End-

456 54 10
                                    

Kepergian Rangga, membuat kesedihan yang teramat mendalam bagi Haico dan Aksara. Tapi bagaimana pun itu semua sudah takdir yang tuhan berikan. Tinggal bagaimana Haico menyikapinya. Kini, dia arus berperan ganda bagi kedua anaknya. Menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi kedua buah hatinya.

"Ma, aksara janji bakal selalu jaga mama sama calon adik bayi Aksara". Ujar aksara mengelus perut mamanya yang kini sudah terlihat lebih buncit dari sebelumnya.

Haico tersenyum. "Jadi anak yang baik yah sayang". Kata Haico, lalu mencium kening putranya.

Satu Minggu setelah kepergian Rangga, masih terasa bagaimana sepinya rumah, sudah tak terdengar lagi kegaduhan antara aksara dan Rangga. Dan tepat di hari ini, hari dimana Rangga dan Haico yang seharusnya merayakan anniversary pernikahan mereka. Haico menerima sebuah bouquet bunga mawar putih kesukaan nya. Yang katanya bouquet bunga itu sudah Rangga pesan jauh jauh hari sebelum jadwal penerbangan nya ke Samarinda. Di dalam bouquet itu terdapat sebuah notes kecil yang terselip di dalam nya. Kartu ucapan yang Rangga tulis sendiri.

Note

Hai sayang, ingat kan hari ini hari apa?. Yah, hari ini hari Anniversary pernikahan kita. Kamu pasti nggak nyangka kan kita udah ngejalani hidup bareng bareng dengan jangkauan waktu yang cukup lama.

Kamu ingat kan, waktu pertama kali kita bertemu. Yang katanya kamu suka sama aku. Hahahaha lucu sih kalau mengingat masa masa muda kita dulu. Kadang aku berfikir kayak gini, dulu tuh aku bodoh banget sampai melakukan hal tak senonoh sama kamu. Tapi sekarang aku bisa dapet hikmah nya, yaitu aku bisa nikah dan hidup bersama kamu untuk selama nya.

Aku berharap semoga pernikahan kita, bisa terus langgeng sampai maut memisahkan.

I love you-

Uh, rasa nya tak sanggup untuk membaca notes itu sampai selesai.

...

9 bulan setelah kematian Rangga. Kini Haico sudah siap melakukan persalinan. Dengan di temani oleh aksara dan bunda. Aksara sendari tadi ia selalu berada di samping mamanya. Memegangi tangannya serta sesekali menyekat keringan yang terus bercucuran di pelipis kepala mamanya.

Dokter masuk. "Siap yah Bu".

Haico mengangguk terbata bata dengan menahan rasa sakit yang terus menerjang perutnya.

"Uh,,,uh.. ahhh. Ahhh aduhhh. Auhhhahshhah". Haico berteriak sembari menjambak rambut anaknya.

"Ayo ma, tarik nafas buang". Ucap aksara.

"Ayo Bu, sedikit lagi" .

"Uuhh,aduhhhahsgh".

"Oek..oek...oek...". Tangisan seorang bayi perempuan cantik, berhasil terloloskan dari mulut mungil nya. Haico tersenyum penuh kebahagiaan. Saat melihat buah hatinya, berhasil lahir ke dunia dengan keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan satu apapun.

Setelah di bersihkan dan di kenakan bedongnya. Bayi cantik itu di berikan pada aksara, lalu aksara mengadzani adiknya.

"Allahuakbar... Allahuakbar....".

"Cantik kan ma?". Ujar aksara. Haico mengangguk, seraya tersenyum lebar mengarah pada putra dan putrinya.

"Di kasih nama siapa ma?". Aksara bertanya pada mamanya.

"Alena Liora Gantari. Gimana bagus kan?". Ucap Haico, meminta pendapat pada bunda dan aksara.

"Bagus". Seru bunda.

"Iya, bagus. Cocok buat my princess". Ujar aksara memainkan hidung adiknya.

Kebahagiaan hadir saat Alena datang ke dunia. Haico yakin di setiap peristiwa pasti ada hikmah di belakangnya. Contoh saja seperti sekarang. Ia akan membuka lembaran baru kehidupan bersama aksara dan Alena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang