37 > Oke

781 111 13
                                    

• • • * * * • • •

"EROPAAA!!!" Teriak Aurin dari luar kamar menerobos masuk.

Eropa yang sedang bercermin, standing mirror yang menampakkan seluruh tubuhnya. Perutnya mulai ada parubahan, sudah tidak rata seperti dulu. Usia kandungannya menginjak bulan keempat.

Ia tersenyum menoleh pada Aurin.

"Sumpah aku seneng bangetttt!!! Marvel mau pulangggg!! Eropa aku harus kaya gimanaaa?!! Dadakan banget Om Arya bilangnya.. Aaakh.." Aurin memeluk Eropa menyalurkan rasa senangnya. Tubuhnya melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil yang baru dibelikan es krim.

Hubungannya dengan Aurin tidak begitu buruk, sudah mulai terbiasa mungkin karena setiap hari bertemu. Aurin sudah seperti kakak perempuan bagi Eropa.

"Jadi kamu gajadi nyusulin dia lagi?" perasaan Eropa pun sudah mulai terbiasa, Aurin selalu menceritakan hubungannya dengan Marvel. Ia pun meresponnya dengan baik. Ia hanya bersikap selayaknya sahabat yang mendengarkan curhatan.

"Nggak perlu lah!" Aurin menjatuhkan tubuhnya terlentang pada ranjang lembut Eropa. "Ah.. Aku nggak sabar ketemu Marvel..."

Eropa duduk dipinggiran ranjang, masih mendengarkan ocehan dari Aurin. Ia turut senang namun tidak bisa menghilangkan kekhawatiran mengingat bagaimana Marvel yang sebenarnya.

Tapi ia juga tidak mau merusak kebahagiaan Aurin. Dari sekian banyak cerita yang gadis itu lontarkan, ia masih sangat mengingat dengan jelas jika Marvel mengirim sebuah kalung pada Aurin. Dan itu membuat Eropa sedikit merubah perspektifnya pada Marvel.

Marvel yang manis? Entah.

"Eropa, kamu nggak pernah cerita tentang kamu, selalu aja aku yang cerita kekamu." Aurin mendengus kesal.

"Ya kamu nggak pernah nanya."

"Kan aku ceritain tentang Marvel pun, kamu nggak nanya. Kenapa giliran aku harus nanya dulu?" melihat Eropa yang tidak memperdulikannya, Aurin kembali bersuara. Kini tatapannya menjadi serius. "Kamu nggak pernah minta tanggung jawab ke cowok brengsek yang hamilin kamu?"

"Nggak."

"Tapi dia tau kalo kamu hamil anak dia?"

"Emm... Mungkin. Aku nggak tau juga, bisa juga dia nggak percaya aku hamil anak dia."

"Kok nggak percaya sih?! Eropa emang kamu pernah sama berapa cowok?"

Eropa malas menjawab. Ia langsung pergi meninggalkan Aurin yang langsung terduduk menatap kepergian Eropa dengan kesal.

"Dasar! Mentang-mentang mau jalan." cibir Aurin.

Eropa yang sudah melangkahkan pada anak tangga menuju pintu utama dimana seorang lelaki sedang menunggunya disana. Lelaki yang sudah sebulan ini dekat dengannya, Revan namanya. Revan itu seniornya di kelas melukis.

Saat pintu terbuka, Eropa langsung menyunggingkan senyum cantiknya.

"Revan, aku lama ya?"

"Nggak." Revan membalas senyum menawannya. "Udah siap?"

Eropa mengangguk.

Revan menawarkan tangannya untuk menggenggam jari jemari Eropa. Tanpa menunggu lama, Eropa langsung menggenggamnya.

"Seneng banget yang mau ultah." goda Revan pada Eropa.

Eropa mendelik, "Takut ga aku minta hadiah yang aneh?"

"Kenapa takut? Aku aja ga pernah takut sama bumil yang lagi ngidam."

Eropa balas tertawa.

• * •

MARVELOUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang