34

1.6K 109 1
                                    

                   Assalamu'alaikum

Haii apa kabar kalian?
Author harap kalian baik-baik saja hehe.

Oh iya kabar hatinya gimana?
Amankan? Heheh

Pesan author jangan terlalu berharap sama seseorang yaa nanti ujung-ujungnya di kecewain lohh.
Berharap itu hanya kepada Allah, kalau berharap kepada Allah yakin deh pasti tidak bakalan kecewa.

***

1 Minggu kemudian.

Setelah beberapa Minggu di rumah sakit akhirnya hari ini ustadz Reihan di perbolehkan pulang, tapi dengan satu syarat harus ekstra istirahat dan tidak banyak melakukan apa-apa yang membuat ustadz Reihan capek. Arumi yang sebagai Istri dia akan merawat ustadz Reihan Sampai sembuh.

Seperti sekarang Arumi duduk di pinggir kasur di dekat ustadz Reihan, di tangannya memegang sebuah mangkuk yang berisi bubur yang sempat dia buat untuk ustadz Reihan.

"Mas Reihan makan ya, sudah itu minum obatnya" ustadz Reihan membuka mulutnya dan satu sendok bubur masuk ke mulut ustadz Reihan, begitu sampai seterusnya.

Setelah selesai makan, Arumi mengambil obat ustadz Reihan dan membantu suaminya itu memakan obat yang di anjurkan oleh dokter.
Setelah selesai Arumi merebahkan tubuh ustadz Reihan dan menyuruh ustadz Reihan untuk istirahat.

Arumi berjalan turun dari kamarnya dan berjalan ke arah dapur, rumah yang jarang sekali di tempatinya membuat rumah itu banyak debu yang melekat di mana-mana.

Arumi mulai mengambil sapu dan mulai membersihkan semua isi rumahnya mulai dari menyapu, mengelap kaca, dan mengatur bingkai foto pernikahannya, setelah selesai dengan ruang tamu Arumi berjalan ke dapur, Arumi mulai memasukkan baju kotor punya dan suaminya kedalam mesin cuci.

Selama ustadz Reihan koma Arumi hanya sekali-sekali mencuci mamanya dan mertuanya mau membantunya mencucikan pakaian akan tetapi Arumi menolak karena takut merepotkan.

***

Setelah semuanya selesai, Arumi naik ke lantai dua ke kamarnya dia melihat ustadz Reihan sedang mengaji, jujur Arumi rindu sekali dengan suara suaminya mengaji Arumi berdiri di dekat pintu menuggu sampai ustadz Reihan selesai.

Ustadz Reihan yang selesai mengaji menengok ke arah pintu kamar, dan melihat Arumi berdiri di dekat pintu dengan senyuman yang sangat manis.

"Sayang, kamu ngapain di sana sini" ustadz Reihan menggoyang tangannya kearah Arumi, Arumi lantas berjalan ke arah ustadz Reihan dan duduk di dekat ustadz Reihan.

"Kamu ngapain di sana?"

"Nggak kok Mas, Arumi hanya senang bisa mendengar suara Mas ngaji lagi"

Ustadz Reihan hanya mengangguk dan mencium pucuk kepala Arumi.

"Oh iya kamu sudah makan?" Arumi mengangguk "Iya Mas"

"Kalau gitu tidur yok, Mas ngatuk tapi Mas mau tidur bareng istri Mas yang cantik ini" ucap ustadz Reihan sambil mencolek hidung Arumi, seketika pipi Arumi panas pasti pipinya lagi blushing.

Ustadz Reihan yang melihat pipi Arumi memerah hanya terkekeh.

"Itu pipi kenapa?, Padahal kamar kita tidak panas" goda ustadz Reihan. Arumi refleks memegang pipinya dan sadar bahwa ustadz Reihan menggodanya "Mas ih" kesal Arumi.

Ustadz Reihan hanya terkekeh geli "Maaf, yaudah yuk kita tidur Mas ngantuk" Arumi mengangguk dan tertidur di samping ustadz Reihan dengan lengan ustadz Reihan menjadi bantalnya.

Dengan hitungan menit Arumi dan ustadz Reihan sudah sampai di alam mimpinya.

***

Di suatu tempat seorang pria yang duduk di teras rumahnya dengan hp yang di tangannya.

"Lo harus jadi milik gue" ucapnya sambil melihat ke arah foto yang tertera di layar handphone.

"Tidak ada yang boleh miliki lo kecuali gue"

Pria itu tersenyum senang melihat ke arah layar ponselnya

***

Pukul 03:25 Arumi membuka matanya orang yang pertama Arumi lihat adalah ustadz Reihan yang tertidur dengan nyenyak, ustadz Reihan kalau tidur begitu lucu.

Arumi memiringkan tubuhnya dan tangannya mulai beraksi di wajah suaminya setelah satu tahun menikah Arumi belum pernah mendeskripsikan wajah suaminya.
Ustadz Reihan memiliki alis yang tebal dan bulu mata yang tebal sama seperti dengan Abi Iskandar, hidung ustadz Reihan begitu mancung yang Arumi paling suka adalah mata ustadz Reihan karena di mata sayu itu ustadz Reihan selesai memancarkan kasih sayang untuknya.

"Sudah puas pandangi wajah suami kamu yang tampan ini" ucap ustadz Reihan dengan mata yang masih tertutup, Arumi yang mendengar itu menjauhkan tangannya, dia sekarang malu banget karena ketahuan telah memandangi wajah ustadz Reihan.

Arumi menyingkirkan tangan ustadz Reihan dari perutnya dan bangun dari tidurnya, tapi tiba-tiba ustadz Reihan menarik tangan Arumi sampai Arumi terjatuh kedalam pelukannya, mereka saling menatap mata sampai Arumi sadar Arumi berdiri dan duduk di pinggir kasur, ustadz Reihan bangkit dari tidurnya dan mendekati Arumi.

"Kamu nggak papa?" Arumi hanya diam, Arumi tidak marah hanya saja dia malu ini baru pertama kalinya selama dia sudah menikah.

"Sayang, kamu nggak papakan, maaf Mas tadi tidak sengaja narik tangan kamu" Arumi menatap ustadz Reihan dan menggeleng kepala "Nggak papa kok Mas, Arumi hanya malu saja ketahuan sama Mas"

"Kenapa harus malu, kan udah halal sayang"

"Iya Mas hanya saja Arumi belum terbiasa hehe"

Ustadz Reihan menarik tengkuk leher Arumi dan mencium kening Arumi "Iya Mas paham nanti juga kamu terbiasa" Arumi mengangguk mereka saling berpelukan.

***

Huhuyyyy akhirnya aku update lagi:)

Author cuman mau bilang, jangan lupa baca Al-Qur'an hehe<°°>

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang