8. Ia Menjadi Aneh

26 7 0
                                    

Apa yang terjadi?

Gerald pun tidak bisa ingat jelas. Ia syok ketika Leana tidak mengenalnya ketika baru bangun di kursi santai.

Gerald menatap jendela. Ada yang teramat ganjil di sana. Sejak tadi, sejak ia ditahan teman-temannya, Gerald merasa ada yang aneh di tempat Leana. Anak itu memang kelihatan tidur, tetapi ada yang salah.

Entah apa.

Yessy dan Thia membantu Leana ke kamar. Gerald memercayakan pada mereka. Mungkin, Leana hanya linglung setelah mimpi aneh.

Ah, mimpi. Gerald tidak pernah meremehkan mimpi Leana, apalagi sejak kejadian tahun lalu.

"Kenapa mukamu syok begitu?" tanya Rivan. "Ada yang aneh? Leana marahin kamu lagi?"

Gerald menggeleng. "Dia cuma linglung."

"Oh ...."

"Udahlah, jangan tanya lagi. Aku bingung."

Aneh. Gerald benar-benar merasa ada yang salah. Namun, apa? Ia tidak merasakan firasat aneh soal vila ini. Semuanya aman terkendali.

Leana. Ya, Leana sendiri yang bermasalah. Ada yang aneh dengan aura anak itu. Seperti bukan Leana yang Gerald tahu. Seperti ... diambil alih.

Jangan lagi, ya Allah!

Gerald memegangi pelipisnya. Apa? Apa yang kira-kira membuat Leana kembali kerasukan? Anak itu mengaku sudah membaca zikir petang. Mungkin, dia tidak kerasukan. Mungkin, ia hanya kelelahan.

"Aku tidur duluan, ya," pamit Gerald. Ia merasa pusing dan berat sekaligus.

Ada yang salah. Bukan tempat ini, melainkan mereka berdua.

****

Pukul setengah tiga.

Gerald merasa amat tidak nyaman setelah tiba-tiba terbangun. Ia memutuskan keluar dan melihat sosok berpakaian putih dan berambut panjang di depan pintu yang terbuka lebar, menatap lautan kelam.

Itu manusia. Gerald tahu pasti. Meski begitu, tingkahnya mencurigakan. Gerald mengendap-endap sambil terus memperhatikan.

Sosok itu berjalan pelan, seolah mengikuti alunan lagu. Tangannya bergoyang-goyang mengikuti irama entah apa. Yang paling aneh, sosok itu jelas mengarah ke laut.

Gawat, batin Gerald. Itu siapa? Anak sekelas kah?

Sosok itu sudah menceburkan kakinya ke pantai sambil terus menggoyangkan tangan. Gerald tak tahan. Ia harus menyelamatkan orang itu. Baru saja hendak melangkah, ia melihat ombak yang amat besar bergulung menerpa orang itu.

Gerald berseru tertahan. Ganjil sekali. Ombak sebesar itu, dini hari begini? Apakah orang tadi selamat?

Ya, meski gerakannya yang seolah menari itu terhenti. Ia kini mematung di tengah air, menatap tangannya seolah kebingungan.

Mata Gerald melebar. "Itu ... Leana?!"

Gerald baru sadar, siapa lagi anak sekelas yang memiliki rambut sepanjang itu? Keruan saja Gerald berlari menghampiri, meski ombak besar lagi-lagi menerjang. Ia tak peduli. Sekujur tubuhnya basah kuyup, tetapi Leana yang tampaknya tak sadar itu lebih memprihatinkan.

"Leana!"

Berhasil. Gerald menarik perempuan itu. Tak peduli reaksi apa yang akan didapat, Gerald memeluknya. Memastikan Leana aman dan masih bernapas normal.

Leana tak kunjung sadar meski Gerald memanggil-manggilnya. Jadilah ia membopong Leana yang sudah amat dingin dan lemas itu. Ia amat bersyukur mendapati Leana sadar dan memanggil namanya.

Yang TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang