23

1.6K 148 23
                                    

Kedua Pasangan halal ini sedang duduk di taman di belakang rumah ustadz Reihan.

Arumi duduk sambil menatap ke arah ustadz Reihan yang sedang menikmati teh manis, ustadz Reihan yang sadar di tatap oleh istri kecilnya pun menoleh.

"Kenapa?"

Arumi menggeleng kepala cepat "Nggak papa"

Ustadz Reihan hanya mengangguk.

"Kita jalan-jalan yuk"

"Kemana?"

"Terserah, mau nggak"

"Boleh"

Mereka melangkah meninggalkan taman dan berjalan ke arah perkaranga rumah. Mereka  menaiki motor milik ustadz Reihan.

Kali ini mereka berjalan-jalan dengan mengendari motor dan ini baru pertama kali Arumi di bonceng naik motor oleh ustadz Reihan mereka gugup sih tapi Arumi berusaha menghilangkan rasa gugupnya itu.

"Sudah siap?"

"Sudah mas"

"Pegangan"

Arumi pun mengangguk dan memegang jaket suaminya itu.

"Nggak begitu sayang cara pegangnya"

"Terus gimana?"

Ustadz Reihan mengambil tangan Arumi dan mengarahkan untuk memeluknya erat. Arumi yang dapat perlakuan kek begitu merasa canggung karena ini pertama kalinya.

"Jangan di lepas, pegang yang kuat nggak usah malu kita sudah sah"

Arumi hanya mengangguk.

"Bismillah"

Motor berjalan dengan kecepatan rata-rata, Arumi melihat ke sekelilingnya banyak motor maupun mobil yang berlalu lalang.

Sampai di depan sebuah taman motor ustadz Reihan berhenti Arumi segera turun dari motor.

"Mau ngapain di taman mas?"

"Mau pacaran"

"Pacaran?"

"Iya sayang pacaran yok"

Ustadz Reihan melangkah dan menarik tangan Arumi masuk ke area taman Arumi hanya menunduk mengikuti kemana suaminya itu, sampai di depan sebuah kursi taman Arumi di suru duduk oleh ustadz Reihan, Arumi hanya mengikuti saja perintah suaminya tanpa membantah.

"Tunggu di sini jangan kemana-mana aku beli air dulu sebentar sekali"

Arumi hanya mengangguk patuh, ustadz Reihan segera melangkah menuju tempat penjual minum yang tidak jauh, tidak beberapa menit ustadz Reihan selesai membeli air minum dan segera menghampiri Arumi.

"Ini" kata ustadz Reihan menyodorkan satu botol air minum, Arumi menerima air minum tersebut "Makasih mas" ustadz Reihan hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Oh iya sayang, besok kita pindah ya" ucap ustadz Reihan sambil melirik ke arah Arumi.

"Pindah kemana mas?" Tanya Arumi bingung emang mau pindah kemana.

"Ke rumah kita" ucap ustadz Reihan.

"Rumah kita, emang kita punya rumah mas?" Tanya Arumi level bingung sudah di atas rata-rata.

"Iya sayang, sebelum kita menikah aku membangun rumah tidak jauh dari pesantren aku tidak mau kalau habis nikah harus numpang di rumah umi atau rumah mama"

Arumi yang mendengar penjelasan ustadz Reihan hanya mengangguk.

"Oh ya kita pulang yuk, mas lapar soalnya hehe"

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang