40 > Arunika

742 107 15
                                    

Vote dulu ♥

• • • * * * • • •

Ini sudah lewat tengah malam, Eropa tidak bisa tidur. Ia belum menyesuaikan dirinya pada lingkungan baru. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar kamar, pergi ke balkon. Eropa duduk diayunan kayu yang diletakkan disamping.

Merenung, hanya diam dan tidak memikirkan apapun. Namun semakin lama matanya justru menjadi lebih segar.

Lalu suara dentingan gelas pada meja kaca membuatnya menoleh. Seseorang menaruh satu gelas susu cokelat dimeja, disatu tangan yang lainnya ada gelas yang lelaki itu genggam.

Eropa langsung bangkit. "Jangan ikutin aku."

Marvel mencekal kencang lengan Eropa yang ingin pergi dan menariknya agar berdiri dihadapannya. "Aku diem aja, bukan berarti aku ngelepasin kamu."

Eropa mendengus. "Kamu itu udah pergi dari aku."

"Tapi kali ini aku nggak akan pergi lagi."

"Marvel, kamu pikir dengan kaya gini kamu bisa balikin semua apa yang kamu mau? Nggak akan bisa. Aku nggak mau jadi Eropa yang bodoh yang dengan mudahnya luluh sama kamu lagi."

Tatapan mata memohon yang ditunjukan Eropa tidak membuat Marvel membuka mata.

"Aku mohon, sedikit aja kamu pikirin perasaan aku. Aku udah capek. Kita nggak bisa kaya dulu. Kamu nggak akan berubah."

"Aku bisa berubah, aku sayang sama kamu. Itu nggak cukup? Aku bahkan nggak ngungkit tentang asal-usul kehamilan kamu."

Eropa tersenyum miris dan memejamkan mata. "Sayang? Segitu besarnya kamu mau milikin aku. Padahal dihati kamu nggak ada rasa percaya sama aku. Dihati kamu itu cuma obsesi."

"Oke, itu anak aku. Aku bakal ngakuin itu anak aku. Itu yang kamu mau? Asal kamu bisa kembali lagi sama aku."

Telapak tangan Eropa mengepal menahan kesal.

"Lo nggak suka perlakuan manis gue?"

Baru beberapa menit yang lalu, kini Marvel merubah semuanya. Membuat Eropa tidak mengerti.

"Percuma kan gue curahin semua perhatian gue ke lo, dan balasan lo ini."

Eropa berusaha tenang, "Ini bukti nyata kalo kamu nggak akan bisa berubah. Kamu nggak bener-bener sayang sama aku, jangan bilang hubungan aku sama kamu dari dulu hanya karna kamu cuma menginginkan tubuh aku." Eropa menatap mata Marvel mengharapkan jawaban yang pasti.

"Terus kalo iya?" Marvel tersenyum miring, jujur ia lebih menyukai Eropa yang seperti ini. Mata tenang yang menyiratkan ketakutan padanya. Membuat Marvel yang kembali berkuasa, ini adalah permainan Marvel.

Satu detik. Satu kedipan yang langsung menteskan air mata mendengar jawaban Marvel.

"Dan gue mau sekarang." Marvel mendorong pelan bahu Eropa menempel pada pagar balkon. Sangat sulit mencium wanita itu karena rontaannya.

"Kalo lagi hamil ngelakuin 'itu' boleh nggak sih?" Marvel menggoda Eropa. Bibirnya menjelajah leher Eropa, mejilatinya dengan sensual.

Eropa meneguk salivanya. "Jangan..."

"Nggak boleh ya? Tapi gue nggak peduli." tangannya mulai nakal, mengelus paha dengan jari jemarinya pada bawah gaun terusan yang Eropa kenakan. Sampai pada titik kewanitaan Eropa yang masih terbalut. Menekannya membuat sang empunya bergerak gelisah karena sengatan kecil dibawahnya.

"Lo suka kan?"

Eropa menggeleng, menyentuh lengan Marvel agar berhenti.

"Mulai sekarang gue nggak akan ganggu lo didepan cowok lo, karna jujur gue lebih suka main dibelakang."

MARVELOUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang