25

1.6K 129 27
                                    

Waktu begitu berputar dengan cepat hari ini Arumi kembali  bersekolah.
Arumi sedang berada di dalam mobil dengan seragam putih abu-abu yang melekat ditubuhnya di sampingnya tempat pengemudi ada suami tercinta siapa lagi kalau bukan ustadz Reihan.

30 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di depan gerban SMAN 2 Takalar.
Arumi turun dari mobil setelah berpamitan kepada ustadz Reihan.

Ustadz Reihan terus memperhatikan Arumi sampai Arumi benar-benar masuk ke area sekolah, setelah Arumi sudah tidak terlihat lagi ustadz Reihan menjalankan mobilnya kembali ke pesantren.

Arumi berjalan di koridor sekolah sesekali Arumi menyapa adek kelasnya dengan tersenyum.
Di arah depan Arumi melihat sahabatnya yang sudah beberapa Minggu dia tidak temui siapa lagi kalau bukan Sindi dan Amaliah.

"Assalamu'alaikum" sapa Arumi sedang berdiri di dekat kedua sahabatnya.

"Wa'alaikumussalam"

"Ahh Rum gue rindu banget sama lo" seru Amaliah heboh saking hebohnya orang yang berjalan di sekitar mereka melihat ke arah mereka bertiga.

"Ih Liah suara lo itu, sampai-sampai orang ngeliat ke arah kita"

"Iya tuh" kata Sindi.

"Maaf, soalnya gue rindu" ujar Arumi Sindi dan Arumi hanya mengangguk.

"Yok masuk kelas" ajak Arumi.

"Yok"

Mereka berjalan memasuki kelas barunya, Arumi duduk di bangku urutan kedua dan di samping kiri dan kanannya ada Sindi dan Amaliah.

"Oh ya Rum lo tadi berangkat sama siapa, gue tadi lihat lo di antara naik mobil tapi bukan mobil kak Arya" ujar Sindi, ya benar sebelum Sindi masuk di area sekolah Sindi sempat melihat Arumi keluar dari mobil tapi tidak seperti mobil abangnya Arya, dan Sindi juga melihat sekilas ustadz Reihan yang melambaikan tangan kepada Arumi.

"An-u itu ta-di sepupu gue" ucap Arumi gugup.

"Ya elah Arumi lo nggak usah gugup gitu" ucap Amaliah.

"Iya Liah"

"Oh jadi itu sepupu lo, anak pesantren ya soalnya gue tadi liat dia pakai peci gitu terus seperti dia pakai baju Koko"

Arumi melotot mendengar perkataan Sindi apa tadi dia melihat ustadz Reihan huu Arumi harus balas apa ini.

"Heh iya dia sepupu aku baru kemarin dia pulang pesantren"

Kedua sahabatnya mengangguk dan Arumi menghela nafas huu hampir saja.

                   ***

Arumi sedang berada di halte menunggu suaminya datang menjemput kedua sahabatnya sudah pulang duluan dari kejauhan Arumi melihat mobil suaminya mengarah ke dia, Arumi bangkit dari duduknya dan berjalan memasuki mobil ustadz Reihan.

"Assalamu'alaikum" salam Arumi.

"Wa'alaikumussalam" balas ustadz Reihan sambil mengulurkan tangannya untuk di salimi oleh Arumi dan Arumi pun meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan tersebut.

"Gimana sekolahnya lancar?"

"Alhamdulillah Mas lancar"

"Ada cowok nggak dekatin kamu?" Tanya ustadz Reihan.

"Nggak ada Mas, emang kenapa kalau ada Mas cemburu?" Tanya Arumi kembali sambil terkekeh.

"Iya Mas cemburu makanya kamu nggak boleh dekat-dekat sama laki-laki kecuali Mas sama abi dan papa oke"

"Oke mas"

30 menit menempuh perjalanan pulang mereka sudah sampai di rumah mereka Arumi turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumahnya.

Arumi meletakkan tasnya di meja belajar dan masuk ke dalam kamar mandi.
Kurang dari 15 menit Arumi keluar dari kamar dengan gamis santai yang melekat di tubuhnya serta jilbab instan.

Arumi menghampiri suaminya yang sedang duduk di depan TV sambil memainkan handphonenya.

"Mas" panggil Arumi.

"Iya sayang kenapa?"

"Ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain lagi main handphone aja"

Arumi hanya ber 'oh' ria sambil menyenderkan kepalanya di bahu suaminya Arumi sudah tidak malu lagi lagi pula to ustadz Reihan suaminya.

"Lima hari lagi Mas akan berangkat ke Mesir" ucap Ustadz Reihan Arumi yang sedang menyenderkan kepalanya di punggung ustadz Reihan mendongak ke atas menatap wajah ustadz Reihan.

"Katanya masih lama" ucap Arumi dengan suara pelan dia nggak bisa LDR dengan ustadz Reihan.

"Nggak sayang jadwal kuliah Mas padat banget dan harus berangkat ke sana" ujar ustadz Reihan sambil mengelus kepala Arumi yang tertutup jilbab instan.

"Tapi Mas, Arumi nggak bisa LDR" ucap Arumi.

"Bismillah ya sayang, in syaa Allah kamu bisa nanti juga Mas pulang kok tenang aja pasti nggak kerasa" ucap ustadz Reihan menyakinkan Arumi.
Arumi hanya membalas dengan mengangguk pelan.

Arumi nggak boleh egois ini sudah menjadi impian suaminya Arumi harus kuat.

"Nanti kalau Mas ke Mesir kamu nginap di rumah mama atau umi ya, nggak usah khawatir Mas di sana nggak macam macam kok"

"Coba aja Mas macam-macam"

"Iya nggak bakalan kan Mas udah punya istri yang cantik bukan cuma rupa yang cantik tapi akhlak pun begitu" ucap ustadz Reihan berhasil membuat pipi Arumi memerah.

"Kamu pakai blush-on, pipi kamu merah banget" ujar ustadz Reihan menggoda Arumi.

"Nggak ih Mas" ucap Arumi saking malunya Arumi menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.
Ustadz Reihan yang melihat pipi isterinya memerah hanya tersenyum dan memeluk erat istri nya itu.

                    ***

Malam pun tiba ustadz Reihan masih berada di mesjid. Arumi sedang berkutat di dapur memasak makan malam untuknya dan suaminya tapi karena terlalu fokus memasak Arumi tidak tahu kalau suaminya sudah pulang dari mesjid dan tiba-tiba tangan kekar melingkar di perutnya membuat Arumi terkejut.

"Astaghfirullah Mas kagetin aja" ujar Arumi.

"Assalamu'alaikum" ucap ustadz Reihan tanpa melepaskan tangannya yang memeluk Arumi dari belakang

"Heh Wa'alaikumussalam" jawab Arumi berbalik ke arah suaminya dan mengulurkan tangannya dan ustadz Reihan yang mengerti langsung membalas uluran tangan Arumi. Dan selesai itu ustadz Reihan kembali memeluknya.

"Mas lepaskan dulu, Arumi susah nih masaknya"

"Tunggu sebentar beberapa menit deh"

Arumi tidak menjawab perkataan suaminya dan meneruskan kegiatan memasaknya. Setelah beberapa menit Arumi selesai masak.

"Mas lepasin ya masakannya sudah selesai nih"

Ustadz Reihan mengangguk dan melepaskan pelukannya "Biar Mas bantu"

"Nggak usah Mas, biar Arumi saja" tolak Arumi karena tidak enak.

"Nggak papa sini" ujar ustadz Reihan sambil mengambil alih mangkuk yang ada di tangan Arumi dan membawanya ke meja makan, Arumi hanya pasrah mau membantah takut dosa jadi dia pasrah aja lagi pula ini keinginan ustadz Reihan tersendiri.

Setelah masakan sudah tertata rapi di atas meja makan kedua insan itu pun mulai duduk dan menyantap masakan tersebut.

  ***             

Gimana partnya?
Author harap semoga memuaskan hehe.

     Jngan lupa Follow ig author @sayasyamsiah_
Jangan lupa Baca Al-Qur'an dan sholat 5 waktu hehe

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang