2. Couple Ter-UwU

53 9 2
                                    

Baca cerita asli hanya di w4ttp4d. Di luar itu, khawatir malware, segera beralih ke link

http://wattpad.com/zzztare

Udah, lupakan soal web lain, hapus dari history, ga usak cek2 lagi daripada naikin algoritmanya.

*****

Bab 2

*****

Leana kekeh. Gerald tak mau kalah. Keduanya kini berada dalam fase bersitegang.

"Gerry, sadar posisimu. Kamu bukan siapa-siapa, bukan orang tua, bukan pacar, enggak ada hak kamu ngelarang aku!"

Gerald tak terima. Lebih tepatnya, ia sakit hati. "Sebagai penjaga, tugasku ya menjaga!"

"Ngomong itu mulu! Penjaga itu apa, sih?"

Gerald tak menjawab. Gelar "penjaga" jelas bukan apa-apa. Mungkin di bawah satpam perkantoran. Jelas terbanting dengan orang-orang yang Leana sebutkan tadi ... meski anak itu tak punya pacar.

"Aku kesal tiap kamu ngomong begitu. Soalnya, selama ini, aku aman sendirian." Leana bertopang dagu. "Jangan ngamuk, Ger."

"Mau kamu protes kayak apa, aku bakal tetap berusaha," sahut Gerald. "Aku enggak mau kamu nangis-nangis menyesal di ujung."

Leana menghela napas. Ia merasa kekhawatiran Gerald itu wajar, tetapi caranya mengesalkan.

"Udah, udah, mau ujian nih, jangan berantem," seru Rivan yang muncul tiba-tiba. "Kalau ada angket nanti, fix kalian masuk jajaran couple ter-uwu."

"Pergi," sahut Leana.

Rivan melangkah sambil tertawa-tawa. Tak ada anak di kelas itu yang tidak pernah meledek kedekatan Leana dan Gerald. Sebenarnya, semua mempertanyakan status keduanya yang tidak pacaran. Dua anak itu sama-sama enggan berkomentar.

Hari pertama PAT berjalan lancar. Leana merenungi kartu peserta ujian yang ditandatangani pengawas kelas. Masih ada empat hari lagi sampai liburan. Pembicaraan soal perpisahan kelas ditunda sampai saat itu.

"Len ... aku ke rumahmu, ya?" Gerald muncul sambil memelas.

"Ngapain?"

"Belajar."

"Modus melulu," sungut Leana. "Enggak, ah. Aku fokus kalau sendirian."

Gerald menggaruk kepalanya. Jelas sekali ia mencemaskan ujian. "Ya, deh. Aku ke sekolah pagi-pagi saja. Kamu bantuin aku, ya, kalau ikhlas."

Leana mendelik. Gerald nyengir kuda.

Hari itu, juga hari-hari setelahnya, persoalan perpisahan kelas di grup tertimbun dengan aneka catatan yang berseliweran dan pembahasan soal ujian. Grup kelas yang selalu ramai itu makin ramai. Orang-orang berharap bisa menyontek saat ujian, tetapi kecanggihan teknologi membuat usaha para peserta ujian seperti percuma.

****

"Insyaallah, kita fix ke tempat Yessy," ujar Rivan saat pekan PAT berakhir. "Yessy dan ortunya sudah oke, enggak ada bencana juga. Ya ... semoga."

"Jangan bikin parno, deh," gerutu seseorang.

Rivan berdeham. "Besok, kita bakal survei. Aku, Hisyam, Gerald ... Yes, kamu ikut enggak?"

Yessy mengangguk. "Sama anak cewek lain. Um, Leana?"

"Ya?" Leana langsung menegak.

"Kamu mau ikut?"

Yang TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang