29

1.3K 113 22
                                    

Satu tahun kemudian

Tepat hari ini pengumuman kelulusan yang mendaftar SNMPTN, Arumi yang sedang menunggu hasilnya dengan mengigit jarinya saking tegangnya Arumi begitu gelisah di tempat duduknya yang di depannya terdapat sebuah laptop.

Dua menit menunggu akhirnya hasil pun sudah di depan mata, Arumi mengecek laptopnya dan tertulis di sana SELAMAT ANDA DI TERIMA DI UNIVERSITAS ALAUDDIN MAKASSAR DENGAN JURUSAN KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN.

Air mata kebahagiaan menetes membasahi pipi Arumi tidak lupa juga Arumi mengucapkan Alhamdulillah usahanya selama ini tidak sia sia, selagi kita mau berusaha tidak ada yang tidak mungkin. Usaha dan berdoa adalah kunci kesuksesan.

"Ma, Pa, Bang Arumi lulus Alhamdulillah"

"Alhamdulillah, selamat ya dek"

"Iya abang"

"Wahh anak mama pintar banget selamat ya, oh iya kamu udah kabarin Reihan?"

"Hm belum ma, nanti kalau mas Reihan sudah tidak sibuk Arumi kabari"

Semuanya mengangguk

"Oh iya dek, tadi waktu Reihan telfon abang katanya besok dia akan balik ke Indonesia"

Arumi yang sedang sibuk dengan laptopnya mengalihkan pandangannya ke arah Arya "Emang beneran abang?"

"Iya abang nggak bohong"

"Kok Mas Reihan nggak kabari aku sih"

"Iya katanya nanti kamu tidak fokus lagi belajarnya, pokok nggak usah tanya-tanya yang penting Reihan besok pulang"

Arumi hanya mengangguk dengan mata berbinar cerah, sekarang bahagia Arumi tidak bisa di bicarakan lagi Arumi sangat-sangat bahagia hari ini.

Mungkin senyum lo nggak akan lama

Arumi berjalan ke arah kamarnya dan meletakkan laptopnya di atas meja belajarnya, niatnya ingin menghubungi ustadz Reihan tapi dia urungkan siapa tahu ustadz Reihan sekarang sibuk jadi Arumi tidak mau mengganggunya.

Arumi begitu tidak sabar menunggu suaminya pulang dari Kairo Mesir, satu tahun memendam rindu meskipun hari-hari dia vidio call atau telponan sama ustadz Reihan tapi rasanya nggak seperti biasa ketika ustadz Reihan berada di sampingnya.

***

Keesokan harinya di mana waktu dan hari yang di tunggu-tunggu oleh Arumi.

Pukul 10 kurang lebih Beberapa menit Arumi menunggu suaminya di rumahnya sendiri dengan gamis berwarna biru serta Khimar yang senada.

Tidak lupa juga Arumi berdandan cantik untuk menyambut suaminya datang ke rumah ya kali suaminya yang pulang jauh-jauh dari Mesir masa harus melihat dirinya yang biasa aja nggak kan.

15 menit berlalu tapi ustadz Reihan tidak datang-datang katanya tadi sudah Sampai di bandara Arumi yang ingin menjemputnya tapi di larang oleh ustadz Reihan.

Arumi duduk di sofa dengan gelisah perasaannya tidak karuan Arumi sudah menelfon ustadz Reihan tapi handphonenya mati.

"Aduh Mas Reihan dimana ya, lama banget datangnya Arumi telfon dia nggak angkat-angkat lagi" ucap Arumi menolong ke dirinya sendiri.

Tiba-tiba handphone yang di atas meja berbunyi.

"Semoga saja itu ustadz Reihan"

Dan benar saja itu telfon dari ustadz Reihan Arumi pun segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum Mas Reihan"

"Wa'alaikumussalam, maaf saya bukan Reihan"

Arumi yang mendengar suara orang lain di sebrang sana mengkerut keningnya siapa "Terus kamu siapa, suami saya di mana?"

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang