Chapter 10

4.9K 487 79
                                    

"Jangan natap aku kayak gitu kak, aku takutt"


































Selamat membaca
















































Gracia Pov

"Kak Lia yakin gamau aku anterin pulang?" tanyaku memastikan karna dia tiba-tiba saja mendadak ada urusan.

"Atau aku anterin aja ke tempat temen kakak yang ada hal penting itu, lagian juga aku nanti malem nggak ada acara" lanjutku.

Dia tersenyum lalu mengelus puncak kepalaku. "Gausah sayang nanti kamu kecapekkan, lagian arah rumahnya kan berlawanan dari rumah kamu, aku gamau bikin kamu harus bolak-balik cuman buat nganterin aku" katanya lembut.

Aku mengerucutkan bibirku tanda kecewa. "Nanti malem kalo udah selesai dan nggak kemaleman aku mampir deh ke rumah kamu, jangan cemberut gitu donggg" ucapnya menarik gemas kedua pipiku.

Aku pun memeluknya sebagai tanda perpisahan, walaupun hanya perpisahan sementara.

"Uluhh-uluhhhh manjaa banget sih pacar aku" godanya saat aku mendusel padanya.

"Udahann yaa meluknya, itu taksi onlinenya udah dateng" ucapnya melepaskan pelukanku secara perlahan.

"Gausah manyun gituu, kamu mau apa?hayoo bilang nanti aku beliin" tawarnya dengan senyum manis.

Aku menggeleng kecil.

"Nanti aku beliin kamera yahh, kamu suka fotografi kan?nanti aku beliin kamera yang paling bagu buat kamu" lanjutnya.

"Gausah kak, mending uangnya kak Lia tabung. Lagian aku juga nggak terlalu pengen buat punya kamera sendiri" jawabku menolak secara halus, aku sama sekali tak mau merepotkan ya.

"Yaudah, aku beliin sempolan aja yaa nanti malem" katanya membuatku langsung mengangguk mantap.

"Yang banyak yahh tapi" pintaku manja.

"Iyaa sayang, kamu mau berapa?mau aku beliin sama gerobak-gerobaknya sekalian??" ujarnya sambil terkekeh.

"Sombong" aku mencubit hidungnya yang menggemaskan itu, dia memanyunkan bibirnya mengusap bekas cubitanku dihidungnya.

"Aku duluan yahh, kamu pulangnya hati-hati, jangan ngebut-ngebut kalo bawa motor. Jangan kumpul sama temen-temen geng kamu yang nakal itu, awas aja kalo sampe kamu pergi terus nggak bilang dulu sama aku" cerocosnya tanpa jeda.

"Iyaaa bawelll, udah cepetan sana naik!kasian tauk supirnya udah nungguin dari tadi hahaha"

"Kan kamu yang ngebuat aku jadi lama perginya"

"Iyaaa ihhh, udah gihhh sana pergi"

"Ohh udah berani ngusir yaahh"

"Iya dong, kenapa harus nggak berani??" jawabku dengan senyum jail.

Dia langsung menatapku tajam membuatku bergidik ngeri.
Aku menutup matanya menggunakan tanganku, bisa kulihat bibirnya melengkung ke atas pertanda jika saat ini dia tengah tersenyum.

"Jangan natap aku kayak gitu kak, aku takutt" ucapku jujur.

Perlahan dia menurunkan tanganku lalu tersenyum manis ke arahku, mengecup punggung tanganku lembut.

"Aku duluan yahh, jangan nakalll" pamitnya mengacak-acak rambutku hingga membuat rambutku berantakan.

"Ihhh jangan diberantakinnn" kesalku yang malah membuatnya terkekeh.

Playgirl VS Badgirl Troubelmaker(END)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang