Friend With Benefits | Part 25

4.3K 174 18
                                    

Playlist :
Pink Sweat$ - At My Worst

Happy Reading..

***

Benedict's Penthouse - Manhattan, New York city.

Terbangun dari tidurnya, Ben merasakan kepalanya berdenyut ia terlalu banyak minum tadi malam. Melirik kesamping, Ben tidak menemukan Savannah atau siapapun berada disana. Kejadian semalam berputar dalam kepalanya, malam itu Savannah sangat mabuk, wanita itu terus saja menggodanya, namun Ben tidak sedikitpun tergoda, ia malah menolak Savannah bahkan menyuruh pelayan Bar untuk membawa Savannah sejauh mungkin, Savannah malah membuat Ben merasa risih.

Hal yang patut di banggakan, Ben menahan hasratnya untuk tidak meniduri wanita manapun tadi malam. Entahlah, Ben hanya tidak ingin walaupun terkadang adik kecilnya selalu aja tidak sejalan, padahal tujuan awalnya ia memang akan sedikit bermain dengan Savannah.

Ben tersenyum kecil, mungkin Savannah tidak semenarik itu.

Saat Ben akan memutuskan untuk membersihkan diri, ia mengetahui jika pintu utama penthouse terbuka, seseorang memasukinya. Awalnya Ben pikir, itu adalah maid yang akan membersihkan penthouse-nya, tetapi sebuah layar menampilkan seorang wanita berjalan sembari menempelkan ponselnya di telinga.

Detik berikutnya, ponsel Ben berdering, tanpa menunggu lama Ben pun menerimanya.

"Kau dimana? Aku di penthousemu."

"Aku sudah melihatmu, apa yang membuatmu datang kemari?"

"Kau sudah sarapan? Aku membuatkanmu makanan."

Ben tertawa seolah tidak mempercayai perkataan wanita itu, "kau? Membuat makanan untukku? Dalam rangka apa?"

"Karena ingin dan aku sedang bahagia," sahut wanita itu riang dan Ben tahu apa yang membuat wanita itu bahagia.

"Hmm, I see. Memangnya kau tidak sarapan dengan kekasihmu?

Terdengar helaan napas di sebrang sana, "Aku hanya membuat dan membawakanmu makanan untuk sarapan, kau terlalu banyak bicara. Cepatlah, kau mau atau tidak?"

"Well, well. Tunggu aku."

Setelah memutus sambungan, Ben langsung membersihkan wajahnya, menggosok gigi, mengganti pakaian semalam lalu turun ke lantai bawah untuk menemui Brianna, Ben bersyukur Brianna tidak harus melihat wanita yang tidur bersamanya jika saja Savannah atau wanita lain berada disini, Syukurlah Ben tidak membawa siapapun kali ini.

Padahal Ben membawa wanita lain atau tidakpun tentu saja itu bukan urusan Brianna. Entahlah, Ben hanya tidak ingin wanita yang Ben anggap teman itu melihatnya.

Setibanya Ben disana, Brianna tengah duduk santai di atas kursi meja makan sembari melipat kaki jenjangnya yang terbalut sepatu boots.

Setibanya Ben disana, Brianna tengah duduk santai di atas kursi meja makan sembari melipat kaki jenjangnya yang terbalut sepatu boots

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Friend With Benefits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang