-15-

776 63 13
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-   
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-   

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-   

🌻

Sudah dari 30 menit yang lalu, Rangga terus mondar mandir di depan ruang ICU. Kini ia sangat mencemaskan keadaan Haico dan calon buah hati nya. Ia takut jika terjadi hal buruk kepada keduanya. Jujur, untuk saat ini Rangga belum siap kehilangan untuk ketiga kalinya seorang perempuan dalam hidupnya setelah Elina, dan mamanya.

Tak lama dari itu, dokter yang tadi menangani Haico keluar, guna memberi kabar baik untuk Rangga.

"Dengan keluarga Haico?". Tanya dokter tersebut kepada Rangga. Rangga mengangguk dengan sangat cepat dan semangat. "Saya dok".

Perlahan dokter tersebut menjelaskan bagaimana keadaan Haico saat ini. Sebenarnya tak ada yang perlu di khawatir kan. Karena kondisi ibu dan bayi nya baik baik saja. Hanya ada sedikit kontraksi di perutnya.

"Mas nya nggak perlu khawatir. Karena kondisi Haico dan bayi nya baik baik saja. Saya sarankan untuk menjaga baik baik kandungan nya yah. Karena Haico sendiri umurnya juga masih sangat mudah untuk mengandung. Tolong jangan bikin stress Haico nya. Karena itu sangat membahayakan kandungan nya". Jelas dokter tersebut. Rangga mengangguk mengerti.

                                   🌻

Rangga menatap Haico dengan tatapan sedih, tak terasa air matanya kini keluar membasahi pipi nya. Jarang sekali seorang tuan muda Rangga Aldevaro Alexi manusia yang di kenal kebal dalam hal menangis. Seketika sekarang ia bisa menangisi seorang perempuan setelah kepergian mamanya. Haico adalah orang kedua yang dapat membuatnya menangis berduraian air mata seperti ini.

Rangga menghampiri Haico yang masih setia menutup matanya. Ia duduk di bangku samping ranjang rumah sakit. Memegang tangan sang istri dengan penuh kasih sayang, ia cium punggung tangannya. Dan beranjak berdiri mencium kening istrinya.

Tangan kanan Rangga kini menuruni, ke arah dimana perut Haico berada. Ia mengelus perut Haico dengan sangat lembut, dan hati hati pastinya.

"Selamat siang anaknya papa Rangga... Sehat sehat yah nak. Jadi anak yang kuat Heheh". Ujar Rangga sembari terus mengelus perut istrinya.

Haico yang mulai tersadar. Ia melihat ke arah sekitar tempat yang tak asing baginya. Dan pandangan nya terhenti saat ia melihat Rangga yang sedang asik mengelus perutnya sembari bermonolog sendirian.

"Kak Rangga". Panggil Haico dengan suara serak nya. Rangga mendongakkan kepalanya melihat Haico yang kini sudah tersadar. Ia memeluk tubuh Haico dengan sangat erat. Menciumi setiap inci dari wajahnya, dan berhenti pas di depan bibir nya. Rangga sangat bersyukur kepada Tuhan, ia masih di berikan kesempatan untuk melihat Haico tersadar kembali. Haico yang mendapatkan serangan mendadak dari Rangga. Ia hanya bisa pasrah dan diam menerima semua tindakan yang Rangga  lakukan kepada wajah nya.

Kini bisa di lihat dengan  jelas wajah Haico yang sedikit basah Karen air liur akibat ciuman yang Rangga berikan. Rangga kini meneteskan air matanya kembali. Dan terus menciumi punggung tangan Haico tanpa henti. Haico mengerutkan keningnya bingung, dengan sikap Rangga yang sangat berbeda dari sebelumnya. Ini bukanlah Rangga yang dulu melainkan Rangga yang baru dengan karakter dan sifat yang berbeda.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang