Chapter 34

3.3K 357 143
                                    









Selamat membaca
,,,______________________,,,































Shani Pov

Aku sedang menyiapkan beberapa piring dan gelas untuk acara nanti malam.

Sedangkan dokter Nina tengah menata meja dan kursi, dia juga membuat beberapa hiasan dan memasang lampu kelap-kelip di beberapa sudut.

Mungkin beberapa saat lagi teman-teman akan sampai.

Setelah selesai menyiapkan semuanya akupun bergegas menuju kamar Gracia. Meninggalkan dokte Nina sendirian di taman belakang rumah.

Aku tersenyum saat melihat Gracia tengah bercermin sambil menyisir rambut.

Aku mendekat ke arahnya, dia juga tersenyum ke arahku saat ini dan itu bisa ku lihat lewat pantulan cermin.

"Aku bantuin yahhh, susah kan?kenapa nggak minta tolong sayang??" tanyaku karna dia terlihat kesusahan saat harus menyisir rambut menggunakan satu tangan.

"Kamu kan lagi sibuk dibawah, aku nggak mau ganggu duluu" jawabnya.

"Yaudah kalo gitu sekarang aku yang sisirin rambut kamu yahh??" pintaku sambil mengambil sisir yang dia genggam.

Aku pun mulai menyisir rambutnya secara perlahan.

"Rambutnya udah panjang ya sekarang" kataku sambil terus menyisir rambutnya.

Dia terkekeh. "Udah setahun kak, yakali mau pendek terus"

Aku meletakkan sisir itu di tempat makeup, aku membalikkan badan Gracia agar menghadap ke arahku.

Aku merapikan rambut bagian depannya menggunakan jari-jemariku.

"Cantik banget sih pacar aku" pujiku.

Dia hanya terdiam, biasanya dia akan tersipu malu jika ku puji tapi kali ini dia diam.

"Kenapa??kok diem?bilang coba sama aku kenapa?ada yang lagi kamu fikirin?" cecarku dengan nada lembut.

Dia tak menjawab melainkan menghamburkan diri ke pelukanku, meskipun dia memelukku hanya menggunakan satu tangan tapi aku merasakan jika pelukannya begitu erat saat ini.

"Aku takut kak, aku takut orang-orang jijik ngelihat wajah aku nantinya karna banyak bekas lukanya. Aku takut kalo nan..."

"Hustttt.." aku melepaskan pelukannya lalu menatapnya. "Kamu jangan takut yah, wajah kamu nggak seburuk itu sayang .. kamu masih cantik kok, nggak akan ada yang jijik ngelihat kamu, percaya sama aku" ujarku mencoba menenangkannya.

Aku menangkup kedua pipinya lalu mengusapnya lembut, ku dekatkan wajahku ke arahnya.

Cupp ..

Aku mencium bibirnya, bisa kurasakan tangannya mulai meremas ujung bajuku saat aku mulai menggerakkan bibirku.

Rasanya masih sama, manis.

Rasanya masih sama seperti dulu, jantungku berdetak begitu kencang, dadaku berdebar hebat, darahku berdesir saat pertama kali mengecap bibir lembutnya.

Rasanya masih sama, seakan ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan didalam perutku, menggelitik hingga membuat perasaanku menjadi campur aduk.

Aku membuka mataku, menatap wajahnya, menatap matanya yang masih terpejam, aku suka .. aku suka saat melihat ekspresi wajahnya saat ini.

Playgirl VS Badgirl Troubelmaker(END)✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang