Leana tidak fokus. Ia oleng. Ia gagal menjaga dirinya sendiri.
Hitam. Pekat. Leana tertahan. Dan ia ... melihat tiga orang di hadapannya.
"Akhirnya ... waktu yang ditunggu tiba juga."
Leana membeku. Lebih tepatnya, ia memang tak sanggup bergerak. Ia seolah terikat.
"Pembunuh ... tidak, kamu lebih kejam dari pembunuh. Kamu menghilangkan kami. Eksistensi kami. Kamu membuat kami terlupakan, tidak pernah ada sebelumnya!"
Leana tahu itu siapa, meski wajah tiga orang itu seolah tertutupi sesuatu yang hitam.
"Kamu harus jadi seperti kami!"
"Kamu harus dilupakan!"
Biang gosip, orang yang meretas blog, dan orang yang paling bermasalah denganku.
Nelly yang menyebarkan isi blog Leana ke grup kelas, memanas-manasi orang untuk menjauhi Leana. Mengapa? Karena Leana rupanya yang melapor ke guru tiap ada kecurangan. Membuat nilai beberapa orang jelek atau bahkan ulangan ulang dadakan. Hampir satu kelas terpancing, kecuali Anya dan Gerald.
Deka yang meretas blog Leana, setelah sekian lama menyimpan kecurigaan karena Leana seolah anak emas guru. Ia menyerahkan hasilnya pada Nelly.
Piyan yang selalu mengganggu Leana. Bukan cari perhatian, melainkan sengaja supaya Leana tertekan. Ia tidak suka Leana, hanya karena anak itu memarahinya setelah Piyan diam-diam mengambil buku gambar Leana dan enggan minta maaf.
Minta maaf.
Hal itulah yang tidak dilakukan tiga orang itu sampai akhir hayatnya, sampai saatnya mereka tak lagi ada, bukan sekadar wafat.
"Aku enggak takut sama kalian."
Tangan Leana tak bisa bergerak, seolah terikat di punggungnya, tetapi kakinya bisa. Ia bangkit dan menapak di hadapan tiga sosok tadi.
"Apa yang kalian mau dariku? Kehidupanku? Nyawaku? Apa?" Leana menggertak. Meski sebenarnya ia gentar, ia tak boleh menampakkannya. "Sebutkan apa mau kalian!"
"Apa kamu akan mengabulkannya?"
"Tergantung!"
Tiga sosok itu tampak berunding. Namun, tiba-tiba, satu-satunya perempuan di sana menoleh dan menyeringai ke arah Leana. Wajahnya cukup jelas sekarang. Itu Nelly.
"Kami akan mengulur waktu."
"Kenapa?"
"Kenapa? Apa kamu sadar posisimu sekarang?"
"Posisi?"
"Kamu ada di sini, tak sadarkan diri. Di luar sana, kamu sedang apa?"
Leana terperangah. Ia lupa, ia tidak dalam kesadaran aslinya.
"Kami memenjaramu di sini. Selamanya!"
"Kenapa ...?"
"Itu yang kami inginkan. Kamu di sini saja! Tidak ada yang lain. Biar kamu menderita seperti kami. Biar kamu dilupakan." Salah satu lelaki, Piyan, berkata.
"Ragamu akan terisi oleh yang lain. Dia akan menjadi Leana yang baru. Yang bukan kamu!"
"Terisi ... yang lain?" Leana gemetar. "Alisa ...?"
"Ya! Dia akan mengambil alih kehidupanmu!" Nelly tertawa melengking. "Atau ... membunuhnya, lalu membunuhmu!"
"Nya, itu siapa?"
"Siapa?" Piyan mendelik. "Siapa lagi orang yang lebih peduli orang sakit jiwa sepertimu dibanding kami?"
"Orang yang dikejar-kejar Alisa sampai ia memohon bantuan kami, dan kami setuju," timpal Deka. "Dia akan mendapatkan laki-laki itu, kami akan mendapatkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terikat
Paranormal[COMPLETED] [Other Side Series#2] [R15+] [Sekuel The WIP] Bagi Leana, peristiwa tahun lalu sudah usai. Tak ada lagi keanehan, apalagi yang menyangkut makhluk astral. Namun, Gerald sesumbar itu karena dirinya. Leana akan dalam bahaya kalau tidak bera...