Cerita ini murni fiksi dan hanya rekaan author semata. Kalau ada kejadian ganjil, itu karena author-nya demen bikin adegan aneh. Peace
****
Lepas marah-marah tadi, Leana langsung menuju kursi santai di pojokan. Ia sempat-sempatnya memanggil Yessy dan memintanya untuk menjauhkan Gerald darinya.
"Siap, bosku. Gerald juga nitip kamu ke aku."
"Jangan sekongkol sama dia atau aku murka!" seru Leana gusar. Namun Yessy hanya tertawa-tawa menanggapinya.
Tak ada yang paham seberapa kesal Leana. Bahkan dirinya sendiri tidak terlalu mengerti. Ia kesal. Ia marah. Tetapi, sebagian hatinya tahu bahwa ia tidak boleh jauh dari Gerald. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar perasaan.
"Yo!"
Leana melonjak. Seseorang tampak dari jendela. Hampir saja ia menjerit, tetapi ia sudah belajar untuk menguasai dirinya. Ia bangkit dari kursi dan langsung menggebrak jendela. "Mau apa kamu?"
"Maaf ... habis, vilanya kelihatan hidup sekali." Anak di luar menyahut tanpa dosa.
Leana menelengkan kepalanya, heran. "Terus kamu ngapain di sini?"
"Iseng doang."
"Pergi, penguntit!" Leana membuka jendela dan berseru keras-keras.
"Ow, kamu galak sekali sama orang luar, ya."
"Kamu ngapain ngintip jendela rumah orang begitu?" Leana murka. Tak adakah orang yang bisa membuatnya tenang? Sampai sekarang, hanya Anyelir yang bisa melakukannya.
"Kamu kelihatan kesal. Ada apa?"
Leana mendelik. Sudah cukup dengan Gerald. Ada laki-laki lain yang hendak membuatnya terbakar emosi hidup-hidup. Anak itu ... Pram.
"E-eh, maaf, Mbak."
"Enggak dimaafin! Pergi sana!"
"Hei, kenapa sih kamu galak begini?" Pram malah bertopang dagu di ambang jendela. Tersenyum tak jelas. "Kamu kalau enggak pakai topi, lebih kelihatan mukanya."
"Ya iyalah!" Leana benar-benar dongkol sekarang. "Pergi kamu! Sebelum aku lempar!"
"Tunggu. Kamu lagi kesal sama seseorang?"
"Bukan urusanmu!"
"Gimana kalau itu jadi urusanku?" Pram tersenyum tambah misterius.
"Enggak bakal!"
Leana terkesiap ketika tiba-tiba Pram menarik tanganya. "Anak aneh, lepas!"
"Sebentar aja." Pram mencondongkan kepalanya dan berbisik tepat ke telinga Leana. "Leana, namamu, kan?"
Leana merinding seketika.
"Aku tahu kamu kesal dengan laki-laki itu, Gerald, sejak lama. Perlu aku bantu?"
"Kamu ... siapa?" Leana tak berani bergerak. Rasa takut merayap sepanjang punggungnya.
"Aku sudah bilang. Aku Pram."
"Aku enggak perlu bantuan siapa-siapa. Aku bisa sendiri."
"Tapi, aku memaksa untuk membantumu."
Benci. Leana benci sekali ketika ia seolah tak bisa apa-apa. Namun, Pram, siapa pun dia, membuat Leana benar-benar membeku. Firasat anehnya tidak salah. Pram aneh sejak awal. Pram ... bukan manusia biasa.
"Sekarang, turutilah kata-kataku. Tutup jendela ini dan tidurlah. Aku akan membantumu ... besok, atau mungkin besoknya lagi."
Leana bagai terhipnotis. Ia menutup jendela setelah Pram hilang entah ke mana. Ia langsung merebahkan dirinya ke kursi santai dan tak sadarkan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/278070112-288-k154527.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terikat
Paranormal[COMPLETED] [Other Side Series#2] [R15+] [Sekuel The WIP] Bagi Leana, peristiwa tahun lalu sudah usai. Tak ada lagi keanehan, apalagi yang menyangkut makhluk astral. Namun, Gerald sesumbar itu karena dirinya. Leana akan dalam bahaya kalau tidak bera...