• • • * * * • • •
Pertemuan antara keluarga dari pihak Marvel dengan keluarga pihak Aurin, semuanya akan berjalan lancar tidak seperti keinginan lelaki itu. Lelaki yang sedang duduk dengan tatapan dingin menatap lawan dihadapannya yang dengan seenaknya memutuskan untuk mempercepat pertunangan yang tidak pernah ia harapan, bahkan tidak pernah ia pikirkan akan berlangsung.
Tangannya mengepal kuat, tidak bisa berbuat apapun untuk menghentikkannya. Jika tau akan terjadi seperti mungkin berada di Singapura lebih baik, apa ia harus membawa Eropa juga saat ingin kabur pada takdir yang bukan ia rencakan.
Tenang Marvel, hanya pertunangan. Apa yang dikatakan Shereen harus ia pegang, bahwa ia hanya harus menurut untuk acara pertunangan ini, dan setelah itu ia boleh bebas jika ingin membatalkan ataupun meninggalkan Aurin. Karena Marvel tidak pernah menganggap ini semua serius.
"Marvel, apa ada masukan dari kamu?" tanya Pak Arya menatap Marvel yang sedari tadi hanya sibuk dengan pikiran dikepalanya.
Marvel tersadar dan menoleh, "Pak Arya, saya pernah setuju dengan semua ini?"
Papah Eropa terkejud menatap tidak percaya pada Marvel lalu menatap Shereen meminta penjelasan, pria itu tidak mengerti mengapa Marvel yang sedari tadi diam mulai menolak. mendapatkan tatapan dari suaminya yang membuatnya tidak enak, ia akhirnya menyentuh tangan Marvel, mengisyaratkan adiknya untuk berhenti sampai sini dan tidak melewati batas.
Aurin yang mlihat semua itu menunduk, ia harus mendapatkan Marvel bagaimana pun caranya. Marvel akan menjadi miliknya seutusnya, tidak ada yang bisa merebut Marvel darinya. Aurin bahkan dengan mendadak memberitahu orang tuanya untuk datang, karena setelah orang tuanya yang beraksi Pak Arya akan memberikan jalan untuknya. Itu semua karena hutang budi Pak Arya pada papah Aurin.
Karena perlakuan Shereen, ia memutuskan untuk meninggalkan suasana yang mulai menegangkan itu. Setelah keluar dari Restauran, ia berjalan melangkahkan kaki ke smoking area ia ingin mendinginkan pikirannya. Baru saja keluar, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang tubuhnya lebih rendah dariya. Tapi ia tidak peduli tetap berjalan terus, sampai saat suara yang ia kenal membuatnya berbalik.
• * •
Revan memperhatikan Eropa yang diam saja tidak seperti biasanya, apa dirinya membuat kesalahan yang membuat wanita hamil itu mendiamkannya. Terlebih beberapa hari ini Eropa sangat cerewet padanya. Namun hari ini sangat aneh, apa suasanya sedang buruk? Ia pun sendiri tidak mengerti.
"Apa kita nggak perlu datang kesana?" tanya Revan dengan pengertian, menatap lembut pada Eropa.
"Aku nggak papa, Revan."
"Ka..kamu keberatan dengan rencana pertunangan Marvel dan Aurin?" tanya Revan dengan jujur, ia harus mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini.
Eropa menoleh serius, terkejud dengan pertanyaan tidak masuk akal yang dilontarkan oleh Revan kepadanya. Tidak mungkin ia keberatan! Karena hanya itu satu-satunya cara untuk melepaskan dirinya dari Marvel. "Kamu berpikir kaya gitu sama aku?"
"Pertanyaan itu nggak serius, Eropa. Itu tergantung kamu menyikapinya, aku cuma nanya dan seharusnya kamu mengelak kalo pertanyaan yang aku tanyain itu sama sekali nggak benar." jelas Revan berusaha setenang mungkin, karena dirinya mengetahui suasana hati Eropa yang sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu bertanya seakan nuduh aku." tunggu, Eropa justru baru kepikiran jika ia dan Revan akan datang ke Restauran yang akan membicarakan pertunangan Marvel dengan Aurin. Eropa percaya pada dirinya yang tidak akan serendah itu untuk keberatan, lalu kenapa hatinya sangat tidak nyaman? Hatinya belum merelakan Marvel..? Itu tidak mungkin, Eropa sangat yakin dengan itu.
Lalu ada apa dengan dirinya sperti ini? Bahkan sampai berprilaku buruk pada Revan. Sepersekian detik berlalu ia baru menyadari kehamilannya, Zero? Zero tidak bisa merelakan papahnya, itu berpengaruh pada suasana hatinya. Eropa refleks menyentuh perutnya, menenangkan Zero.
"Eropa..?"
Namun Eropa tidak bergeming sedikit pun.
Setibanya Eropa dan revan di Restaurant, Revan tanpa diminta membukakan pintu mobil untuk Eropa dan menawarkan tangannya untuk digenggam agar memudahkan Eropa turun.
Mereka melangkahkan kaki untuk masuk, namun seseorang menabrak pundak Eropa dengan tidak sengaja. Hampir saja Eropa ingin tersungkur, dengan cekatan Revan menangkap Eropa. Namun Eropa justru salah fokus pada seseorang itu. "Marvel..?"
Marvel yang awalnya tidak peduli untuk melihat sekitar, bahkan untuk meminta maaf karena menabrak orang dengan tidak sengaja pun Marvel enggan. Namun setelah mendengan orang memanggil namanya, ia mengenal suaranya. Ia berbalik mendekati kedua orang itu, lalu tanpa izin mencekal lengan Eropa.
"Aku mau ngomong sama kamu." Marvel ingin menariknya, namun Eropa tidak bergerak sedikitpun untuk mengikuti Marvel.
"Eropa nggak mau, lo nggak usah maksa, nggak bisa?" Revan berusaha melepaskan tangan Marvel yang mencekal lengan Eropa.
"Marvel.. Lepas.." tangan Eropa satunya menyentuh lengan kemeja Marvel, agar melepaskan lengannya.
"Ini bukan urusan lo." Marvel menatap dengan laser tajam kearah Revan. "Eropa, kamu nggak mau aku paksa ditempat umum kaya gini kan?" tatapan intimidasi dari Marvel melumpuhkan Eropa.
Sekali lagi, Revan menunggu Eropa untuk kembali menolak lelaki brengsek itu agar ia bisa bertindak sesuai dengan kemauan Eropa, namun Eropa tak kunjung menolak Marvel. Hal itu membuat Revan kesal dengan telapak tangan mengepal kuat, salahnya yang ingin memulai hubungan dengan wanita yang belum bisa menyelesaikan hubungan dimasa lalunya.
Sampai akhirnya Revan mendengar kalimat terakhir Eropa sebelum meninggalkannya, "Revan, maaf aku harus selesain ini semua."
Marvel membawa Eropa jauh dari jangkauan Revan. Saat Marvel menghentikan langkah, Eropa menyentuh lengan Marvel berusaha melepaskan cegkeraman Marvel padanya. "Kamu senang dengan apa yang kamu lakuin?"
Marvel menatap bingung mendengar ucapan Eropa.
"Pasti kamu menyesal karna balik kesini(?) Harusnya kamu menetap di Singapura, Dengan begitu kamu nggak akan bertemu Aurin. dan rencana pertunangan ini pun nggak akan ada."
"Kamu pikir, dengan aku tunangan sama Aurin itu bisa ngelepasin kamu dari aku?! Aku nggak akan pernah lepasin kamu hanya karna masalah sepele kaya gini."
"Masalah sepele kamu bilang?" Marvel dengan obsesi kekanakannya, membuat Eropa muak mendengarnya. "Marvel, kamu dulu nggak sadar pernah buang aku gitu aja?"
"Aku nggak pernah ngebuang hal yang berharga dihidup aku, Eropa. Itu cuma kemarahan sesaat, kamu nggak ngerti itu."
Karena sudah mulai cape menghadapi Marvel yang tidak ada habisnya, kini Eropa ingin mempercepat waktunya dengan Marvel. "Lalu kamu bawa aku kesini untuk apa? Aku harus kembali secepatnya."
"Ayo kita ke Eropa, kunjungi negara dimana mama kamu ingin pergi."
Hening, Eropa membeku, bukan karena ia terpukau dengan ajakan tiba-tiba dari lelaki itu. Namun lebih ke tidak habis pikir pada pikiran Marvel, bisa-bisanya lelaki itu memikirkan ingin mengajaknya ke tempat jauh di waktu rencana pertunangannya dengan gadis lain.
• • • * * * • • •
Kalo Eropa balik lagi sama Marvel dan sia-siain Revan, udah si itu bodoh banget
Kamis [25:11:2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS ✔
Roman pour AdolescentsEropa Azeera, seorang gadis cantik yang menyamar menjadi gadis cupu berkacamata hanya karena tak ingin seseorang dari masa lalu kelamnya datang dan mengenalinya. Seorang yang amat ia benci adalah orang yang bilang padanya bahwa semua baik-baik saja...