
"Brengsek!!!!" Teriak jaehyun.
"Semua anak di sekolah tau video panas renjun. Memang dia yg aneh" jawab Felix, jaehyun lalu berhasil lepas dari genggaman para guru dan bersiap menghajar Felix lagi.

"Kakak cukup!!!" Teriak jisung. Semua hening.
"Semua itu masalah kecil, papa yg bilang begitu" sambung jaehyun. Sungguh kini jaehyun terkejut mendengar perkataan adik kesayangannya, lalu dengan menahan air mata, jaehyun pergi.

Malam ini semua keluarga berada di ruangan renjun.
"Jae, apa benar kamu membuat keributan di sekolah jisung?" Tanya papa, sontak jaehyun menghentikan kegiatannya membelai Surai renjun.
"Jngan berlebihan membelanya, apa kamu tidak melihat video gilanya waktu itu" ujar papa. Jaehyun hanya diam tidak berniat menjawab.

Taklama suara pintu terbuka, menampakan Felix beserta kedua orang tuanya.
"Apa yg kalian lakukan disini?" Tanya jaehyun.
"Tentu saja mengunjungi kalian" kata ayah Felix.
"Aku ingin membuat kesepakatan dengan anda tuan Park" sambung ayah.
"Kesepakatan apa?" Tanya papa.

"Aku akan berikan saham dan dana kepada perusahaan anda secara cuma cuma, asal jngan membawa kejadian Felix kerana hukum. Dan saya akan pindah kan Felix ke Australia. Bagaimana?" Tawar ayah Felix.
"Pa, jngan terima. Kita harus bawa masalah ini ke jalur hukum" cegah jaehyun. Papa diam sambil berfikir untuk menentukan pilihan. Hingga....

"Baiklah, saya setuju" lalu papa menerima berkas dan menandatangani nya. Dari sekian orang diruangan itu, hanya jaehyun yg nampak terkejut dengan keputusan sang papa.

Skip....

Malam ini taeil memeriksa keadaan renjun, taeil melihat setitik air mata jatuh dari ujung mata renjun.
"Renjun..kamu bisa dengar saya" kata taeil, perlahan renjun terbuka. Taeil benar benar bersyukur.

Setelah melepaskan selang oksigen dan semua peralatan penunjang hidup, taeil melihat renjun hanya diam saja.
"Ren..apa masih ada yg sakit?" Tanya taeil.
"Owhhh tidak dok" jawabnya dengan seulas senyum.

Keesokan siangnya jaehyun datang untuk menjenguk renjun seperti biasa, namun dia terkejut karena melihat renjun yg tengah duduk di ranjangnya. Mereka saling bertemu tatap. Jaehyun masuk dan benar benar merasa canggung.
"Kapan kamu sadar?" Tanya jaehyun.
"Baru tadi pagi" jawab renjun di iringi dengan senyum manisnya.

Jaehyun merasa renjun berbeda saat ini, biasanya yg cuek dan dingin kini lebih banyak senyum.
"Kak..boleh kupaskan aku apel ini" tanya renjun sambil mengulurkan sebuah apel yg sedari tadi ia genggam.

boleh kupaskan aku apel ini" tanya renjun sambil mengulurkan sebuah apel yg sedari tadi ia genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira kira ya gitu lah senyum renjun)

Jaehyun mengambil apel itu lalu mengupas dan memotongnya, renjun memakannya dengan lahap.
"Kakak mau?" Tawar renjun.
"Tidak..kau habiskan saja" jawab jaehyun. Lalu renjun lanjut memakan apelnya.
"Owht ya, kata dokter, aku boleh pulang hari ini" katanya sambil mengunyah, jaehyun membalas dengan anggukan.

Sore harinya jaehyun membereskan barang barang milik renjun untuk pulang. Sedangkan renjun hanya duduk sambil memandang keluar jendela, sesekali senyum terukir di bibirnya.

Sesampainya di rumah jaehyun dan renjun masuk kemudian di sambut oleh mama.
"Lho renjun sudah boleh pulang?" Tanya mama.
"Sudah ma" jawab jaehyun.
"Biar aku bawa tas ku sendiri kak"kata renjun lalu mengambil tas yg jaehyun bawa kemudian beranjak menuju kamar.

Renjun langsung mengunci pintu kamarnya lalu tubuhnya jatuh terduduk.
"Hisk hisk hisk" isakan mulai keluar dari bibirnya.
"Hisk hisk hisk knpa pa..knpa?" Batin renjun.

Ternyata saat malam papanya menyetujui tawaran keluarga Felix, renjun sudah sadar dan mendengarnya.

"Hisk hisk hisk sebegitu tak berharganya aku untuk mu pa" ucap renjun.

STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang