31

428 62 6
                                    

Hello everyone
Ini karya gabuts, yang nggak wajib di baca.
Tapi kalau mau baca juga gpp sih:)
Enjoy, moga terhibur.
Tapi sorry kalau masih banyak yang typo di tulisannya.

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-
-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

-TYPO BERTEBARAN DI PART INI-

🌻

"Sayang udah dong,,, marahnya.... Mending kita makan kue coklat nya. Nanti kalau kadaluarsa gimana". Ujar Rangga yang terus mencoba membujuk Haico tanpa henti.

Haico tetap diam. Sebenarnya untuk saat ini Haico ingin sekali melahap habis kue coklat di hadapannya itu. Tapi karena gengsinya ia menahan rasa maunya itu.

Haico terus melirik kue coklat yang ada di hadapannya. "Aduh, gila enak banget deh kayak nya. Coklat nya lumer lagi.... Yaallah kuat kan iman hamba". Ujar nya dalam hati. Haico terus menelan Saliva nya. Mengusap air liur yang mulai keluar dari mulut nya. Rangga yang menyadari itu, ia malah berusaha untuk terus membuat Haico tak tahan akan rasa keinginannya untuk melahap kue itu.

Rangga mengambil satu kue coklat nya lalu menyantap nya dengan sangat nikmat. "Enak banget,,, coklatnya lumer co. Coba deh sini kamu lihat". Ujar Rangga.

"Ahh, rasanya gue pingin teriak... Enak banget... Siapa pun tolong ambilkan gue satu kue ituu". Teriak Haico dalam hatinya.

Tiba tiba terbesit ide jahil di benak rangga. Rangga berpura pura pergi ke kamar mandi hanya untuk melihat reaksi istrinya, saat ia tinggal pergi. Apa Haico mengambil kue itu atau tidak. Toh, kalau dia ambil kue nya. Rangga akan mempergoki.

"Sayang, aku ke kamar mandi dulu". Ucap Rangga yang sebenarnya tak ke kamar mandi melainkan bersembunyi di balik tembok yang arahnya langsung menghadap ke Haico.

Tak lama Rangga pergi. Haico langsung mengambil satu kue itu, lalu melahapnya dengan sangat cepat. Sebelum Rangga kembali. "Aduh gilaa, enak banget kue nya. Mau ambil satu lagi tapi nanti takutnya ketahuan sama Rangga. Kan ogah banget". Ujarnya yang terus menjilati jari jari tangannya yang penuh degan lumeran coklat.

Disisi lain, Rangga tak henti hentinya tersenyum melihat tingkah laku istrinya. "Dasar gengsian". Cibiran nya. Rangga kembali dengan seolah olah tak terjadi apa apa sebelum nya.

"Kok hilang satu yah, kue nya". Ujar Rangga sengaja.

"Apa?! Hah ?!. Gtw kan kamu yang makan dari tadi kok bilangnya ke aku". Tungkas Haico kikuk.

"Oh, terus tuh.. sebelah bibir kamu kok ada coklat coklat nya. Habis ngapain". Ucap Rangga. Yang tak sengaja melihat sisa coklat yang masih tertinggal di sisi bibir Haico.

Haico bingung harus menjawab nya seperti apa. "Oh,, jadi kamu nuduh aku. Nyebelin banget sih... Nggak waras, gila, stress". Ucap Haico menghina Rangga. Haico tak lagi memperhatikan Rangga. Ia tidur dan membelakangi Rangga, yang masih duduk memakan sisa kue nya.

"Kalau mau bilang aja kali. Nggak usah gengsi kayak gitu". Sindir Rangga membuat Haico mengusap wajahnya gusar.

"Dasar gila...". Kata umpatan terus Haico lontar kan kepada Rangga. Namun ia ucapkan hanya dalam hatinya, tak mau Rangga mendengar nya.

MELANCHOLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang