****Pemandangan Pantai Selatan terus terlihat sepanjang jalan. Seisi mobil mengalihkan percakapan barusan dengan melihat-lihat pemandangan.
Pantai Selatan kebanyakan dijadikan pariwisata. Pantai yang tergolong sepi dari aktivitas kapal laut akibat besarnya ombak dan banyaknya karang di sepanjang pesisir. Beberapa pantai wisata dan rumah makan mereka lewati. Vila milik keluarga Yessy tidak terlalu jauh dari sebuah perkampungan, meski tetap harus melalui hutan bakau yang cukup lebat. Memang sengaja dibuat agak terpencil meski tetap terjangkau.
"Sampai!" seru Rivan kegirangan. "Turun, guys. Kita kasih arahan ke yang lain."
Lima anak itu turun dari mobil, menanti seluruh rombongan berkumpul. Ada total sembilan mobil yang mengangkut 36 anak X MIPA-4. Tidak ada yang tidak ikut. Bahkan yang paling pendiam pun setuju ikut. Sebenarnya, tidak ada yang sampai merasa tersisih di antara mereka. Memang kelas paling solid.
"Selamat datang di dunia yang sementara!" seru Gerald, langsung disambut jitakan Hisyam.
"Selamat datang, guys!" seru Rivan ketika akhirnya semuanya berkumpul. "Tanpa basa-basi, dengar! Komando di aku. Nanti kalian nurut sama Yessy soal pembagian kamar de el el, oke?"
"Okeeee," koor anak-anak serempak.
"Len, kopermu," seru Gerald saat mengeluarkan koper dari bagasi mobil.
Leana menyambutnya tanpa ekspresi.
"Hei, kelakuanmu bikin aku merasa ada apa-apa," ujar Gerald.
Leana menggeleng. "Aku enggak mau ngomong apa-apa di depan yang lain lagi. Mereka enggak ngerti, yang ada kita malah dicap aneh-aneh nanti."
"Bener juga. Tapi aku percaya mereka baik." Gerald mengambil kopernya sendiri dan bersiap menggeretnya. "Mau ngomong apa, Len?"
"Itu, aku bukan mimpi buruk. Aku cuma mimpi Anya, makanya tiba-tiba nangis." Leana menarik napas panjang. "Aku kangen dia."
Gerald terdiam beberapa saat. "Mimpi Anya?"
"Iya ...."
"Dia ngapain?"
"Enggak ngapa-ngapain. Yang kuingat, kami cuma ... saling menatap?"
Gerald paham akan kerinduan Leana. Mereka sama-sama berharap bisa bertemu Anyelir saat libur semester lalu. Nyatanya, Anyelir sama sekali tak melangkahkan kaki ke luar pondoknya. Anak itu masih butuh penjagaan ketat. Hanya berkomunikasi sesekali lewat dunia maya tak mengobati keinginan mereka untuk bertemu.
Intinya, hampir setahun mereka tak bertemu Anyelir.
"Tapi kok tiba-tiba dia?"
Leana menghela napas. "Jangan jadikan semuanya sebagai pertanda, Ger."
"Enggak, aku cuma nanya."
Dua anak itu tiba di depan vila, tempat Yessy sedang membacakan pembagian kamar.
"Hai, Len. Kamu sekamar sama Gerald."
"Uapa?" Dua anak itu langsung syok.
Yessy tertawa girang. "Bercanda, lah. Len, kamu di atas, oke? Sama aku. Kamar VIP lo, ngadep laut langsung. Enggak semuanya ngadep laut."
"Asyik!" sahut Leana. "Berapa orang sekamar?"
"Kita berlima. Haha, aku pakai randomizer biar adil. Kelas kita enggak ada peer group yang saling julid, kan?" sahut Yessy santai.
"Aku di mana?" tanya Gerald.
"Karena kamu satpam, kamu di pos sana."
Leana meledak tertawa sementara Gerald garuk-garuk kepala.
![](https://img.wattpad.com/cover/278070112-288-k154527.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terikat
Paranormal[COMPLETED] [Other Side Series#2] [R15+] [Sekuel The WIP] Bagi Leana, peristiwa tahun lalu sudah usai. Tak ada lagi keanehan, apalagi yang menyangkut makhluk astral. Namun, Gerald sesumbar itu karena dirinya. Leana akan dalam bahaya kalau tidak bera...