• • • * * * • • •
Eropa menenggelamkan setengah wajahnya pada selimut. Wajahnya merona. Ia bahkan tidak merasa menyesal sama sekali telah melakukan hal yang luar biasa baginya. Ia menutupi senyuman nya.
Lou disamping memeluknya dengan sayang pada Eropa disampingnya. Ia hanya memejamkan matanya. "Masih sakit?"
"Sedikit."
Lou kembali diam.
"Lou, aku takut."
"Jangan takut."
"Aku takut pas aku bangun besok kamu pergi."
Lou terdiam. "Kalo misalnya aku pergi, trus aku janji sama kamu balik balik. Kamu mau nunggu?"
Eropa berpikir kali ini. "Aku nggak mau, jangan tinggalin aku."
"Oh iya nomer ponsel Lou berapa? Masa kita pacaran tapi belum sekontak." Eropa sedikit bangkit mengambil ponselnya. Tapi Lou justru dengan jailnya menarik selimut yang menutupi tubuh Eropa. Membuat tubuh putih mulusnya kembali terlihat.
"Ish nakal!" Eropa merebut paksa selimutnya. Membuat Lou terkekeh gemas.
Lou bangkit mengambil pakaiannya.
"Kamu mau kemana Lou? Mama aku belum pulang."
"Aku cuma pake baju."
"Nih!" Eropa menyerahkan ponselnya pada Lou, agar Lou mengetikkan nomer ponselnya.
Lou sedikit berpikir, dengan pasti ia mengetikkan nomernya. Ia sempat berpikir, mungkin dengan ini Eropa bisa menunggu dan menerima kabarnya. Lou sebenarnya tidak tega meninggalkan Eropa. Ia sangat tidak merasa bersalah, menurutnya ini adalah jalan yang terbaik. Lalu Lou mengembalikan ponsel Eropa.
Lou kemudian lihat pesan dari kakanya lagi.
Kakak Idiot
Lou! Kamu dimana! Ini udah malam."Kamu pake baju dulu. Kita nunggu mama kamu dibawah."
Eropa nurut, ia mengenakan gaun tidur merah. Rambut nya ia kuncir namun Lou menatap tidak suka.
"Jangan dikuncir."
Eropa kembali nurut. Ia juga bodoh. Seharusnya Eropa sadar jika dilehernya banyak tanda kemerahan. Ia menggerai rambutnya panjang nya.
Lou dan Eropa menunggu disofa ruang tamu. Suasana menjadi canggung. Eropa tahu jika Lou mengabaikan banyak pesan.
"Dari kakak kamu? Kenapa nggak dibales?"
"Nggak papa."
"Kamu udah disuruh pulang ya. Kamu boleh pulang kok, aku nggak papa."
Lou tidak berniat pulang. Ia masih ingin menghabiskan waktunya bersama Eropa. Tapi Eropa tidak mengerti, yang ia tahu hanya Lou yang menemaninya sampai mamanya pulang.
Ponsel Eropa berdering panggilan dari mamanya.
"Iya ma."
"Mama nggak pulang soalnya kemaleman, kamu berani dirumah sendiri?"
Eropa tidak menjawab sampai sambungan terputus.
"Mama kamu nggak pulang?"
Eropa menggeleng.
"Kita kekamar lagi, aku pulang setelah kamu tidur."
"Lou nggak papa? Nanti kakak kamu marah."
Mereka berdua kembali berbaring disatu ranjang. Dengan selimut yang saling menghangatkan suasana. Tapi Eropa tidak bisa tidur, jantungnya terus berpacu tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS ✔
Roman pour AdolescentsEropa Azeera, seorang gadis cantik yang menyamar menjadi gadis cupu berkacamata hanya karena tak ingin seseorang dari masa lalu kelamnya datang dan mengenalinya. Seorang yang amat ia benci adalah orang yang bilang padanya bahwa semua baik-baik saja...