28

1.3K 100 12
                                    

Satu Minggu berlalu, dan satu Minggu juga Arumi menjalani LDR dengan ustadz Reihan.
Rindu? Iya rindu banget, tapi mau gimana lagi mereka harus kuat terutama Arumi.

Hari ini Arumi sedang berada di kelasnya menunggu sahabatnya datang, Arumi mengotak atik handphone menunggu pesan dari suaminya.

Terlalu lama mengotak atik handphonenya Arumi merasa bosan Arumi menyimpan handphone di bawa laci dan membaca novel yang kemarin dia beli di Gramedia.

Trin

Handphone Arumi berbunyi pertanda ada chat masuk Arumi mengehentikan bacaan novelnya dan mengecek handphonenya.

Mata Arumi berbinar melihat nama seseorang yang tertera di layar handphonenya, suaminya ustadz Reihan mengirim pesan kepadanya.

'My Husband'
"Assalamualaikum sayang"

Arumi Al-Hauraa.
"Wa'alaikumussalam, Mas"

'My Husband'
"Lagi ngapain sayang?"

Arumi Al-Hauraa.
"Nggak ngapa-ngapain Mas,"

'My Husband'
"Oh, hari ini kamu masuk sekolah kan?"

Arumi Al-Hauraa.
"Iya Mas, ini lagi Arumi lagi di sekolah tepatnya di dalam kelas"

'My Husband'
"Oh, yah sudah belajar yang rajin, jangan lupa makan dan satu jangan genit ke laki-laki lain Mas cemburu sayang"

Arumi yang melihat pesan ustadz Reihan senyum-senyum sendiri sampai tidak sadar di depan pintu kedua sahabatnya melihat ke arahnya sambil bertanya-tanya Arumi kenapa?.

Sindi maupun Amaliah menghampiri Arumi yang sejak tadi senyum-senyum sendiri.

"Arumi assalamu'alaikum" ucap Sindi tepat di telinga Arumi.

"Astaghfirullah ya Allah" ucap Arumi kaget setengah mati. "Ya Allah Sindi lo kenapa sih kagetin gue, jantung gue mau copot tau"

Sindi hanya terkekeh dan meminta maaf.

"Eh Rum, salam gue belum lo jawab, menjawab salamkan itu wajib Arumi" kata sindi.

"Eh Sampai lupa, Wa'alaikumussalam" jawab Arumi.

"Oh Rum, lo kenapa senyum-senyum sendiri? Kesembet apa lo?" Tanya Amaliah. "Eh nggak, ini lagi balas chat sama Abang Arya" elak Arumi.

Keduanya mengangguk dan duduk di tempatnya.

Jam 07:30 kelas Arumi di mulai.
Arumi begitu serius mendengar penjelasan guru yang ada di depannya.

                                 ***

Tiga puluh menit mata pelajaran selesai Arumi memasukkan alat tulisnya ke dalam tas dan menghampiri ke dua sahabatnya.

"Sin lo nggak mau ke kantin gitu?" Tanya Arumi.

"Nggak deh Rum, gue bawa bekal" jawab Sindi sambil memperlihatkan bekal yang dia bawah

"Kalao lo Liah?" Tanya Arumi lagi.

"Nggak juga Rum, gue juga bawah bekal seperti Sindi" kata Amaliah sambil memperhatikan bekalnya juga.

Arumi mengangguk dan berjalan ke luar kelas dan berjalan ke arah kantin.
Sampai di kantin Arumi duduk di meja kantin seorang diri tapi tiba-tiba seorang laki-laki menghampirinya.

"Hai, gue boleh duduk di sini" ucapnya.

Arumi mengangguk "Iya silahkan"

Laki-laki itu duduk di depan Arumi dengan jarak yang lumayan.

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang