Chapter 31

3.5K 435 188
                                    

"Aku tak ingin kehilanganmu, aku ingin kamu kembali, namun egoku selalu saja menolak, lagi dan lagi aku ingin menyerah!lagi dan lagi aku rapuh. Jika saja waktu dapat ku putar kembali, takkan ku sia-siakan kehadiranmu selama ini, takkan ku biarkan air matamu jatuh walau satu tetes pun. Kini aku hanya bisa berharap, berharap kamu kembali sekalipun itu hanya didalam mimpi, Tak apa, setidaknya aku masih bisa merengkuhmu dalam mimpi itu, dan aku berharap aku tak lagi terbangun!aku ingin selamanya bermimpi, bersamamu!!" ____Shani Indira



































Selamat membaca
,,,_______________________,,,




































Author POV

Terlihat seorang gadis berada ditepi pantai, dia membawa keranjang berisi bunga.

Gadis itu menabur dan melempar bunga itu ke arah lautan.

Sesekali dia menyeka air mata di balik kacamata hitamnya.

"Udah satu tahun sayangg, aku rindu??" monolog gadis itu sambil menatap sendu ke arah lautan.

Hatinya sesak, kenangan-kenangannya di masa lalu selalu saja terlintas.

"Kak" panggil seseorang dari arah belakang, dia adalah Anin.

Anin selalu setia menemani Shani hampir setiap hari menabur bunga di lautan.

"Pulang yuk, udah sore nanti keburu malem" ucap Anin sambil menyentuh pundak Shani.

"Kamu pulang aja dulu, aku masih mau disini" jawab Shani tegas.

Anin meneteskan air matanya, dia juga merindukan Gracia, namun dia sudah cukup mengerti dan mengikhlaskan kepergian Gracia.

"Sampe kapan kak?udah satu tahun!!kak Shani harus bangkit!!jangan kayak gini terus kak!" bentak Anin membalikkan tubuh Shani agar menghadap ke arahnya.

"Kak Shani sadar!!Gracia udah nggak ada!!" teriak Anin sambil menangis.

Tubuh Anin dan Shani sama-sama bergetar, emosi mereka sama-sama memuncak saat ini.

"Enggak, dia nggak mungkin pergi ninggalin aku Nin, dia nggak akan pergi ninggalin akuu hiks hikss" jawab Shani melemah.

Tubuh Shani luruh ke bawah, lagi dan lagi Shani menangis sejadi-jadinya.
Dia menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya sendiri.

Anin yang melihat itu pun merendahkan tubuhnya, merengkuh tubuh Shani dan mencoba menenangkannya.

"Dia nggak mungkin pergi kan Nin??dia udah janji nggak akan ninggalin aku hikss hikss, dia udah janji kalo kita bakal kejar-kejaran lagi setelah dia sembuh hikss hikss, dia udah janji kalo dia mau gendong aku hiks hiksss" racau Shani begitu terisak.

Anin mengusap-usap punggung Shani, dia tak menjawab apapun, dia membiarkan Shani mengungkapkan semua yang dia pendam di dalam hatinya.

Anin membiarkan Shani menangis selama yang dia mau, membiarkan Shani mengeluarkan semua beban yang dia pendam.

Setelah merasa cukup Shani pun memundurkan tubuhnya, dia menghapus air matanya sendiri secara kasar.

"Kita pulang yah" ajak Anin lembut, Shani mengangguk sebagai jawaban.

Shani perlahan berdiri dibantu oleh Anin, namun tubuhnya mendadak mematung saat melihat seseorang yang tengah berjalan ke arahnya.

Seseorang yang berjalan memakai tongkat, melangkah dengan susah payah.

Playgirl VS Badgirl Troubelmaker(END)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang