-20-

513 60 11
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

Pukul 6 pagi Haico dan juga Rangga sudah berjalan kembali guna mencari kontrakan sederhana, yang mungkin saja bisa untuk tempat tinggal mereka sementara. Dengan membawa tas ransel mereka masing masing, dan dua koper lain yang Rangga bawah. Mereka terus berjalan di bawah terik panas nya matahari pagi.

"Rangga,, kita hari ini nggak sekolah?". Tanya Haico.

"Enggak usah dulu, gpp kok nanti aku suruh Bara buat izinin aku, sekalian minta tolong ke Oura suruh izinin kamu". Ucap Rangga yang terus berjalan, menggeret koper nya.

3 jam lebih mereka berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di depan sebuah kontrakan sederhana, yang nampak sangat kecil di setiap bagian ruangannya.

Haico berbisik kepada Rangga. "Rangga, emang kamu punya uang buat sewa rumah ini". Bisik Haico pelan pas di telinga Rangga.

"Ada, kemarin masih ada sedikit sisa uang bulanan yang papa kasih ke aku". Ujar Rangga.

Seorang ibu yang memang pemilik dari rumah kontrakan itu menghampiri Haico dan juga Rangga.

"Ini kontrakannya, sederhana sih tapi insyaallah bikin betah dan nyaman". Ucapnya.

"Iya Bu, saya mau ambil ini. Kira kira berapa yah dp nya?". Tanya Rangga karena ia khawatir jika uang yang ia bawah sekarang kurang untuk membayar dp kontrakannya itu.

"500 ribu aja. Tiap bulan bayarnya 750 yah". Ucapnya.

Syukurlah uang Rangga masih cukup dan ada sedikit sisa dari sebagai uang nya tadi. Itung-itung untuk nanti beli beberapa makanan untuk dirinya dan juga Haico.

Haico dan Rangga memasuki kontrakan itu, di sana tak ada perabotan sama sekali. Hanya ada satu karpet tipis yang menutupi sebagian lantai nya. Serta cat yang mulai mengelupas di setiap bagian sudut ruangannya. Haico duduk menselonjorkan kedua kakinya, ia pijat menggunakan kedua tangannya.
Rangga menghampiri Haico yang terlihat nampak amat sangat capek.

"Capek?". Tanya Rangga, sembari menaruh kepala Haico di atas bahunya.

"Iya, tapi nggak seberapa".

Rangga mengelus rambut Haico. Mengusap keringat yang kini mengalir di dahinya.

Kriuk,,,, kriuk,,,,

Suara itu berhasil keluar dari dalam perut Haico. Sendari tadi pagi sebuah suara nyaring terus terdengar dari dalam perut nya. Haico mengusap perutnya pelan.

"Lapar?".

Haico mengangguk dengan tangan yang masih setia memegangi perutnya.

"Mau makan?". Tanya Rangga sekali lagi.

Lagi dan lagi Haico mengangguk dengan sangat semangat.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang