A K S A R A

256 50 14
                                    

Kondisi semakin tak kondusif, setelah selesai acara, Aksara di antar pulang oleh kedua sahabatnya karena aksara sendiri yang masih nampak sempoyongan. Efek dari alkohol itu sendiri.

Sesampainya di kediaman rumah Aksara. Mereka di buka kan pintu oleh Rangga. Yang juga sedang menunggu kepulangan anaknya sendari tadi. Rangga di buat cukup kaget saat melihat kondisi Aksara yang sepertinya mabuk berat.

"Kenapa dia?". Tanya Rangga pada sahabat aksara yang sedang mengantarkan nya pulang.

"M-ma-mabuk om". Jawab Farlan gagap. Uhh,, rasanya amarah Rangga memuncak. Beraninya aksara mabuk, padahal sebelumnya sudah ia peringatkan untuk tidak berbuat hal yang aneh aneh.

Rangga membawa aksara masuk ke dalam. Membaringkan tubuh anak nya pada sofa. Tak lama Haico turun saat mendengar suara Rangga yang sepertinya sedang marah kepada seseorang.

"Ih, kok bau alkohol dia". Ujar Haico, saat mencium bau alkohol yang sangat menyengat pada mulut anak nya.

"Mabuk dia".

"Yaallah, aksara". Haico kaget, dan tak percaya.

"Udah biarin dia tidur, besok kita tanya". Rangga membiarkan aksara untuk tidur terlebih dahulu. Dan mengajak Haico untuk istirahat, karena hari sudah semakin malam.

Pagi harinya aksara terbangun. Ia mengingat kembali kejadian apa saja yang terjadi semalam. Mulai ia pesta, sampai mabuk dan, dan kenapa sekarang ia berada di rumah. Apa Farlan, Tommy, atau Fadlan yang mengantarkannya pulang. Apa papanya juga sudah tau kelakuan nya semalam, saat ia mabuk berat. Semua pertanyaan terus berputar pada benak nya.

Terdengar suara langkah kaki dari atas. Aksara yakin pasti itu mamanya. Dan benar Haico sedang berjalan turun guna memasakkan makanan untuk sarapan keluarga nya.

"Mama". Sapa aksara.

"Habis mabuk, enak rasanya?, Habis berapa botol?". Tanya Haico dengan wajah datar nya, sepertinya ia marah pada sang anak.

"Maaf, Aksara juga nggak ma-". Penjelasan nya terhenti saat Haico berlalu begitu saja. Seperti nya Haico benar benar marah pada aksara.

Adzan subuh berkumandang Aksara sudah siap untuk sholat Subuh berjamaah, begitupun dengan Haico dan juga Rangga.

Setelah sholat selesai, ini waktunya bagi Rangga untuk mengintrogasi anak nya.

"Ikut papa ke ruang tengah". Perintah Rangga dengan cuek. Aksara hanya mengangguk lalu mengikuti papanya.

"Apa yang kamu lakuin semalam?". Tanya Rangga nampak amat sangat marah.

"Pesta". Jawab Aksara, ragu.

"Pesta miras". Bidik Rangga, marah.

Aksara menggeleng. "JANGAN PERNAH BOHONG SAMA PAPA, BUKTINYA KEMARI KAMU PULANG DALAM KEADAAN MABUK!". Bentak Rangga pada aksara. Aksara dibuat takut bukan main. Pasalnya ini baru pertama kali melihat papanya semarah itu pada dirinya.

"Maaf tapi kemarin aksara dipaksa minum sama teman Aksara".

"Tapi aksara sebelum nya juga udah berusaha buat nolak". Aksara kembali mencoba membela diri. Tapi memang itu yang terjadi.

Rangga tak lagi mendengar kan penjelasan sang anak, ia malah pergi meninggalkan aksara. Sebab ia juga harus bersiap karena hari ini ia harus pergi untuk penerbangan.

Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi. Rangga nampak sudah siap untuk pergi ke bandara, dengan Haico yang membawakan jas kerja milik suaminya. Terlihat aksara yang nampak memasang mimik wajah sedih, sebab ia belum mendapatkan maaf dari papanya.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang