Epilog

2.5K 113 5
                                    


Jangan lupa vokem, di part terakhir di cerita ini....

-jangan lupa follow IG saya @symsiahhhhh_

Selamat membaca bestie:)

***

Bulan berganti bulan kini kandungan Arumi telah memasuki bulan ke-9 udah masa masanya kelahiran baby boy. Yap dari hasil USG Arumi mengandung bayi yang berjenis kelamin laki-laki.

Sekarang Arumi sedang duduk di ruang tamu menunggu ustadz Raihan pulang dari kantor. Ustadz Raihan mempunyai perusahaan sendiri warisan dari sang abi meskipun ustadz Raihan bekerja di Kantor dia juga masih mengajar di pondok pesantren.

Terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah dengan pelan Arumi berdiri dari duduknya maklum perutnya yang besar. Arumi berjalan ke arah pintu rumah utama dan siap menyambut ustadz Raihan.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam mas" Arumi meraih tangan kanan ustadz Raihan dan mencium punggung tangan ustadz Raihan, setelah itu gantian ustadz Raihan yang mencium dahi Arumi.

"Mas udah makan?"

Ustadz Raihan menggeleng kepala "belum sayang"

"Nah pas banget Arumi habis selesai masak, makan yuk"

"Kamu kenapa masak?, Mas gak mau yah kamu kecapean"

Arumi tersenyum "nggak kok Mas, Arumi gak kecapean"

Ustadz Raihan mengelus kepala Arumi yang tidak memakai hijab "Tapi tetap saja, kamu gak boleh kecapean"

"Iya mas sayang, yuk makan keburu makanan dingin"

Mereka pun berjalan ke arah dapur.

***

Setelah selesai makan ustadz Raihan mengajak Arumi naik ke atas kamar mereka guna untuk istirahat. Hari ini ustadz Raihan sangat lelah pekerjaan di kantor gak ada habisnya di tambah lagi di pesantren tapi biar begitu ustadz Raihan gak pernah mengeluh di depan Arumi karena memang ini tugasnya sebagai kepala keluarga.

Sesampainya di kamar mereka pun naik ke atas ranjang Arumi menyenderkan punggungnya di kepala ranjang sedangkan ustadz Raihan rebahan dan menjadikan paha Arumi sebagai bantalnya.

Ustadz Raihan mengubah cara tidurnya wajahnya berada tepat di depan perut buncit Arumi.

"Assalamu'alaikum jagoan Abi, baik baik di perut Ummah yah, tidak beberapa hari lagi kita ketemu Abi udah gak sabar mau gendong kamu" Ustadz Raihan terus mengelus perut Arumi dengan pelan, sedangkan Arumi tersenyum haru melihat ustadz Raihan yang berbicara dengan beby boy tak lupa juga tangan Arumi yang mengelus kepala ustadz Raihan.

"Mas.."

"Iya sayang ada apa?"

"Besok Mas Raihan gak ada kerjaan?"

"Nggak ada, emang kenapa hmm?"

"Temanin Arumi ke dokter yah"

"Ngapain, perutnya sakit mau lahiran? Atau gimana?" Seketika ustadz Raihan bangun daru rebahan nya Arumi yang melihat tingkah suaminya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Ish nggak Mas, cuman mau periksa aja" Ustadz Raihan menghembus kan nafasnya pelan.

"Uh kirain mau lahiran"

"Mas aja tuh kelewatan panik"

"Ya harus lah sayang, Mas kan khawatir"

"Iya Mas Raihan sayang" Arumi mengelus pipi suaminya dengan sayang.

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang