-29-

428 57 9
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

"Sayang,, kangen". Ucap Rangga yang terus bermanja-manja kepada Haico.

Bukan nya menyahuti perkataan Rangga, Haico malah tak perduli dan terlihat acuh oleh suaminya. Yang kini mulai menjahili tubuhnya.

Rangga dengan sengaja menaruh tangannya di atas gundukan milik Haico. Lalu mulut nya mulai menciumi setiap inci bagian tubuh istrinya. Haico yang mulai geli atas tindakan Rangga. Ia memprotes, dan menjauhkan tubuh nya dari Rangga.

"Sayang,, ayo ah". Rengek Rangga seperti bayi yang tak dikasi asi oleh ibunya.

"Rangga,, capek". Kesal Haico mengertakkan tangannya ke tanah.

"Please sekali". Ucap Rangga memelas.

Karena tak tega oleh Rangga, Haico pun mengiyakan ajakan Rangga untuk bermain satu ronde saja di malam ini. Ingat yah, satu ronde nggak lebih...

"Iya, terserah". Ucap Haico yang mulai pasrah. Dengan apa saja yang nantinya akan di lakukan oleh suami nafsu nya itu, kepada nya.

Mendengar ucapan Haico dengan cepat Rangga menarik tubuh Haico mendekati dirinya. Kini jarak keduanya sangat dekat. Bahkan hembusan nafas keduanya sudah benar benar terasa. Rangga lebih mendekat, mengikis jarak antara keduanya. Dan ....

Cup..

Benda kenyal milik Rangga berhasil menempel di atas bibir Haico. Perlahan Rangga melumat, mencium, dan menjelajahi deretan gigi istrinya.

Tangan nya tak tinggal diam. Rangga mengarahkan tangannya di atas dua gundukan besar milik Haico. Ia memilin, menyesap, dan melumat kedua gundukan itu. Setelah Haico bugil tanpa sehelai benang sedikit pun.

Dan adegan terakhir mereka akhiri dengan memasukan milik Rangga, ke dalam milik Haico.

"Ah,,,ssaa-kki-t ah". Desah Haico saat Rangga berhasil memasukkannya.

Dan malam mereka lalui dengan sangat nikmat, dan di penuhi oleh nafsu ke duanya.

-o0o-

Pagi harinya, Haico nampak sudah siap untuk menyiapkan beberapa sarapan untuk Rangga. Menu hari ini hanya ada nasi goreng dan beberapa lauk sisa kemarin malam yang bunda Lenni berikan.

"Pagi sayang, gimana enak nggak semalem sama aku". Goda Rangga, yang berhasil membuat pipi Haico memerah.

Haico tersipu malu, saat mendengar perkataan Rangga barusan. Ia menundukkan kepalanya. Dan tersenyum di balik wajah merah nya.

"Enggak biasa aja". Ucap Haico, yang mencoba tetap tenang. Walaupun hatinya tak karuan, jantung nya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

"Yakin?". Ucap Rangga kembali.

Haico hanya mengangguk. Yah, walaupun hatinya ingin mengatakan 'iya, sangat puas'. Tapi tidak, Haico tidak mungkin mengatakan hal itu. Karena kalau Haico mengatakan hal seperti itu dapat membuat kepala seorang Rangga Aldevaro Alexi meledak, kegirangan.

"Udah siang mending kamu berangkat ke sekolah. Nanti telat". Ujar Haico sembari merapikan baju seragam Rangga yang mulai kekecilan.

"Oke siap sayang nya aku..". Ucap Rangga dengan gaya tangan yang di angkat dan di letakan di pelipis alis, seolah orang yang sedang hormat pada tiang bendera.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang