A K S A R A

300 43 11
                                    

TYPO BERTEBARAN DI PART INI

M

alam ini, sudah ada bunda yang memang sengaja Haico dan Rangga undang untuk makan malam bersama. Selain itu juga memberitahukan tentang kehamilan Haico.

"Udah siap sayang?". Tanya bunda Lenni lembut.

"Udah bunda".

Rangga turun dari kamarnya menuju dapur. Dengan hanya mengenakan kemeja berlengan pendek dan celana hitam kotak kotak.

"Bunda".

"Rangga, sini duduk bunda sama Haico udah masakin makanan buat kita". Ucap bunda.

"Ya ampun bunda, kan kita bisa pesan makanan di luar. Jadi gk usah capek capek masak".

"Sayang uang nya". Timpal Haico.

Tak lama dari itu aksara turun dengan jalan yang dibuat buat bak seorang model. Yang sedang berlenggak-lenggok di atas panggung.

"Gk usah sok ganteng. Muka buriq juga". Cela Rangga pada anak nya.

"Dasar tukang hina. Aksara lagi latihan fashion show. Soalnya 2 tahun lagi aksara bakal jadi model terkenal". Celoteh aksara, yang tak terima dibina buriq oleh papanya. Sedangkan Rangga hanya terus tertawa  mendengar omong kosong dari mulut anak nya.

"Malah ketawa, gak jelas lu". Sentak aksara kepada papanya. Yang terlihat masih cekikikan tertawa sambil menutup mulutnya.

Bunda berjalan menghampiri aksara, a.k.a cucu kesayangan nya. Lalu merangkul pundak aksara dan berbisik. "Oma, dukung kamu jadi model kelas atas. Buktikan ke papa narsis mu itu. Kalau kamu bisa". Bisik bunda Lenni pas di kuping aksara.

Aksara tersenyum dan berlalu, mencium kening Oma nya. Lalu memeluk tubuh omah nya dengan sangat erat.

AKSARA

Makan malam telah selesai. Tak butuh waktu lama untuk mereka menikmati makan malam nya. Aksara yang mulai bosan duduk di kursi meja makan. Ia nampak ingin berdiri dan kembali ke kamarnya.

Namun sebelum ia bangkit, Rangga segera mencegah nya. "Stop, aksara duduk dulu. Papa mau kasih kabar bahagia buat kita semua". Ujar Rangga, yang di angguki setuju oleh aksara.

"Nggak penting, bayar 100 juta". Ancam aksara kepada papa jahilnya.

Rangga nampak kesal. Hingga ia dengan tega menoyor Kepala anaknya sendiri. Namun dengan cepat haico menasehati Rangga. "Nggak, baik main tangan sama anak sendiri". Ucap Haico. Namun Rangga nampak acuh, tak memperdulikan.

Rangga segera bangkit mengambil hasil lab kandungan, serta testpack yang menunjukkan hasil positif, milik sang istri.

"Bunda, aksra kalian tebak Rangga bawah apa?". Ucap Rangga.

"Tiket ke Singapura, mungkin". Tebak aksra. Rangga menggeleng cepat.

"Kalau bunda tebak ini apa?". Tanya Rangga kepada ibu mertuanya.

"Bunda nggak tau". Jawab bunda to the point.

Perlahan Rangga memperlihatkan apa yang ia bawah, Kepada bunda dan aksara. Bunda melihatnya tak percaya, dengan mulut yang terbuka menganga dan mata yang membulat. Bisa di lihat dari mata bunda Lenni. Ada setetes air bening yang mungkin saja bila ia berkedip butiran air itu akan turun membasahi pipi mulusnya. Sedangkan aksara, ia nampak bingung benda apa yang ditunjukkan oleh papanya itu.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang