-26-

400 63 15
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-o0o-

Haico kembali, menatap ke dalam ruangan teryata dua manusia itu masih setia menunggu Rangga di sana. Haico mengigit pergelangan tangan nya kesal. Memukul tembok rumah sakit yang nampak keras. Menendang kursi rumah sakit dengan
Sangat kencang. Hingga terdengar suara nyaring di sana.

Dengan keberanian yang hanya tersisa lima persen saja. Haico memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Walaupun dengan senyuman palsu yang mengambang di bibirnya, untuk menutupi kemarahan nya.

"Oh teryata kalian masih di sini, saya kira sudah pulang". Ucap Haico menyindir, semoga saja dua orang itu peka atas apa yang Haico katakan.

Bukan nya pergi, atau pulang mereka malah tersenyum lebar, melihat Haico yang berdiri mematung di depan pintu.

"Iya, kita malah punya rencana akan menginap di sini. Untuk malam ini saja". Ucap pria itu dengan enteng nya. Haico malah di buat semakin kesal oleh tindakan keduanya. Rasanya ia ingin sekali berteriak, meminta tolong kepada siapa pun untuk menghilangkan kedua nya. Satu kata 'Benalu'. Mungkin kata itu yang cocok untuk menggambarkan kedua orang yang saat ini ada di hadapannya.

"Oh". Ucap Haico singkat yang langsung mendekati Rangga. Dan menggeser sedikit pinggul Zella, agar  menjauhi suaminya.

"Kamu yang beberapa waktu lalu di sekolah lagi kena masalah yah?". Tanya Zella kepada Haico. Haico membelalakkan matanya, ia baru mengingat bahwa Zella teryata satu sekolah dengan nya. Otomatis ia mengetahui semua berita tentang kehamilan Haico. Yang memang sudah tersebar luas di sekolahnya.

"Masalah apa?!". Tanya Haico yang pura pura tidak mengetahui. Dan dengan sedikit nada yang membentak.

"Ham-mm-ii-l". Ucap Zella dengan tak enak hati.

Haico kaget, kenapa Zella dengan beraninya berbicara seperti itu di depan papanya. "Siapa?". Tanya Haico yang masih berpura pura tak mengetahui.

"Kamu, beberapa Minggu yang lalu ada berita yang menggemparkan di sekolah". Ucap nya dengan wajah songong.

"Idih salah orang kali". Ngeles Haico.

"Maaf kalau salah". Dengan menundukkan kepalanya.

Sedangkan Rangga hanya diam melihat serta mendengar kan interaksi keduanya.

-o0o-

Malam hari telah tiba, Rangga sudah tertidur pulas dari dua jam yang lalu. Sedangkan Zella dan papanya masih asik memainkan ponselnya masing masing, duduk di sofa dengan sangat tenang.

"Eee,,, saya permisi mau ke kamar mandi dulu. Titip Rangga yah". Ucap Haico, yang membuat salah satunya mendongakkangkan kepalanya.

"Iya,,,". Ujar pak Dimas. Haico berlalu pergi menuju kamar mandi, yang tak begitu jauh dari ruangan Rangga. Sesampainya di kamar mandi entah kenapa perut Haico terasa sangat mual. Ia memuntahkan semua makanan yang tadi ada di perutnya. Tubuhnya lemas, kepalanya pusing dan tak butuh waktu lama Haico pingsan di area toilet wanita. Dengan wajah pucatnya.

-o0o-

Sedangkan di ruangannya Rangga, terbangun. Memanggil nama Haico untuk meminta bantuan mengambilkan minum untuk nya.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang