-12-

490 46 11
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

Haico terkejut saat melihat dua garis berwarna merah di test pack nya. Ia menangis tersedu sedu. Meratapi nasibnya yang entah di bawah kemana kelak. "Ahh gue bodoh". Teriak Haico menendang bak air yang ada di dalam kamar mandi tersebut.


"Gue hamil, berarti gue bakal nikah sama Rangga. Terus bunda gimana?". Haico bermonolog dengan dirinya sendiri. Memikirkan semua hal buruk kedepannya.

Lama ia menangis di kamar mandi, akhirnya Haico memutuskan untuk pulang menjernihkan pikirannya. Dan mencoba membicarakan ini semua kepada sang bunda nya.

                                🌻

Rangga dan Bara mereka kini sedang asik bermain PS di kamar Bara. Sembari sesekali mengemil makanan yang di buat oleh orang tua Bara. Namun di sela sela permainan mereka, sebuah pertanyaan berhasil keluar dari mulut Bara kepada Rangga. Hingga Rangga berhasil memberhentikan permainannya.

"Gimana, bakal tanggung jawab atau lari?". Tanya Bara. Seketika Rangga langsung menaruh stik ps nya. Memeluk kedua lututnya, melihat ke arah atas menatap langit langit kamar bara.

"Gue tanya loh ngga? Kok nggak di jawab?!". Ujar Bara membentak.

Rangga menaikan kedua bahunya. Dan kembali menatap kedua mata Bara yang nampak memerah. "Lo ngerti apa yang gue pikirin?". Ucap Rangga.

"Yah, mana gue tau?".

"Gue bingung,, bar. Gue juga pingin tanggung jawab. Tapi di sisi lain gue belum mau meninggalkan masa muda gue buat nikahin orang yang nggak sama sekali gue cintai". Ucap Rangga dengan penuh penekanan.

Bara memukul pipi Rangga dengan lumayan keras. "Ck, lo udah gede ngga. Please Lo jangan labil jadi orang. Tentuin apa yang terbaik buat semuanya. Jangan egois, cuman mau mikirin diri lo sendiri tanpa memikirkan orang lain". Ucap Bara dengan bijak.

Namun Rangga tak memperdulikan, ia malah beranjak menuju kasur. Menata tubuhnya untuk bergelut di alam mimpi nya.

                                   🌻

"Assalamualaikum". Ucap salam Haico . Haico pulang dengan kondisi yang tak bisa di jelaskan. Matanya sembab, hidung nya merah, di tambah tubuhnya yang goya terlemas.

"Waalaikumsalam, kamu kenapa?". Tanya sang bunda yang mulai membantu memapah Haico untuk masuk. Haico duduk di samping kasur kamarnya. Menatap sang bunda dengan tatapan sedih, Haico mencoba meraih kedua tangan bundanya. Dan mulai berbicara tentang semua hal yang sedang menimpanya.

"Bunda sebelumnya,, Haico mau minta maaf". Ucap Haico yang kini sudah meneteskan air mata. Haico mengambil tespek yang sudah berwarna dan terdapat dua garis di sana.

Dengan tangan yang bergemetar, Haico mencoba memberikan tespek nya kepada sang bunda. "Bunda,, Haico ham-mm-ii-l". Ucap Haico terbata bata.

Seketika wajah sang bunda berganti memerah. Amarahnya meleduk, dan menatap Haico dengan tatapan nanar.

Plak!!

Sang bunda berhasil menampar pipi Haico dengan sangat keras. Hingga nampak warnah merah di sana. Melempar tespeknya di hadapan wajah Haico.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang