• • • * * * • • •
Marvel hanya diam, pikirannya berkelana. Memikirkan kakaknya sendiri, apa dia bahagia dengan menikah? Seandainya Marvel bisa melakukan sesuatu untuk mencegah pernikahan ini. Bahkan jika ia bisa mengorbankan dirinya daripada ia harus menyaksikan kakaknya yang terpaksa dan memasang topeng baik-baik saja.
Karena khawatir dengan kakaknya, Marvel melupakan untuk mengabari Zeera bahwa dirinya tidak akan Sekolah. Marvel memandangi kakaknya sampai riasannya sudah selesai, kakaknya mendekati Marvel dengan mengangkat gaunnya.
"Lou, kakak nggak papa. Ini yang terbaik, mama juga pasti ngijinan kakak." Kak Sheeren menenangkan Marvel yang masih diam membeku. Alasan terbesar Sheeren menikah dengan pria yang usianya sangat jauh darinya karena pengobatan mamanya yang membutuhkan dana yang fantastis. Bahkan papa Marvel dan Sheeren meninggalkannya, karena sudah tidak sanggup membiayai pengobatan istrinya.
"Kalo gue nggak ngijinin lo nikah, gimana?" Marvel sangat tidak rela.
Sheeren terdiam menunduk. Memaksakan senyumnya, menyalurkan pada Marvel untuk merelakan dirinya. "Acaranya udah mau dimulai. Ayo." Sheeren mengabaikan ucapan Marvel.
"Dia udah punya istri sama anak kak. Lo tega ngerebut gitu aja?" mungkin ini menyakiti perasaan Sheeren, tapi Marvel ingin kakaknya tidak merasa menyesal setelah pernikahan ini. Keputusan ini sangat besar, semuanya akan berubah.
"Kakak nggak peduli." bohong, Sheeren menahan tangisnya. Dadanya berdesir karena ucapan Marvel barusan. Ia sudah tidak bisa kembali, ia harus menjalani hari ini.
Marvel mengikuti Sheeren yang berjalan duluan, didepannya sudah ada pria yang menunggu Sheeren. Mereka berkumpul dibawah, menunggu kehadiran puteri dari calon suami kakaknya.
Dan saat itu ia baru terpikir untuk mengabari Zeera, ia menelepon Zeera bertanya keberadaan. Ternyata pacarnya pun sedang ada acara keluarga. Perasaan lega Marvel, ia ingin hubungannya tetap membaik.
Namun beberapa menit kemudian, Marvel sedikit terkejut. Karena anak perempuan termuda dari calon suami kakaknya berteriak memanggil seseorang, nama yang langsung membuat hatinya berdegup kencang.
"Kak Eropa!"
Marvel menoleh, disana ia melihat Eropa. Ini sudah empat tahun berlalu, apa tuhan mengijinkannya bertemu kembali dengan seseorang yang sangat ia sayangi dimasa lalu? Marvel tidak percaya ini. Ia bahkan memperjelas pengelihatannya, benar. Dia Eropa.
Melihat Eropa—miliknya yang akan pergi. Marvel bangkit ingin mengejarnya sebelum ia menyesal telah kehilangan kembali. Tanpa meminta ijin pada siapa pun, membuat mata bingung dan penasaran terpancar melihat Marvel yang mengejar Eropa.
Diluar, halaman luas dengan taman yang sudah dihias cantik. Mata Marvel menangkap keberadaan Zeera yang melewati halaman trus berjalan ingin keluar dari gerbang. Namun Marvel berlari sangat kencang, hingga keluar gerbang. Meraih lengan Zeera, mencengkeramnya dengan kuat membawanya mendekat. Marvel memeluk Zeera dari belakang, sangat erat, menandakan ia tidak ingin kehilangan kembali, kehilangan miliknya kembali.
Tangan Marvel melingkar dipinggang Zeera, menempelkan dagunya pada pundak Zeera. "Aku sangat merindukan mu." lirihnya.
• * •
Zeera sangat gugup. Jantungnya sangat berdebar kali ini, bahkan lebih cepat saat Marvel memeluknya. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, seperti Zeera atau seperti Eropa dulu? Bahkan bersamaan dengan itu Marvel berucap lirih.
"Aku sangat merindukan mu."
Zeera bergeming, manahan napas sesaat. "Lepasin aku!" kini tubuhnya menuntunnya menjadi yang dulu, Eropa. Zeera sangat membenci dirinya yang dulu, sangat kotor, dan menjijikkan. Perempuan naif yang dengan bodohnya percaya lelaki sialan. Walau ia ingin menghilangkan masa lalu Eropa dari hidupnya, namun ia lebih memilih menghilangkan Eropa dari hidup Marvel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS ✔
Teen FictionEropa Azeera, seorang gadis cantik yang menyamar menjadi gadis cupu berkacamata hanya karena tak ingin seseorang dari masa lalu kelamnya datang dan mengenalinya. Seorang yang amat ia benci adalah orang yang bilang padanya bahwa semua baik-baik saja...