Semacam Prolog

109 12 2
                                    

"Kalau kamu enggak mau, aku yang bakal luka."

Gerald terengah. Napasnya kian pendek. Ia bisa merasakan embusan halus bercampur bau anyir dari wajah di hadapannya. Ia takut. Takut Leana tambah terluka.

"Masih ragu?" Leana mengarahkan tangan ke matanya sendiri. "Aku akan mencongkel mata."

Gerald mengerjap beberapa kali. Ini mimpi, kan? Pasti mimpi? Biar aja dia congkel matanya ....

"Akh!"

Kali ini, darah mengucur dari telapak tangan Gerald. Entah apa yang diperbuat Leana, gerakan tangannya tadi mampu menyayat kulit.

"Masih ragu?" Leana menyeringai. "Kita luka sama-sama. Tapi Leana akan lebih menderita."

"L-Len ...."

Gerald melihat sosok Leana. Sosok perempuan berambut panjang, berkucir dua, yang ceria. Memintanya ini-itu dan sedikit-sedikit mengungkit soal penjaga. Memgomel jika ia terlalu protektif. Menangis tiap membahas Anyelir.

Ah, Anyelir ....

"Lihat, sudah berdarah."

Gerald merasa amat pening. Ia melihat setetes darah mengalir dari ... mata Leana. Ia memejamkan mata, tak sanggup melihatnya.

"Gerald ... cukup lakukan satu itu, aku akan berhenti melukai diri ini."

******

[Selanjutnya -> 1. Kamu Mengekangku]

******

JKT, 14/9/21

Yang TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang