32

1.4K 133 4
                                    

Malam hari ruang inap ustadz Reihan ramai di sana ada kedua orang tua Arumi serta orang tua ustadz Reihan di sana juga ada Arya, Rafli, Sindi dan Amaliah.

Mulanya ketika Sindi dan Amaliah tahu kalau Arumi sudah menikah kedua sahabatnya itu kesal ke Arumi sebab Arumi tidak memberitahu kepada mereka tapi setelah Arumi bicarakan semuanya mengapa dia merahasiakan pernikahan kepada kedua sahabatnya, keduanya pun paham dan meminta maaf.

"Lo yang sabar ya Arumi" ucap Sindi sambil mengelus pundak Arumi dan Amaliah yang di samping Sindi juga mengangguk.

"Iya, in syaa Allah" Arumi tersenyum kearah kedua sahabatnya.

"Oh iya Rum, gue nggak bisa lama-lama gue ada kegiatan kampus" ucap Amaliah, Amaliah tidak enak kepada Arumi baru saja dia datang tapi dia sudah mau pergi lagi tapi ini kegiatan penting dan tidak bisa di tinggalkan begitu juga dengan Sindi.

Sindi dan Amaliah satu kampus hanya saja mereka beda jurusan, Sindi dan Amaliah kuliah di universitas Negeri Makassar.

Arumi berdiri dari duduknya dan berdiri menghadap kedua sahabatnya, Arumi mengangguk dan tersenyum manis.

"Iya nggak papa, makasih ya sudah mau mampir dan jenguk kin Mas Reihan"

Keduanya mengangguk "Yang sabar ya Rum" ucap Sindi.

"Iya"

"Kalau begitu kami pamit dulu, lain kali kami akan datang lagi assalamualaikum"

"Waa'alaikumussalam"

***

Satu jam berlalu ruangan ustadz Reihan kembali sepi semuanya pulang kerumah masing-masing kecuali Arumi yang senang setia menjaga suaminya.

Sekarang pukul 03 dini hari Arumi bangun dari tidurnya merasa badannya yang pegal-pegal karena tidur di sofa Arumi berjalan ke arah kamar mandi dan mengambilkan air wudhu.

Setelah selesai Arumi keluar dari kamar mandi dan mengambil mukenah nya di dalam tasnya dan segera melaksanakan sholat tahajjud.

Di sujud terakhir Arumi berdoa semoga suaminya segera sadar dia sangat rindu dengan ustadz Reihan.

Setelah selesai melaksanakan sholat tahajjud Arumi mengaji sambil menunggu sholat subuh tiba.

Allahu Akbar Allahu Akbar.

Suara adzan yang merdu masuk di Indra pendengaran Arumi, Arumi bangkit dan menyimpan Al-Qur'an nya dan segera melaksanakan sholat subuh.

***

Hari ini Arumi tidak memiliki kegiatan apa pun jadi hari ini Arumi hanya setia menjaga ustadz Reihan.

Tetap juga hari ini ustadz Reihan 2 Minggu mengalami koma jangan di tanya betapa rindunya Arumi, Arumi terus menatap wajah ustadz Reihan harap-harap mata yang selalu memancarkan kasih sayang kepadanya segera terbuka.

Arumi menyapu ruang rawat ustadz Reihan, merasa perut Arumi berbunyi dia lapar karena sudah tiga hari bahan pangan yang yang di maksud yaitu nasi belum masuk ke perutnya.

Arumi menyimpan sapu tersebut dan berjalan keluar dari kamar inap ustadz Reihan dan berjalan ke arah kantin rumah sakit.

Sampai di kantin rumah sakit Arumi memesan makanan yaitu nasi kuning beserta es teh, setelah selesai Arumi membayar dan berjalan kembali ke ruangan ustadz Reihan.

Sampai di ruang inap ustadz Reihan Arumi duduk di sofa dan mulai memakan nasi kuning yang dia pesan tadi, beberapa suapan masuk ke mulut Arumi suapan yang terakhir berhenti tepat Arumi melihat tangan ustadz Reihan yang bergerak.

Dengan kecepatan tinggi Arumi berlari dan menghampiri suaminya.

"Tangan Ma Reihan bergerak" gumamnya.

Arumi berlari keluar dan memanggil dokter, dokter tersebut berlari keruangan ustadz Reihan dan memeriksa ustadz Reihan.

Tercetak jelas di muka Arumi kekhawatiran kepada suaminya. Setelah dokter tersebut memeriksa ustadz Reiha "Dok bagaimana keadaan suami saya?" Tanyanya dengan nada khawatir.

Dokter tersebut tersenyum "Alhamdulillah, Pasien sudah melewati masa kritis nya, tunggu beberapa menit lagi Pasien akan sadar"

Arumi yang mendengar perkataan dokter itu mengucap Alhamdulillah berkali-kali dia sangat bersyukur kepada Allah akhirnya Allah mengabulkan doanya.

"Terimakasih banyak dok"

"Iya sama-sama, kalau begitu saya pamit"

Arumi mengangguk dokter tersebut berjalan keluar dari ruangan ustadz Reihan.

Arumi kembali duduk di bangkunya tapi terlebih dulu dia meminum tehnya karena tadi dia sama sekali tidak minum apa-apa karena Khawatir terhadap suaminya.

"Sayang" panggil ustadz Reiha dengan suara yang begitu lemah.

Arumi yang mendengar itu langsung berbalik dan berjalan ke arah suaminya.

"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya Mas bangun juga" Arumi berucap syukur tanpa terasa air matanya kembali menetes membasahi pipinya.

"Kamu jangan nangis" Reihan mengangkat tangannya dan menghapus air mata Arumi.

Arumi mengangguk "Mas jangan banyak gerak dulu ya, Mas baru saja sadar"

Reihan tersenyum ke arah istrinya, ustadz Reihan melihat jelas wajah kekhawatiran istrinya.

"Selama Mas koma, kamu yang jagain Mas?"

"Tidak Mas, biasa juga umi yang jagain Mas kalau Arumi ada kegiatan di kampus, oh iya Mas Alhamdulillah Arumi lulus di universitas Arumi impikan" Arumi berbicara begitu antusias dia sangat bahagia sampai lupa mengabari keluarganya.

"Alhamdulillah" ustadz Reihan menarik tengkuk leher istrinya dan mengecup kening istrinya.

Arumi yang mendapat perlakuan itu tersenyum.

"Mas istirahat ya, supaya cepat sembuh, Arumi nggak kemana-mana"

"Iya sayang"

***

Huhuyyy, Alhamdulillah ustadz Reihan sudah sadar dari komanya...

Senang nggak lihat Arumi tersenyum bahagia lagi?

Oh iya author nggak bosan-bosannya ngingetin kalian bahwa JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN PERTAMA KALIAN:).

See you😊

Pengagum Rahasia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang