17

4.3K 459 24
                                    

HAPPY READING GUYS 💚💚💚


















Disana merek sangat panik, jaehyun mencoba memberi nafas buatan kepada jisung dan melakukan pertolongan pertama. Mama menangis sejadi jadinya.

"Apa yg kau lakukan pada putraku?!!! Kau sengaja mau membunuhnya hah!!! Jawab!!!" Bentak sang mama.
Plakkkk
"Aku bersumpah jika terjadi sesuatu pada jisung, akan ku bunuh kau dengan tanganku sendiri!!!" Lanjut mama. Taklama jisung memuntahkan air yg lumayan banyak.
"Jisung-a gwenchana?" Tanya jaehyun.
"Kak...hisk hisk hisk" Isak jisung. Sang mama lalu memeluk tubuh jisung sangat erat.

"Inikah balasan kamu sama mama dan saudara tirimu ren, jawab!!!" Papa kini benar benar terlihat murka.
"Pa.. renjun tidak_"
Plakkkk!!!
Dada renjun semakin sesak, matanya mulai memerah menahan amarah.
"Saya selalu menyayangi kamu layaknya anak saya sendiri tapi knpa kamu begini renjun!!!" Kata mama setengah berteriak.

Dengan tatapan tajam renjun menatap jisung dan mata mereka saling bertemu.
"Jisung-a, knpa...KENAPA KAU TIDAK MATI!!!"
Plakkk
Air mata renjun semakin mengalir deras, renjun tertawa sinis sambil mengusap bibirnya yg berdarah.

"Pa... Jika aku yg tenggelam, apakah kau akan memperlakukan dia sama seperti kau memperlakukanku?" Kata renjun sambil menunjuk jisung. Sang papa semakin marah tapi berusaha untuk di tahan.
"Kak jae, bolehkan aku egois?" Tanya renjun, namun jaehyun menatap renjun dengan tatapan heran.

Renjun mulai mundur beberapa langkah lalu berhenti.
"Papa... Bisakah papa datang pdaku sekarang" kata renjun sambil merentangkan tangannya. Namun sang papa hanya diam tak bergerak sedikitpun.
"Meminta maaflah, lalu papa akan datang padamu" kata papa. Renjun kemudian tersenyum lalu tangannya perlahan turun. Kemudian beranjak pergi dari tempat itu.

Skip...

Jisung kemudian di bawa pulang lalu di periksa oleh taeil.
"Bagaimna keadaan jisung?" Tanya papa.
"Dia sudah tidak apa-apa, hanya butuh istirahat"
"Apa kamu tidak bisa berenang sung?" Tanya taeil, jisung menjawab dengan anggukan.
"Kau sama seperti renjun, dia juga tidak bisa berenang" lanjut taeil.
Bagai di sambar petir, semua anggota tampak terkejut mendengar perkataan taeil, dokter pribadi keluarga yg lebih tau tentang renjun.

"Mungkin tadi kak renjun takut ma, makannya dia tidak menolongku" kata jisung.
"Pa...coba telpon renjun" perintah mama. Berkali kali papa menelfon yg terdengar hanya suara operator. Semua tampak kebingungan.

Mereka terus berusah menghubungi renjun namun tetap sia sia. Semua nampak berkumpul di ruang tamu dengan cemas. Hingga terdengar suara pintu terbuka, itu adalah renjun.

Semua mata terbelalak terkejut melihat keadaan renjun.
"Renjun!!!!" Teriak jaehyun. Ia berlari menghampiri renjun sebelum tubuhnya jatuh ke lantai yg dingin.
"Hisk hisk knpa begini ren hisk hisk" kata jaehyun, sang papa kemudian mengambil alih renjun kedalam pangkuannya. Darah keluar dari kepala renjun hingga berceceran di lantai.

"Ren... Renjun knpa begini ren, hisk hisk hisk maafkan papa ren". Gurat kesakitan nampak di wajah renjun saat ini.
"Siapa yg sudah membuatmu begini ren? Hisk hisk" tanya papa. Renjun sangat kesulitan bernafas saat ini.
"Pahh... A..akuh..ti..tidahh angghhh pe..perna_"
"Sudah sayang sudah, kmu jngan bicara dulu" kata sang mama sambil menggenggam tangan renjun yg berlumuran darah.

"Mem....ahhh benci mamah,, hisk hisk" papa kemudian memandang sendu putra yg sudah ia sia siakan.
"Maf..maafkan, a.,akuh..ti..tidak bisa me..menolonghh jisunghh" renjun merasakan tubuhnya semakin sakit dan bertambah sakit. Papa kemudian membawa renjun kedalam pelukannya dan terus mengucapkan kata maaf kepada putra nya itu.

Renjun mengulas senyum di bibirnya.
"Maafkan renjun dan mama ya pah" lirih renjun. Lalu tangan renjun melemah, matanya tertutup sempurna dengan nafas yg hampir tidak terdengar.

Skip...

Dilorong rumah sakit mereka berlari sambil mengikuti ranjang pesakitan renjun, hingga mereka di tahan di depan ruang ICU karna tidak boleh masuk selain dokter dan perawat.

"Ini semua salahku, knpa aku terlalu egois. Knp!!" Sesak papa.
"Tenang pa, kita berdoa semoga semua baik baik saja" kata mama. Dengan mata merah jaehyun melepaskan dekapannya kepada jisung lalu menuju sang papa.
"Iya., Ini semua memang salahmu pa. Renjun begini karna ulahmu!!!! Renjun hanya mengharapkan sedikit rasa sayangmu, tapi apa!!! Berkali kali papa bilang maaf, tapi berkali kali juga papa menyakiti dia" murka jaehyun. Jisung berusaha untuk menenangkan kakaknya semampu nya.
" Kak tenang kak".

"Kalau sampai terjadi apa apa pada renjun, aku pastikan anda akan kehilangan putra anda yg lain tuan Park" ancam jaehyun lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Jaehyun duduk sendiri di taman yg sepi sambil sesekali terisak.
"Hisk hisk harusnya aku memelukmu saat itu ren". Jisung datang lalu duduk di sebelah kakaknya.
"Maafkan jisung kak, andai waktu itu aku tidak ceroboh. Kak renjun tidak akan seperti ini" ujar jisung. Jaehyun kemudian memeluk jisung karna dia menangis tersedu sedu.
" Semoga semua akan baik baik saja" kata jaehyun lirih.

Taeil melakukan operasi dengan hati hati dan teliti. Tiba tiba darah renjun muncrat ke wajah dan pakaian taeil.
"Dok, pendarahan vital!!!" Seru seorang suster. Taeil langsung menutup aliran darah deras itu menggunakan tangannya.
"Cepat minta stok darah A+ sekarang" perintah taeil. Perawat keluar dengan tergesa gesa.

Saat pintu terbuka mereka melihat suster berlari dengan baju penuh darah.
"Sus, apa yg terjadi?" Tanya mama.
"Ada pendarahan vital,jdi anak anda harus segera mendapat donor darah" lalu suster itu pergi untuk mengambil darah. Seketika kaki papa lemas seperti tak bertulang, ia jatuh terduduk di lantai.
"Putraku sekarat karna ku" kata papa dengan pandangan kosong.

Kembali ke ruang operasi, suster mulai memasang kantong infus darah kemudian taeil mulai melanjutkan operasi. Tiba tiba kondisi renjun melemah sangat drastis.
"Dok, detak jantung melemah!!"
Taeil malah terisak, tak melakukan apapun. Kemudian dia perlahan mendekati kepala renjun mencium keningnya.
"Renjun-a...apa kamu sudah sangat lelah? Eoh. Mari berjuang sekali lagi anak baik" bisik taeil pada telinga renjun, setitik air mata jatuh dri ujung mata renjun dan sebuah keajaiban detak jantung renjun perlahan mulai meningkat.

"Dok detak jantung meningkat". Taeil memperhatikan monitor jantung kemudian tersenyum dan mencium kening renjun.
"Mari berjuang bersama renjun-a" batin taeil. Lalu ia melanjutkan operasi yg sempat tertunda.





 Lalu ia melanjutkan operasi yg sempat tertunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STEP BROTHER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang