-06-

318 40 3
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

                                  🌻

Masih di restoran yang sama, bersama Oura. Kini Haico hanya diam sembari sesekali menyeruput secangkir kopi Mochachino, yang ia beli.

"Kenapa sih co, Lo kayaknya kepo banget sama kehidupan nya kak Rangga?" Tanya Oura kepada Haico.

"Gpp". Ucap Haico cuek.

"Oh gue tau apa jangan jangan lo suka yah, sama kak Rangga?. Omg Haico". Tanya Oura dengan mimik wajah yang curiga.

"Ee... I-". Belum sempat melanjutkan pembicaraannya namun Oura sudah terlebih dahulu menyahuti "Enggak,,, no,, no,, pokoknya Lo nggak boleh suka sama dia". Ucap Oura nampak panik.

"Emang kenapa, ada masalah?".

"Enggak gitu Haico, kak Rangga tuh udah punya gebetan. Dan lo mau jadi orang ke tiga nya gitu?. Idih najis banget". Cerocos Oura.

"Yah enggak lah, nanti akan ada waktunya gue bakal jadian sama dia". Timpal Haico dengan percaya diri.

"Tapi yah co, asal lo tau aja. Sebenarnya kak Rangga tuh, enggak sebaik apa yang orang lihat. Dia tuh kasar,tempramental, keras kepala, dan suka main tangan". Ucap Oura nampak serius dengan mimik wajah dibuat-buat sok dramatis.

"Tap-". Belum selesai berbicara. Lagi dan lagi Oura langsung menyahuti perkataan Haico.

"Dan dia bisa aja kan seorang pembunuh berdarah dingin. Yang pura pura baik ke semua orang, terus kalau orang itu udah luluh. Dia bunuh tuh orang!!, Dia makan dagingnya, dan dia jual organ tubuhnya. Kayak di film film". Ucap Oura panjang lebar dengan mata yang melotot.

"Tap-".

"Sttt.... Gue belum selesai ngomong, Haico Shaquilla Aqeela". Sahut Oura kembali.

"Haico Aqeela Shaquilla".

"Iya maksud gue itu".

"Dan kata batu bara". Lanjut Oura kembali.

"Kak Bara, Oura Latifa Riski".

"Ah, sama aja. Tadi sampai mana gue khotbah nya?". Tanya Oura.

"Kak Bara".

"Iya kata bang Bara. Dia tuh dari kecil udah dididik keras sama orang tua nya. Bahkan nih papa nya aja tukang selingkuh. Suka mabuk, dan mainin cewek". Jelas Oura panjang kali lebar.

Memang kalau di lihat Rangga adalah anak yang keras kepala, kasar,dan sedikit tempramental. Tak jarang juga dia sering main tangan kepada siapa pun. Baik laki ataupun perempuan. Karena memang pada dasarnya sang papa sudah mendidik Rangga seperti itu sendari dia kecil. Dan akhirnya terbentuk lah sifat Rangga seperti ini di kala ia dewasa.

"Enggak semua orang yang terlihat jahat itu benar-benar jahat, seseorang akan terlihat baik pada orang yang tepat. Emang Lo ada buktinya tentang semua sifat kak Rangga yang Lo sebutin tadi?".

"Ih Haico Lo tuh emang pada dasarnya udah benar benar di buta kan oleh cinta. Di pikiran lo sekarang, isinya Rangga,,, Rangga,, dan Rangga. Lo tuh devinisi cinta membutakan segalanya". Cerocos Oura, yang nampak sok bijak.

"Please bee smart dong,,, Lo pernah kan dengar pribahasa ini 'Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya'. Yang berarti semua sifat, dan perilaku anak  akan nurun dari orang tuanya. Kan bisa aja Rangga punya sifat yang sama persis seperti papanya, suka mainin cewek". Lanjut Oura kembali dengan nada yang sedikit membentak.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang