Chapter 25

3.4K 410 68
                                    









Selamat membaca
,,,_________________________,,,













Shani Pov

Aku tengah berada di depan rumah Gracia, berdiri di depan pintu gerbang rumah Gracia.

Pak Anto datang menghampiri dan menawarkanku untuk masuk, namun aku enggan untuk masuk kedalam sebelum Gracia datang menemuiku

Pak Anto sudah bilang berulang kali jika Gracia tidak mau di temui, tapi aku tetap saja kekeh dengan pendirianku
Aku akan tetap menunggu sampai Gracia mau menemuiku.

Kejadian di toilet sekolah tempo hari membuat aku benar-benar hancur, jauh dari Gracia membuatku gila.

Gracia menjauh, tak lagi bertegur sapa ketika bertemu disekolah, bahkan hanya untuk berpandangan saja tak mau, karna pada akhirnya Gracia akan memalingkan wajahnya.

"Non Shani sebaiknya pulang, ini udah malem non" ucap pak Anto.

"Nggak pak, bilangin sama Gracia ya kalo saya masih nunggu disini" pintaku.

Pak Anto tersenyum, dia masuk kedalam pos penjaganya dan aku yakin jika dia sedang menelfon Gracia.

Kenapa bukan aku sendiri yang menelfonnya?karena dia memblokir semua akses komunikasi denganku.

Bisa dibayangkan betapa frustasinya aku?aku benar-benar kehilangannya.

Beberapa saat kemudian penantianku tak sia-sia.

Aku melihat Gracia keluar dari rumahnya dan berjalan menuju ke arah gerbang.

Mataku tak bisa berhenti menatapnya, menatap wajah yang selalu aku ingin lihat setiap saat dengan jarak dekat.

Dia membuka pintu gerbangnya sendiri, sedangkan pos penjaga milik pak Anto pintunya sudah tertutup.

"Mau apa lagi???" tanyanya ketus.

Aku berusaha untuk tetap tenang dan memberikan senyum terbaikku, berharap dia juga akan membalas senyumanku.

"Jujur sama aku Ge, kamu nggak pacaran kan sama Nadse?" tanyaku dengan kening berkerut.

Dia tersenyum sinis lalu menatapku tajam. "Siapa elo?mau gue pacaran atau enggak sama Nadse itu nggak ada urusannya sama sekali sama lo" jelasnya ketus.

"Gee please aku minta maaf, kamu boleh pukul aku kalo kamu mau asal jangan kayak gini" lirihku sambil menatap dalam matanya.

"Yakin mau dipukul??" tantangnya dengan wajah dinginnya itu.

"I..iyaa" sejujurnya aku takut, takut jika dia akan benar-benar memukulku.

"Kasih aku satu kesempatan lagi Gee buat perbaiki semuanya, aku nggak bisa hidup tanpa kamu Gracia, aku nggak bisaaaa!!"

"Aku rela ngelakuin apapun asal kamu mau nerima aku lagi dan ngasih aku kesempatan, apa ajaaa Geeeee" lirihku dengan suara bergetar.

"Bisa lo kembaliin hati gue jadi seperti semula?" tanyanya.

"Aku nggak bisa ngembalin hati kamu kayak dulu lagi Gee, aku sadar apa yang udah aku lakuin itu salah, aku akan berusaha nyembuhin luka dihati kamu sebisa dan semampu aku, aku nggak janji bisa cepet tapi aku akan berusaha Geee, aku akan berusaha hikss hikss hikks"

"Lo masih nawarin diri buat gue pukul??" tanyanya dengan satu alis terangkat, dengan ragu aku mengangguk, semoga saja dia tak menyadari wajah ketakutanku.

"Sekalipun gue akan bikin lo babak belur??lo masih mau buat gue pukul???" tanyanya sambil menggulung bajunya sampai lengan.

"Iyaaa, aku rela asal kamu mau ngasih aku kesempatan lagi Gee" lirihku.

Playgirl VS Badgirl Troubelmaker(END)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang