-30-

387 61 2
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

Siapa sangka ternyata di rumah. Haico masih kesal dengan foto yang tadi Oura kirimkan padanya. Haico terus menunggu Rangga di depan teras rumahnya. Sudah dari 2 jam yang lalu namun Rangga tak kunjung juga datang. Mungkin Haico lupa kalau sekarang ini Rangga sedang pergi ke kantor pak dimas. Haico mulai curiga, tak biasanya Rangga pulang telat seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Bara, siapa tau sekarang Rangga sedang berdua jalan bersama Bara.

[Hallo co, ia ada apa?]
Maaf kak ganggu, Rangga sekarang lagi sama kak Bara nggak?.

Soalnya dia belum pulang.
[Tadi udah pulang kok co, bahkan tadi aja dia jalan ke parkiran bareng gue. Tapi waktu gue ajak pulang bareng katanya ada urusan].

Oh, gitu yah kak. Makasih kalau gitu maaf nganggu. Assalamualaikum...
[Yoi, waalaikumsalam]

Setelah mendengar pernyataan dari Bara barusan. Haico di buat tambah naik pitam kepada Rangga. Bisa bisanya ia pergi entah kemana. Tanpa meminta izin kepada Haico, yang sekarang ini menyandang status sebagai istrinya. Rasa kesal kini sudah ada di hati Haico. Entah apa yang nanti bakal Haico lakukan kepada Rangga. Mungkin nanti Rangga akan di jadikan perkedel kentang oleh nya.

"Awas aja yah sampai kamu pulang... Mati kamu". Ujar Haico kesal dalam hatinya.

-o0o-

Mobil yang tadi Rangga dan Zella naiki berhenti di depan sebuah kantor mewah, dengan interior yang sangat apik. Mereka berdua memasuki kantor pak Dimas, dengan beriringan jalan berdua. Banyak pasang mata melihat ke arah mereka. Banyak karyawan yang berbisik membicarakan tentang keduanya.

"Cocok yah mereka berdua".

"Apa, itu pacar barunya Zella yah".

"Gila,,, serasi banget nggak sih".

"Calon mantunya pak Dimas tuh".

Bukan cibiran melainkan pujian yang para karyawan itu berikan kepada Zella dan Rangga. Mereka berdua menaiki lift menuju ke lantai paling atas. Tepatnya di lantai 4 gedung itu, di sana lah ruangan pak Dimas berada.

Sesampainya di sana Zella langsung membuka pintu ruangannya. Dan berteriak memanggil nama papanya. "Papa Zella is coming". Teriaknya.

Pak Dimas memberhentikan aktivitas nya. Menatap sang anak yang kini sudah berdiri di depannya dengan seorang anak laki laki, di belakangnya.

"Hai sayang... ". Ucap pak Dimas mengelus rambut anak nya.

"Rangga". Kini pak Dimas beralih menghampiri Rangga dan mengulurkan tangannya untuk di jabat oleh Rangga.

Pak Dimas, mempersilahkan Rangga untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan nya. Lalu ia memanggil office boy agar membuatkan minuman untuk Rangga.

"Mau minum apa?". Tanya pak Rondi (office boy yang ada di kantor itu).

"Kopi boleh deh". Ucapnya ramah.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang