6

2K 217 18
                                    

Dia baik tapi aku sadar, dia paham agama sedangkan aku tidak terlalu.

_Pengagum Rahasia_

***

Hari ini Arumi pulang sekolah tidak di jemput oleh kakaknya, karena hari ini Arumi harus pergi ke kajian dan berniat sepulang dari kajian Arumi akan ke taman itu untuk mencari barang dia yang hilang kemarin.

Arumi memasuki mesjid dan sudah banyak teman-teman kajian Arumi yang sudah datang.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Sudah lama?" Tanya Arumi.

"Iya mi" ucap Sinta salah satu teman kajian Arumi.

Arumi hanya mengangguk, selang beberapa menit ustadzah yang mengajar di kajian itu telah datang.

***

Kajian hari ini telah selesai, Arumi keluar dari mesjid itu dan kelihatannya sore hari ini hujan mau turun, Arumi pun bergegas menyalahkan mesin motor nya dan segera berlalu dari Mesjid itu.
Tapi pas di depan sebuah pesantren hujan turun begitu deras dan Arumi memutuskan buat berteduh di mesjid pesantren itu sampai hujan reda sedikit.

Arumi pun memarkirkan motornya dan berlari ke teras mesjid pesantren itu. Merasa angin begitu kencang membuat Arumi menggigil ke dinginan.

Tiba-tiba Raihan dan 2 santri keluar dari mesjid dan melihat Arumi yang duduk di teras mesjid.

Ya mesjid pesantren yang tempat Arumi berteduh itu adalah pesantren tempat Reihan mengabdi.

"Sepertinya gadis itu kedinginan" ujar salah satu santri yang namanya Revan.

"Iya, mending saya ajak dia masuk ke mesjid, dan kalian berdua ke dapur buatkan dia teh" ucap Reihan.

Revan maupun Iqbal merasa ada yang aneh dengan ustadznya ini tapi keduanya tidak mau su'udzon terhadap ustadznya mereka langsung melaksanakan perintahnya.

Lantas Raihan pun menghampiri Arumi.

"Assalamu'alaikum" ucap Reihan.

Arumi pun mendongak keatas dan Arumi maupun Raihan terkejut, Arumi cepat-cepat menundukkan pandangannya.

"Wa'alaikumussalam" ucap Arumi.

"Dia kan wanita yang kemarin di taman " ucap batin Reihan.

"Afwan, kayaknya kamu kedinginan lebih baik kamu masuk ke mesjid dulu" ucap Reihan.

Arumi sempat berpikir karena memang Arumi sekarang kedinginan, lalu Arumi mengangguk. Lantas Reihan pun membuka kan pintu mesjid dan menyuruh Arumi masuk. Di dalam mesjid tersebut Arumi duduk di dekat kotak amal sambil menunggu hujan reda.

Raihan berlari menuju asramanya karena mengingat barang yang kemarin dia temukan di taman.

Setelah kembali dari asrama nya
Raihan pun menghampiri Arumi dan berdiri di depan Arumi yang sedang duduk.

"Afwan apakah ini punyamu?" Tanya Raihan sambil memperlihatkan kalung dan dompet mini itu.

Lantas Arumi pun berdiri dari duduknya dan menatap Raihan, merasa Reihan ditatap oleh Arumi, Raihan pun menundukkan pandangannya.

"Astaghfirullah" ucap Arumi lirih.

"Iya ustadz itu punya saya" ucap Arumi.

Raihan pun mengangguk dan memberikan barang tersebut ke Arumi dan Arumi menerimanya.

"Maaf barang itu saya temukan di taman kemarin" ucap Reihan.

Arumi hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih.
Iqbal menghampiri ustadz Reihan dengan memegang satu gelas berisi teh manis.

"Ustadz ini teh nya" ucap Iqbal.

"Oh iya, makasih ya Iqbal" ucap Reihan.

Iqbal hanya mengangguk dan kembali lagi ke asramanya.

"Maaf ini ada teh manis, di minum ya" ucap Arumi.

"Kenapa dia baik sekali?" Tanya batin Arumi.

Tidak mau berpikir lama-lama Arumi pun mulai mengambil teh manis itu, karena sekarang Arumi memang sangat kedinginan.

"Makasih" ucap Arumi.

"Iya sama-sama" ucap Reihan.

***

Hujan mulai reda, Arumi pun keluar dari mesjid.
Melihat hujan tidak terlalu deras Arumi pun segera mengambil jas hujan yang ada di sadel motornya dan memakainya.
Setelah berpamitan dengan Reihan walaupun sempat Reihan tidak menyuruhnya pulang karena hujan belum terlalu reda tapi Arumi ingin sekali pulang, lantas Reihan pun mengiyakan lagipula dia bukan siapa-siapa Arumi kan.

Sesampainya di rumah Arumi melihat Mamanya Nafisah yang begitu nampak gelisah. Lantas Arumi pun menghampiri mamahnya.

"Assalamu'alaikum ma" ucap Arumi.

"Wa'alaikumussalam" ucap Nafisah

"Kamu dari mana aja nak, kenapa kamu basah kek gini?" Tanya Nafisah.

"Tanyanya satu-satu aja ya mah" ucap Arumi.

"Hehe iya soalnya mama khawatir nak" ucap Nafisah.

Inilah Arumi sangat bahagia mempunyai orang tua yang baik dan perhatian kepadanya.

"Arumi dari kajian mah, terus pulangnya hujan deras dan Arumi teduh di salah satu pesantren tapi karena Arumi takut kemalaman akhirnya Arumi putus kan Arumi pulang dan tidak tunggu hujan reda dulu ma" ucap Arumi panjang lebar.

"Oh gitu, tapi lain kali kamu jangan gitu ya nak" ucap Nafisah.

Arumi hanya mengangguk dan Tersenyum dan pamit ke kamar.

Arumi pun mulai membersihkan dirinya. Setelah semuanya lengkap Arumi keluar dari kamar mandi.

"Ustadz di pesantren tadi baik juga ya, Arumi kira tidak" ucap Arumi.

Mengingat Arumi telah menghayal kan seseorang yang bukan mahramnya Arumi cepat-cepat beristighfar.

Dia baik tapi aku sadar, dia paham agama sedangkan aku tidak terlalu.

***

Jangan lupa baca Al-Qur'an

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang