-10-

496 44 2
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

Bara menarik tangan Rangga dengan sangat kasar. Sesaat ia mendengar suara bel masuk berbunyi. Keduanya berlari melewati setiap lorong kelas yang ada di sekolahnya. Namun dari arah berlawanan terlihat Haico dan Oura yang juga sama-sama sedang berlari.


Bruk!

Ke-empat orang tersebut berhasil bertabrakan dengan lumayan keras. Mereka sama sama terjatuh dengan posisi tubuh Haico yang berada di atas tubuh Rangga. Sedangkan Oura kepalanya terkena tendangan kaki milik Bara.

Haico segera bangkit dan berdiri menjauh dari tubuh Rangga, begitupun dengan Rangga. Mereka terdiam, sama sama canggung menundukkan kepalanya. Dan tak berani untuk membuka pembicaraan.

"Bang Bara sakit tau ah!!". Teriak Oura yang dapat membuyarkan kecanggungan keduanya, siapa lagi kalau bukan Haico dan Rangga.

"Maaf kak nggak sengaja". Ucap Haico yang berlalu pergi menuju tempat dimana Oura terjatuh.

Di sisi lain kini Bara dan Oura masih sama sama beradu argument. Mereka sama sekali tak mau ada yang di salah kan. Satu persatu diantara mereka selalu merasa paling benar.

"Yah, elo sih nggak lihat gue". Bentak Bara kepada Oura.

"Tau ah,, udah salah nggak mau ngaku. Dasar banci!!". Gertak Oura sembari menghentakkan kakinya kasar di atas lantai. Dan berlalu pergi mengandeng tangan Haico meninggalkan kedua pria yang kini saling menatap dan terdiam membisu.

"Rasa apa ini?". Pikir Rangga saat jantung nya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Gejolak cinta mungkin saja sekarang sedang ia rasakan. Tapi apa mungkin ini semua Haico yang menyebabkan. Ia tepis semua pikiran nya tadi, ia tak mungkin bisa suka dengan wanita seperti Haico.

                                 🌻

Haico dan Oura kini sudah duduk manis di dalam kelas. Sembari menunggu guru datang ke kelas mereka. Memang kalau di lihat dari jadwal, hari ini mereka tak ada pelajaran. Hanya sekedar pengenalan dan pemilihan anggota pengurus kelas.

Haico diam sembari membaca buku novel yang ia beli beberapa hari lalu bersama Oura. Sedangkan Oura sekarang ia sedang asik berbincang, mungkin bukan sekedar berbincang biasa, bisa dibilang kini Oura bersama teman yang lainnya, sedang membicarakan tentang keburukan orang lain. Atau dalam bahasa gaulnya sering disebut gosip atau gunjing.

"Hai... My love. How are you?". Ucap Agam yang kini sudah berada di hadapan Haico. Haico hanya melirik ke arah Agam sekilas sebelum ia kembali menatap halaman novelnya.

Namun Agam tak putus asa, ia terus merayu Haico hingga Haico bisa luluh kepada nya. "Ih,,, kok nggak di jawab sih?". Kesal Agam yang mulai merampas novel yang ada di genggaman tangan Haico. Haico yang mulai kesal ia menjambak rambut Agam dengan sangat kasar.

"Aduh,,, duhh,,, sakit ayang beb". Rancau Agam yang memohon kepada Haico, untuk melepaskan jambakannya.

"Balikin dulu novel gue. Baru gue lepasin". Ucap Haico bernegosiasi.

Agam memberikan buku novelnya kepada Haico, dan Haico melepaskan jambakannya dari rambut Agam. Tak lama dari itu pak Hendru, selaku wali kelas mereka masuk dengan membawa beberapa barang di tangan kanan dan kirinya. Haico yang melihat itu, ia berinisiatif untuk membantu. Haico berdiri dan menghampiri pak Hendru yang masih berdiri di depan pintu kelas.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang