18

1.3K 148 18
                                    

Hari ini sepulang sekolah Arumi akan mengembalikan jaket milik ustadz Reihan yang kemarin sempat dia pinjam, bukan Arumi meminjam tepatnya ustadz Reihan yang maksa.

Arumi sedang mengendarai motornya menuju pondok pesantren dimana ustadz Reihan menjadi ustadz pengabdi, terlebih dahulu Arumi singgah di Indomaret buat membeli cemilan karena Arumi sekalian mau menjenguk Rizal di pondok itu.

Arumi memasuki Indomaret dan berjalan ke arah stan makanan ringan Arumi mulai memilih makanan ringan apa saja yang akan dia beli.

Beberapa menit memilih makanan akhirnya selesai Arumi berjalan ke arah kasir dan segera membayarnya.

Setelah semua selesai Arumi berjalan keluar Indomaret dan menaiki motornya menuju ke pondok pesantren.

Karena jalan sekarang tidak macet Arumi telah sampai di pesantren, Arumi pun memarkirkan motornya di tempat parkir, Arumi turun dari motornya dan mulai berjalan ke arah jalan masuk di pesantren tapi langkahnya berhenti tak kala dia melihat seseorang yang dia kagumi berbicara dengan seorang wanita yang memakai pakaian syar'i hati Arumi begitu sakit matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Ustadz Reihan berbicara dengan wanita itu sungguh sangat akrab seperti suami dan istri.

"Astaghfirullah" ucap Arumi di dalam hatinya.

"Ya Allah kenapa sakit banget ya liat ustadz Reihan ngobrol sama wanita lain"  lirih Arumi

"Nggak-nggak Arumi gak boleh sedih, ingat dia bukan siapa-siapa kamu jadi jangan sedih air mata kamu berharga masih banyak dosa Arumi yang pantas Arumi tangisi bukan ustadz itu"

Arumi menghapus air matanya dan berjalan ke arah gerbang.

Ustadz Reihan yang sedang berbicara dengan wanita itu berhenti ketika melihat Arumi berjalan ke arah penjaga gerbang Arumi sama sekali tidak melirik ke arahnya.

"Assalamu'alaikum kak"

"Wa'alaikumussalam, ada yang bisa kami bantu?"

Arumi mengangguk "iya kak tolong panggilkan Muhammad Rizal boleh"

"Boleh kamu duduk dulu saya kedalam panggilkan Rizal sebentar sekali"

Arumi mengangguk dan duduk di tempat yang di sediakan, Arumi melirik ke arah ustadz Reihan dan pas ustadz Reihan pun melirik ke arahnya mata mereka bertemu tapi tidak lama Arumi langsung membuang mukanya.

Kenyataan pahit!!

Tidak lama menunggu Rizal pun datang menghampiri Arumi

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, eh Rizal"

"Kamu ngapain kemari Rum?"

"Emang aku nggak boleh ke sini ya?"

"Ye boleh kok, malahan boleh banget tapi maksud aku ada keperluan apa kamu kemari?"

"Niatnya sih mau kembalikan jaket ini ke ustadz Reihan tapi gak jadi" ucap Arumi sambil memperlihatkan jaket itu ke Rizal.

"Tapi"

"Hm nggak papa lupakan saja, bdw aku bawain kamu makanan nih" kata Arumi sambil menyerahkan kantong plastik berwarna putih yang isinya makanan dan susu kepada Rizal.

"Ya Allah nggak usah repot-repot Rum"

"Nggak papa aku gak repot kok, lagipula sekali-kali jengukin kamu"

"Makasih banyak ya"

Arumi mengangguk "iya sama-sama"

"Sekolah kamu gimana lancar kan?"

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang