-23-

481 60 22
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

Pagi hari yang cerah, Haico terbangun terlebih dahulu sebelum Rangga. Ia membuka matanya dan melihat Rangga yang masih tertidur pulas di samping kanan nya, dengan memeluk tas ransel sekolah nya Rangga nampak amat nyeyak. Haico yang melihat itu, ia jadi tak tega untuk membangunkan Rangga. Haico menatap lekat wajah tampan suaminya, mengelus pipi merah yang kemarin terkena pukulan. Dan beralih mengelus rambut hitam lebat milik Rangga.

"Ganteng banget sih,, gimana aku bisa marah sama kamu". Gumam Haico pelan, agar tak di dengar oleh Rangga.

Dari balik mata yang tertutup siapa sangka teryata Rangga sudah terbangun. Akan tetapi ia tetap berpura pura tidur agar tak menganggu aktivitas Haico, yang nampak asik memainkan wajahnya.

"Dasar gengsian...". Umpat Rangga dalam hatinya.

Tiba tiba terbesit ide jahil di benak Rangga, untuk menjahili istrinya. Rangga akan berpura pura seolah olah ia sedang sesak nafas, dan membutuhkan nafas buatan.

"Huft... Huft... Huft...". Dengan memegang dadanya, Rangga terus berekting seolah olah ia sedang sesak nafas. Haico panik, ia bingung harus bagaimana. 'Sejak kapan suami kuat nya itu terkenal asma seperti ini'. Batin Haico, Haico terus menggoyangkan tubuh Rangga, meminta Rangga agar membuka matanya.

"Rangga,,,, kamu gpp kan... Bangun,,,, bangun,,, Rangga". Teriak Haico panik. Rangga membuka matanya perlahan. Memegang salah satu pipi Haico dengan tangan yang sok di gemetarkan.

"Ma-maa-maafin a-a-ak-u. A-a-ak-u butuhhh nafas buatan dar-i-i kamu". Ucap Rangga terengah-engah.

Lantas Haico mengangguk memegang kedua tangan suaminya.

"Iya,, aku udah maafin kamu. Dan aku bakal kasih nafas buatan buat kamu sekarang, tapi kamu harus sembuh".

Rangga mengangguk pelan, melihat Haico yang mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Rangga. Haico berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Rangga. Rangga dapat merasakan hembusan nafas segar yang Haico berikan. Saat Haico ingin melepaskan bibirnya. Dengan cepat Rangga mencegatnya, ia menekankan kepala Haico agar lebih memperdalam ciumannya.

Rangga menganti posisi mereka berdua. Yang tadinya Rangga berada di bawah Haico, sekarang Haico lah yang berada di bawah Rangga. Dengan ciuman yang masih menempel satu sama lain. Haico tak bisa menolak karena memang tenaga Rangga jauh lebih kuat dari pada dirinya.

Haico berhasil mendorong tubuh Rangga menjauhi dari nya, dan berhasil melepaskan ciuman panas mereka. Dengan nafas yang terengah-engah, Haico terus memukul dada bidang Rangga.

"Rangga nggak lucu yah". Kesal Haico, melipat tangannya di depan dada.

Rangga mengelus rambut Haico singkat. "Please satu ronde aja. Biar semangat sekolah nya". Ucap Rangga memohon dengan mengedipkan matanya.

"Huft". Haico membuang nafasnya kasar, dan mengangguk mengiyakan ajakan Rangga.

"Satu ronde aja". Pintah Haico, mengingat kan Rangga. Tanpa menjawab Rangga langsung menyantap bibir Haico kembali dengan sangat ganas. Bermain main di dalam mulutnya, mengakses deretan gigi Haico. Dan di akhir kegiatan mereka tutup dengan Rangga yang memasukan miliknya pada milik Haico. Hingga Haico mendesah tak karuan.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang