• • • * * * • • •
"Maaf.. Hiks! ... A--aku nggak akan... u--ulangin lagi.. Hiks. Ini sakittt... Kak.. Aku mohon berhenti.." Zeera tergugu dalam tangisannya. Masih memeluk erat Marvel, menyadarkan lelaki itu untuk melembutkan perlakuannya. Dan Zeera menjadi takut atas ancaman Marvel yang akan membuangnya pada teman-temannya.
Tubuhnya yang tidak memakai apapun, menjadi sangat terasa kala Marvel membalas pelukannya. Satu tangan Marvel mengelus punggung Zeera, menenangkan pacarnya. Apa Marvel sudah keterlaluan? Atau Zeera yang sedang berakal bulus untuk memanipulasi Marvel?
Zeera bukan perempuan licik, itu yang ada dipikirannya. Marvel mulai luluh kembali, sedikit merenggangkan pelukannya agar ia bisa menatap wajah Zeera. "Gue lanjutin ya? Tanggung."
Tanpa menunggu balasan Zeera, Marvel mulai menghentakkan kembali namun tidak secepat sebelumnya. Marvel mulai menciumi Zeera dengan nafsu yang sama. Disela-sela itu pun Marvel mengajukan pertanyaan pada Zeera. "Lo tertarik sama cowok lain?" tanpa penekanan, seperti biasa Marvel mengatakannya karena sudah kembali normal.
Zeera menggeleng pasti, dan batin Marvel terdiam beberapa saat. Masih menggerakkan kajantanannya Marvel menatap mata sayu Zeera. "Kenapa lo turutin omongan dia yang nyuruh lo putus?"
Zeera yang sempat bingung, akhirnya menyadari jika permintaan putusnya sangat bertepatan setelah seseorang menyarankan padanya. Tapi jujur, Zeera tidak bermaksud untuk menuruti seseorang itu, saat itu ia hanya tidak kuat denga prilaku seenaknya Marvel. Dan secuil kesenangan, ternyata Marvel memang sempat mengejarnya.
"Kamu denger?... Aku minta putus bukan karena ucapan dia. Kak.. Marvel cemburu?"
Marvel mengangguk paham, namun langsung membuang muka. "Cemburu? Kayaknya gue harus nyadarin lo deh." ucapan Marvel justru mengundang tawa pelan dari Zeera. Karena ucapan itu sangat kentara terlihat bertolak belakang dengan apa yang Marvel rasakan, dan Zeera melihat itu.
"Tadi pagi kenapa ninggalin aku? Kamu bilang tunggu tapi udah duluan."
Marvel mulai mengingat kembali kejadian tadi pagi. Sepertinya Zeera telah salah mengira.
Lo ke Sekolah naik apa?
"Bus. Mungkin."
Tunggu!
Mungkin salahnya juga, yang seharusnya Marvel ucapkan ialah—gue tunggu—terlalu tergesa membuatnya lupa? Dan meninggalkan satu kata yang penting yang akhirnya merubah makna kalimat itu. Marvel sedikit menyesal, ternyata karena dirinya, Zeera terlambat. "Gue nggak inget bilang tunggu." lagi, Marvel selalu tidak ingin mengungkapkan fakta.
"Kak.." panggil Zeera namun langsung disela oleh Marvel.
"Gue cepetin ya? Sumpah nggak kerasa banget." ucap Marvel setelah melihat Zeera yang sudah tidak menangis lagi. Mereka pun mulai melanjutkan percintaan mereka yang semakin memanas, bahkan mereka melewatkan beberapa jam pelajaran sampai jam pulang berbunyi.
• * •
Malamnya Zeera merebahkan tubuhnya diranjang, tubuhnya tidak selelah biasanya. Mungkin karena hubungannya dengan Marvel membaik, tapi Zeera tetap harus siap dengan perubahan sifat Marvel yang sewaktu-waktu seperti bunglon.
Zeera memiliki alasan kenapa ia memperlambat pengakuannya jika dirinya Eropa. Ia hanya ingin melupakan dirinya dimasa lalu, walau berhubungan lagi dengan lelaki yang sama, Zeera mulai merubah pola pikir jika ia bisa menjalani hidupnya tanpa bayang-bayang Eropa dan Lou.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS ✔
Roman pour AdolescentsEropa Azeera, seorang gadis cantik yang menyamar menjadi gadis cupu berkacamata hanya karena tak ingin seseorang dari masa lalu kelamnya datang dan mengenalinya. Seorang yang amat ia benci adalah orang yang bilang padanya bahwa semua baik-baik saja...